Translations:On Dokuzuncu Lem'a/43/id
Ada sebuah peristiwa yang berlangsung di rumahku di Isparta pada tahun selesainya penulisan risalah ini yang menguatkan hakikat di atas.Salah seorang muridku terus-menerus memaksa agar aku menerima hadiah sekitar tiga kilogram madu di mana hal tersebut menyalahi prinsip hidup yang kupegang selama ini.(*[1])Walaupun aku telah berupaya sekuat tenaga menjelaskan pentingnya berpegang pada prinsipku itu, ia tetap tidak merasa puas dengan penjelasanku tersebut. Akhirnya, aku terpaksa menerimanya dengan niat agar tiga orang saudaraku yang tinggal sekamar bisa bersama-sama memakan madu tersebut secara hemat sepanjang empat puluh hari bulan Sya’ban dan Ramadhan sehingga si pemberi tadi mendapatkan ganjaran pahala yang besar, juga agar mereka bertiga bisa menikmati sesuatu yang manis. Begitulah aku wasiatkan mereka untuk menerima hadiah tadi, mengingat aku sendiri masih mempunyai sekitar satu kilogram madu. Meskipun teman-temanku yang tiga orang itu betul-betul istikamah dan hidup hemat, namun mereka melupakan wasiatku tadi sebagai buah dari sikap saling memuliakan, sikap untuk menjaga perasaan orang, dan sikap itsar (mengutamakan orang lain), serta sifat-sifat terpuji lainnya.
- ↑ *Yakni, Ustadz Nursi tidak mau menerima berbagai hadiah yang diberikan secara cuma-cuma.