Yirmi Birinci Mektup/id: Revizyonlar arasındaki fark
("Bukan hanya kerabat dekat yang lanjut usia yang rezekinya datang kepada mereka dalam bentuk keberkahan. Namun juga rezeki sejumlah makhluk yang dianugerahkan untuk menjadi sahabat manusia seperti kucing. Rezeki kucing dikirim dalam rezeki yang dianugerahkan pada manusia. Ia juga datang dalam bentuk keberkahan. Hal ini didukung oleh sebuah contoh yang kulihat sendiri." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Yaitu seperti yang diketahui oleh para sahabat dekatku, dua atau tiga tahun yang lalu, aku memiliki jatah makan setiap hari setengah kerat roti. Satu kerat roti di desa ukurannya kecil. Seringkali tidak cukup untukku. Lalu ada empat ekor kucing yang datang bertamu dan tinggal bersamaku. Ternyata roti tadi cukup untukku dan untuk mereka. Bahkan biasanya masih tersisa." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği |
||
22. satır: | 22. satır: | ||
Bukan hanya kerabat dekat yang lanjut usia yang rezekinya datang kepada mereka dalam bentuk keberkahan. Namun juga rezeki sejumlah makhluk yang dianugerahkan untuk menjadi sahabat manusia seperti kucing. Rezeki kucing dikirim dalam rezeki yang dianugerahkan pada manusia. Ia juga datang dalam bentuk keberkahan. Hal ini didukung oleh sebuah contoh yang kulihat sendiri. | Bukan hanya kerabat dekat yang lanjut usia yang rezekinya datang kepada mereka dalam bentuk keberkahan. Namun juga rezeki sejumlah makhluk yang dianugerahkan untuk menjadi sahabat manusia seperti kucing. Rezeki kucing dikirim dalam rezeki yang dianugerahkan pada manusia. Ia juga datang dalam bentuk keberkahan. Hal ini didukung oleh sebuah contoh yang kulihat sendiri. | ||
Yaitu seperti yang diketahui oleh para sahabat dekatku, dua atau tiga tahun yang lalu, aku memiliki jatah makan setiap hari setengah kerat roti. Satu kerat roti di desa ukurannya kecil. Seringkali tidak cukup untukku. Lalu ada empat ekor kucing yang datang bertamu dan tinggal bersamaku. Ternyata roti tadi cukup untukku dan untuk mereka. Bahkan biasanya masih tersisa. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
10.32, 20 Ocak 2025 tarihindeki hâli
بِاس۟مِهٖ سُب۟حَانَهُ وَ اِن۟ مِن۟ شَى۟ءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَم۟دِهٖ
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
“Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibubapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada merekaperkataan yang mulia. Rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada da- lam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat.” (QS. al-Isrâ [17]: 23-25)
Wahai orang yang lalai! Wahai orang yang di rumahnya tinggal bersama ayah yang lanjut usia, ibu yang sudah tua, salah seorang dari kerabat, saudara seagama yang sudah lemah, atau orang yang papa dan tidak berdaya! Cermatilah ayat di atas! Perhatikan bagaimana sebuah ayat memberikan kepada orang tua yang sudah lansia lima macam kasih sayang dalam bentuk yang beragam.
Ya, hakikat termulia di dunia ini adalah kasih sayang ibu dan ayah terhadap anak mereka. Demikian pula, kewajiban paling utama adalah kewajiban untuk menghormati mereka sebagai balasan atas kasih sayang tersebut. Pasalnya, mereka telah mengorbankan kehidu- pan mereka dengan suka cita demi kehidupan anak mereka. Karena itu, setiap anak―selama masih memiliki rasa kemanusiaan dan tidak berubah menjadi binatang―harus menghormati para orang tua yang terhormat, setia, dan rela berkorban itu. Selain itu, ia juga harus melayani mereka secara tulus, berusaha mendapatkan rida mereka, serta membuat hati mereka senang dan bahagia. Paman dan bibi memiliki posisi yang sama dengan ayah dan ibu.
Sungguh tidak memiliki hati nurani orang yang merasa terbe- bani dengan keberadaan mereka yang telah lanjut usia itu dan menginginkan kematian mereka. Bahkan, perbuatan tersebut sangat tercela dan hina. Ketahuilah hal ini dan sadarlah! Ya, betapa sangat zalim dan tidak punya hati nurani sikap mengharap kepergian orang yang selama ini telah berkorban untuk hidupnya.
Wahai manusia yang diuji dengan kesempitan hidup! Ketahuilah bahwa pilar keberkahan rumahmu, serta sarana yang dapat mendatangkan rahmat dan menangkal musibah adalah orang yang telah lanjut usia itu, atau keluargamu yang buta yang terasa berat bagimu. Jangan pernah berkata, “Kehidupanku sulit. Aku tidak bisa memenuhi tuntutan hidupku.” Sebab, andai tidak ada keberkahan lantaran keberadaan mereka, tentu kehidupanmu akan lebih sulit. Pahamilah hakikat ini dan percayalah! Aku memiliki banyak bukti tentangnya. Aku juga bisa membuatmu mempercayainya. Namun agar tidak terlalu panjang, aku sengaja meringkasnya. Percayalah dengan perkataanku ini. Aku bersumpah demi Allah bahwa hakikat ini sangat jelas dan pasti. Bahkan diriku dan setanku juga tunduk di hadapannya. Karena itu, hakikat yang telah menghancurkan sikap keras kepala nafsu ammârah diriku dan membuat setanku terdiam sudah pasti juga dapat meyakinkanmu.
Ya, Sang Pencipta Yang Mahaagung dan Mulia yang Maha Pengasih (ar-Rahmân) dan Penyayang (ar-Rahîm) serta Mahalembut (al-Lathîf) dan Pemurah (al-Karîm)―lewat kesaksian seluruh alam― saat mengirim anak-anak ke dunia, seketika itu pula Dia mengirim- kan rezeki mereka dengan cara yang sangat halus. Seperti memancar- nya air susu ibu laksana mata air ke mulut mereka. Begitu pula rezeki untuk mereka yang telah lanjut usia yang kembali seperti anak-anak. Bahkan mereka lebih layak mendapat kasih sayang dan lebih membutuhkan belas kasih. Allah mengirimkan rezeki untuk mereka dalam bentuk keberkahan. Dia tidak membebani kalangan yang bakhil untuk memberi makan kepada mereka.
Al-Qur’an menjelaskan: “Allah Maha Pemberi rezeki yang memiliki kekuatan dan Mahakokoh.” (QS. adz-Dzâriyât [51]: 58).“Betapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Allahlah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Ankabût [29]: 60).Ini adalah hakikat mulia yang disuarakan oleh seluruh makhluk hidup lewat lisânul hâl (keadaan mereka).
Bukan hanya kerabat dekat yang lanjut usia yang rezekinya datang kepada mereka dalam bentuk keberkahan. Namun juga rezeki sejumlah makhluk yang dianugerahkan untuk menjadi sahabat manusia seperti kucing. Rezeki kucing dikirim dalam rezeki yang dianugerahkan pada manusia. Ia juga datang dalam bentuk keberkahan. Hal ini didukung oleh sebuah contoh yang kulihat sendiri.
Yaitu seperti yang diketahui oleh para sahabat dekatku, dua atau tiga tahun yang lalu, aku memiliki jatah makan setiap hari setengah kerat roti. Satu kerat roti di desa ukurannya kecil. Seringkali tidak cukup untukku. Lalu ada empat ekor kucing yang datang bertamu dan tinggal bersamaku. Ternyata roti tadi cukup untukku dan untuk mereka. Bahkan biasanya masih tersisa.
İşte şu hal o derece tekerrür edip bana kanaat verdi ki ben kedilerin bereketinden istifade ediyordum. Kat’î bir surette ilan ediyorum: Onlar bana bâr değil hem onlar benden değil, ben onlardan minnet alırdım.
Ey insan! Madem canavar suretinde bir hayvan, insanların hanesine misafir geldiği vakit berekete medar oluyor; öyle ise mahlukatın en mükerremi olan insan ve insanların en mükemmeli olan ehl-i iman ve ehl-i imanın en ziyade hürmet ve merhamete şâyan aceze, alîl ihtiyareler ve alîl ihtiyarların içinde şefkat ve hizmet ve muhabbete en ziyade lâyık ve müstahak bulunan akrabalar ve akrabaların içinde dahi en hakiki dost ve en sadık muhib olan peder ve valide, ihtiyarlık halinde bir hanede bulunsa ne derece vesile-i bereket ve vasıta-i rahmet ve لَو۟لَا الشُّيُوخُ الرُّكَّعُ لَصُبَّ عَلَي۟كُمُ ال۟بَلَاءُ صَبًّا sırrıyla, yani “Beli bükülmüş ihtiyarlarınız olmasa idi, belalar sel gibi üstünüze dökülecekti.” ne derece sebeb-i def’-i musibet olduklarını sen kıyas eyle.
İşte ey insan! Aklını başına al. Eğer sen ölmezsen ihtiyar olacaksın. اَل۟جَزَاءُ مِن۟ جِن۟سِ ال۟عَمَلِ sırrıyla, sen valideynine hürmet etmezsen senin evladın dahi sana hürmet etmeyecektir. Eğer âhiretini seversen işte sana mühim bir define; onlara hizmet et, rızalarını tahsil eyle. Eğer dünyayı seversen yine onları memnun et ki onların yüzünden hayatın rahatlı ve rızkın bereketli geçsin. Yoksa onları istiskal etmek, ölümlerini temenni etmek ve onların nazik ve seriü’t-teessür kalplerini rencide etmek ile خَسِرَ الدُّن۟يَا وَ ال۟اٰخِرَةَ sırrına mazhar olursun. Eğer rahmet-i Rahman istersen o Rahman’ın vedialarına ve senin hanendeki emanetlerine rahmet et.
Âhiret kardeşlerimden Mustafa Çavuş isminde bir zat vardı. Dininde, dünyasında muvaffakiyetli görüyordum. Sırrını bilmezdim. Sonra anladım ki o muvaffakiyetin sebebi: O zat ise ihtiyar peder ve validelerinin haklarını anlamış ve o hukuka tam riayet etmiş ve onların yüzünden rahat ve rahmet bulmuş. İnşâallah âhiretini de tamir etmiş. Bahtiyar olmak isteyen, ona benzemeli.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم۟ عَلٰى مَن۟ قَالَ «اَل۟جَنَّةُ تَح۟تَ اَق۟دَامِ ال۟اُمَّهَاتِ» وَ عَلٰى اٰلِهٖ وَصَح۟بِهٖ اَج۟مَعٖينَ
سُب۟حَانَكَ لَا عِل۟مَ لَنَٓا اِلَّا مَا عَلَّم۟تَنَٓا اِنَّكَ اَن۟تَ ال۟عَلٖيمُ ال۟حَكٖيمُ