Translations:Yirmi Birinci Lem'a/24/id

    Risale-i Nur Tercümeleri sitesinden
    13.43, 24 Aralık 2024 tarihinde Ferhat (mesaj | katkılar) tarafından oluşturulmuş 196027 numaralı sürüm ("Rahasianya adalah sebagai berikut. Setiap orang dari sepuluh orang yang benar-benar menyatu bisa melihat dengan mata saudara-saudaranya yang lain serta bisa mendengar dengan telinga mereka. Dengan kata lain, seolah-olah masing-masing mereka memiliki kekuatan maknawi dan kemampuan untuk melihat dengan dua puluh mata, berpikir dengan sepuluh akal, mendengar dengan dua puluh telinga, serta bekerja dengan dua puluh tangan.(*<ref>*Ya, sebagaimana solidaritas..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
    (fark) ← Önceki sürüm | Güncel sürüm (fark) | Sonraki sürüm → (fark)

    Rahasianya adalah sebagai berikut. Setiap orang dari sepuluh orang yang benar-benar menyatu bisa melihat dengan mata saudara-saudaranya yang lain serta bisa mendengar dengan telinga mereka. Dengan kata lain, seolah-olah masing-masing mereka memiliki kekuatan maknawi dan kemampuan untuk melihat dengan dua puluh mata, berpikir dengan sepuluh akal, mendengar dengan dua puluh telinga, serta bekerja dengan dua puluh tangan.(*[1])

    1. *Ya, sebagaimana solidaritas yang hakiki dan persatuan yang utuh yang berasal dari keikhlasan memberikan banyak sekali keuntungan, ia juga merupakan sandaran yang kuat untuk menghadapi berbagai kecemasan. Bahkan dalam menghadapi kematian sekalipun. Sebab, kematian hanya merenggut satu ruh. Sementara orang yang telah mengikat tali persaudaraan yang tulus dengan saudara-saudaranya dalam hal-hal yang terkait dengan akhirat serta dalam rangka menggapai ridha-Nya memiliki roh lain sejumlah saudaranya. Sehingga ia menghadapi kematian dengan wajah tersenyum sambil berkata, “Ruhruhku yang lain selamat. Aku masih memiliki kehidupan mak- nawi di mana ia tetap menghasilkan pahala untukku. Dengan begitu aku belum mati.” Ia melepaskan ruhnya dengan tenang, sementara lisannya berucap, “Aku masih hidup dengan ruh-ruh tersebut dari sisi pahala. Kematianku hanya dari sisi dosa dan kesalah- an”―Penulis.