Translations:Yirmi Dördüncü Söz/293/id

    Risale-i Nur Tercümeleri sitesinden
    16.26, 12 Kasım 2024 tarihinde Ferhat (mesaj | katkılar) tarafından oluşturulmuş 181297 numaralı sürüm ("Agama adalah ujian dan cobaan. Dengan ujian, jiwa yang mu- lia akan dibedakan dengan jiwa yang hina. Karena itu, ia membahas sejumlah kejadian yang akan disaksikan oleh manusia di masa depan dengan cara yang tidak kabur yang sulit dipahami, dan juga tidak jelas sekali yang membuatnya segera dipercaya. Namun, ia menyajikannya secara terbuka dan tidak sulit dipahami akal, serta membuka ruang untuk memilih.Andaikan tanda-tanda hari kiamat demikian jelas sep..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
    (fark) ← Önceki sürüm | Güncel sürüm (fark) | Sonraki sürüm → (fark)

    Agama adalah ujian dan cobaan. Dengan ujian, jiwa yang mu- lia akan dibedakan dengan jiwa yang hina. Karena itu, ia membahas sejumlah kejadian yang akan disaksikan oleh manusia di masa depan dengan cara yang tidak kabur yang sulit dipahami, dan juga tidak jelas sekali yang membuatnya segera dipercaya. Namun, ia menyajikannya secara terbuka dan tidak sulit dipahami akal, serta membuka ruang untuk memilih.Andaikan tanda-tanda hari kiamat demikian jelas seperti se- buah aksioma sehingga manusia mau tidak mau harus membenarkan- nya, maka dalam kondisi demikian potensi fitri yang buruk seperti arang akan sama dengan potensi fitri yang berharga yang laksana ber- lian. Rahasia pemberian tugas oleh Tuhan dan hasil ujiannya menjadi sia-sia.Karena itu, ada banyak perbedaan dalam sejumlah persoalan.Misalnya dalam persoalan Imam (*[1])dan Sufyânî.(*[2])Begitu ba- nyak penilaian yang berseberangan lantaran keragaman riwayat yang ada.

    1. *Lihat: Muslim, al-Iman, h.247; at-Tirmidzi, al-Fitan, h.53; Abu Daud, al-Mahdi, h.4, 6, 7; Ibnu Majah, al-Fitan, h.25, 34; Ahmad ibn Hambal, al-Musnad, j.1, h.99. Menurut asy-Syaukânî dalam al-Taudhîh, hadis-hadis yang terkait dengan Imam Mahdi yang ber- jumlah sekitar lima puluhan ada yang sahih, hasan, dan daif. Hadis-hadisnya mutawatir tanpa ada keraguan sedikitpun. Bahkan istilah mutawatir bisa dilekatkan pada yang ku- rang daripada itu menurut istilah yang disebutkan dalam ilmu ushul. Adapun atsar yang berasal dari sahabat yang menyebutkan tentang Imam Mahdi juga berjumlah banyak. Ia memiliki kedudukan marfu, sehingga tidak ada lagi peluang untuk berijtihad dalam per- soalan semacam itu, dan seterusnya. (al-Idzâ’ah karya Muhammad Shiddîq Hasan Khân h.113-114).
    2. *Lihat: al-Hakim, al-Mustadrak, j.4, h.520; as-Suyûthi, al-La’âlî, j.2, h.388; dan al-Isfarâyini, j.2, h.75. Lihat pula: al-Bidayah wa an-Nihayah karya Ibnu Katsîr, dan Kitab Tazkirah karya Imam al-Qurthubi.