İçeriğe atla

On Dokuzuncu Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Seharusnya tidak boleh hidup boros seperti dengan mengeluarkan sepuluh kali lipat dari harga yang wajar hanya demi menuruti selera daya rasa tersebut. Namun bagi mereka yang benar-benar bisa bersyukur serta bagi para ahli hakikat dan orang-orang yang mempunyai ketajaman mata batin, daya rasa tadi laksana pengawas, pemeriksa, dan pengontrol perbendaharaan rahmat ilahi sebagaimana dijelaskan pada perumpamaan yang ada pada “Kalimat Keenam”. Proses penil..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Pada nuktah kedua di atas kami telah mengatakan bahwa daya rasa bertugas sebagai penjaga. Ya, demikianlah kondisinya bagi mereka yang lalai yang belum mencapai jenjang spiritual yang tinggi serta bagi mereka yang belum sampai ke tangga syukur." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Seharusnya tidak boleh hidup boros seperti dengan mengeluarkan sepuluh kali lipat dari harga yang wajar hanya demi menuruti selera daya rasa tersebut. Namun bagi mereka yang benar-benar bisa bersyukur serta bagi para ahli hakikat dan orang-orang yang mempunyai ketajaman mata batin, daya rasa tadi laksana pengawas, pemeriksa, dan pengontrol perbendaharaan rahmat ilahi sebagaimana dijelaskan pada perumpamaan yang ada pada “Kalimat Keenam”. Proses penil..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
37. satır: 37. satır:
Pada nuktah kedua di atas kami telah mengatakan bahwa daya rasa bertugas sebagai penjaga. Ya, demikianlah kondisinya bagi mereka yang lalai yang belum mencapai jenjang spiritual yang tinggi serta bagi mereka yang belum sampai ke tangga syukur.
Pada nuktah kedua di atas kami telah mengatakan bahwa daya rasa bertugas sebagai penjaga. Ya, demikianlah kondisinya bagi mereka yang lalai yang belum mencapai jenjang spiritual yang tinggi serta bagi mereka yang belum sampai ke tangga syukur.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Seharusnya tidak boleh hidup boros seperti dengan mengeluarkan sepuluh kali lipat dari harga yang wajar hanya demi menuruti selera daya rasa tersebut. Namun bagi mereka yang benar-benar bisa bersyukur serta bagi para ahli hakikat dan orang-orang yang mempunyai ketajaman mata batin, daya rasa tadi laksana pengawas, pemeriksa, dan pengontrol perbendaharaan rahmat ilahi sebagaimana dijelaskan pada perumpamaan
Fakat hakiki ehl-i şükrün ve ehl-i hakikatin ve ehl-i kalbin kuvve-i zaikası –Altıncı Söz’deki muvazenede beyan edildiği gibi kuvve-i zaikası– rahmet-i İlahiyenin matbahlarına bir nâzır ve bir müfettiş hükmündedir. Ve o kuvve-i zaikada taamlar adedince mizancıklarla nimet-i İlahiyenin envaını tartmak ve tanımak; bir şükr-ü manevî suretinde cesede, mideye haber vermektir. İşte bu surette kuvve-i zaika, yalnız maddî cesede bakmıyor. Belki kalbe, ruha, akla dahi baktığı cihetle midenin fevkinde hükmü var, makamı var.
yang ada pada “Kalimat Keenam”. Proses penilaian dan pengenalan terhadap berbagai nikmat Tuhan secara detil yang dilakukan oleh daya rasa tadi bertujuan untuk memberitahukan kepada tubuh dan perut dalam bentuk syukur maknawi.Karena itu, tugas daya rasa tidak sekadar melindungi tubuh secara fisik, tetapi lebih dari itu ia juga bertugas melindungi dan memelihara kalbu, jiwa, dan akal.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">