İçeriğe atla

Onuncu Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"maka perjalanan ini bergerak menuju pentas yang kekal abadi." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Jadi, persoalannya sudah pasti ditunda ke pengadilan terbesar." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("maka perjalanan ini bergerak menuju pentas yang kekal abadi." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
72. satır: 72. satır:
</div>
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Tentu semua ini mengharuskan keabadian mereka yang me- nyaksikan, mengagumi, dan mengapresiasi keindahan tersebut. Sebab, keindahan yang kekal tidak menyukai pencinta yang fana. Di samping itu, gambaran perpisahan menjadikan apa yang dicinta berubah menjadi musuh, kekaguman berubah menjadi sikap meremehkan, dan penghormatan berubah menjadi penghinaan. Pasalnya, secara fitrah manusia memusuhi sesuatu yang tidak ia ketahui dan yang tidak bisa ia capai. Selama seluruh makhluk meninggalkan negeri jamuan ini dengan cepat, lalu menghilang tanpa pernah puas dengan keindahan dan kesempurnaan yang ada, bahkan hanya melihat bayangan suram dari cahaya keindahan dan kesempurnaan tersebut secara selintas,
Hem o daimî cemal, müştak seyirci ve istihsan edicilerin devam-ı vücudlarını ister. Çünkü daimî bir cemal, zâil müştaka razı olamaz. Zira dönmemek üzere zevale mahkûm olan bir seyirci, zevalin tasavvuruyla muhabbeti adâvete döner, hayret ve hürmeti tahkire meyleder. Çünkü insan, bilmediği ve yetişmediği şeye düşmandır. Halbuki şu misafirhanelerden herkes çabuk gidip kayboluyor. O kemal ve o cemalin bir ışığını belki zayıf bir gölgesini, bir anda bakıp doymadan gidiyor.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
maka perjalanan ini bergerak menuju pentas yang kekal abadi.
Demek, bir seyrangâh-ı daimîye gidiliyor.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
89. satır: 85. satır:
</div>
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ia menyeru dengan berkata: “Wahai raja kami yang telah melimpahkan berbagai nikmatnya kepada kami. Perlihatkan pada kami sumber dan asal dari seluruh sampel yang kau perlihatkan pada kami. Bawa kami kepada pusat kekuasaanmu dan jangan binasakan kami begitu saja di gurun ini. Terimalah kami di hadapanmu. Kasihi kami dan beri kami di sana sejumlah kenikmatan yang telah kau anugerahkan pada kami di sini. Jangan kau siksa kami dengan perpisahan dan pengusiran. Mereka adalah rakyatmu yang senantiasa rindu, bersyukur, dan taat kepadamu. Jangan kau biarkan mereka tersesat dan jangan kau binasakan mereka dengan kematian abadi.”
“Ey bizi nimetleriyle perverde eden sultanımız! Bize gösterdiğin numunelerin ve gölgelerin asıllarını, menbalarını göster. Ve bizi makarr-ı saltanatına celbet. Bizi bu çöllerde mahvettirme. Bizi huzuruna al. Bize merhamet et. Burada bize tattırdığın leziz nimetlerini orada yedir. Bizi zeval ve teb’id ile tazip etme. Sana müştak ve müteşekkir şu mutî raiyetini başıboş bırakıp idam etme.” diyor ve pek çok yalvarıyor. Sen de işitiyorsun.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
“Wahai sahabat, apakah engkau mendengar apa yang ia katakan? Mungkinkah sosok yang memiliki kekuatan luar biasa semacam ini dan kasih sayang yang sempurna tidak akan memberi apa yang diinginkan oleh utusannya serta tidak mengabulkan tujuan tertinggi dan termulia tadi? Padahal, dialah yang memenuhi keinginan terkecil dari rakyatnya yang paling hina. Selain itu, apa yang diminta oleh utusan mulia tersebut adalah wujud dari keinginan dan tujuan semua. Ia adalah konsekuensi dari keadilan, rahmat, dan ridanya. Juga, permintaannya adalah sesuatu yang mudah dan ringan bagi raja. Ia tidak lebih sulit daripada berbagai hal yang ditampilkan pada sejumlah tempat rekreasi di kerajaan ini. Maka, karena dia telah mengeluarkan biaya yang sangat besar dan telah mendirikan kerajaan ini untuk memper- lihatkan sejumlah sampelnya secara temporer, sudah pasti dia akan memperlihatkan kekayaannya yang hakiki serta kesempurnaan dan berbagai keajaibannya yang mencengangkan di pusat kekuasaannya.
Acaba bu kadar şefkatli ve kudretli bir padişah, hiç mümkün müdür ki en edna bir adamın en edna bir meramını ehemmiyetle yerine getirsin, en sevgili bir yaver-i ekreminin en güzel bir maksudunu yerine getirmesin? Halbuki o sevgilinin maksudu, umumun da maksududur. Hem padişahın marzîsi hem merhamet ve adaletinin muktezasıdır. Hem ona rahattır, ağır değil. Bu misafirhanelerdeki muvakkat nüzhetgâhlar kadar ağır gelmez. Madem numunelerini göstermek için beş altı gün seyrangâhlara bu kadar masraf ediyor, bu memleketi kurdu. Elbette hakiki hazinelerini, kemalâtını, hünerlerini makarr-ı saltanatında öyle bir tarzda gösterecek, öyle seyrangâhlar açacak ki akılları hayrette bırakacak.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">