Translations:On Üçüncü Lem'a/80/id
Demikianlah halnya dengan orang kafir. Ia meninggalkan keka- firan mutlak akibat peringatan-peringatan dari al-Qur’an dan pindah ke kekafiran yang ragu-ragu. Jika ia ditanya bagaimana ia bisa enak-enakan hidup padahal kematian menghadangnya? Dan apakah orang yang akan diseret ke tiang gantungan dapat hidup tenang? maka ia menjawab, “Tidak... kematian bukanlah kehampaan karena kemungkinan ada keabadiaan.” Hal ini terjadi setelah orang-orang kafir menyadari keuniversalan al-Qur’an dan kebesaran rahmat Allah yang membuatnya bimbang dalam kekafirannya. Atau ia memasuk- kan kepalanya dalam lumpur kelalaian seperti burung unta agar ajal tidak menjemputnya, kubur tidak melihatnya, dan kefanaan tidak mengejarnya.