Translations:Yirmi Sekizinci Mektup/55/id
Berdasarkan pendekatan ini, Nabi Musa tidak memukul malaikat Izrail . Namun ia memukul salah satu malaikat pembantu Izrail. Hal itu dengan kekuatan kenabian, kebugaran tubuh, kondisi fisiknya yang besar, serta kedudukannya di sisi Tuhan Yang Mahakuasa. Dengan begitu, masalahnya menjadi sangat logis.(*[1])
- ↑ *Di kota kami terdapat seorang pemberani. Saat kematian akan menjemput ia berkata kepada malaikat maut, “Akankah engkau mencabut nyawaku dalam kondisiku terbaring di atas kasur?!” Iapun segera bangkit dari kasur, menaiki kudanya, lalu meng- hunuskan pedang. Seakan ia berada di medan jihad dan akan duel dengannya. Setelah itu, ia menyerahkan nyawanya saat berada di punggung kuda. Iapun wafat dengan terhormat.”(penulis).