Translations:Yirmi Altıncı Lem'a/180/id

    Risale-i Nur Tercümeleri sitesinden
    23.31, 29 Aralık 2024 tarihinde Ferhat (mesaj | katkılar) tarafından oluşturulmuş 198104 numaralı sürüm ("Akhirnya aku tak bisa menahan tangis dan kepiluan. Kunaiki puncak benteng yang setinggi dua menara itu di mana madrasahku berada di bawahnya. Lalu aku duduk di atasnya sambil merenung. Khayalan ini telah membawaku kepada kehidupan delapan tahun yang lalu. Khayalan tersebut terus berkecamuk dalam benakku karena ia begitu kuat sementara tidak ada yang menghalangi atau merintangi kemunculannya. Sebab, ketika itu aku memang sedang sendirian.Aku menyaksikan s..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
    (fark) ← Önceki sürüm | Güncel sürüm (fark) | Sonraki sürüm → (fark)

    Akhirnya aku tak bisa menahan tangis dan kepiluan. Kunaiki puncak benteng yang setinggi dua menara itu di mana madrasahku berada di bawahnya. Lalu aku duduk di atasnya sambil merenung. Khayalan ini telah membawaku kepada kehidupan delapan tahun yang lalu. Khayalan tersebut terus berkecamuk dalam benakku karena ia begitu kuat sementara tidak ada yang menghalangi atau merintangi kemunculannya. Sebab, ketika itu aku memang sedang sendirian.Aku menyaksikan sebuah perubahan yang sangat besar selama delapan tahun itu sampai-sampai setiap kali aku membuka mata, kulihat waktu telah berlalu dengan berbagai peristiwa di dalamnya. Ku- lihat pusat kota yang mengelilingi madrasahku yang terletak tepat di samping benteng, dari ujung ke ujung telah terbakar dan telah hancur berantakan. Kutatap pemandangan itu dengan tatapan sedih dan pilu. Aku merasakan adanya sebuah keterpisahan total antara apa yang dulu kualami dengan apa yang kulihat sekarang. Seakan-akan seratus tahun telah berlalu atas kota ini. Sebagian besar orang yang menempati rumah-rumah yang hancur itu adalah para teman dan para kolega dekatku. Sebagian dari mereka telah wafat dengan meninggalkan kota ini dan merasakan kepedihannya—semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada mereka. Rumah-rumah kaum muslimin di kota itu telah dihancurkan secara total. Tidak ada yang tersisa kecuali perkampungan orang-orang Armenia. Aku betul-betul terpukul dan sedih. Seandainya aku memiliki seribu mata, pastilah semuanya meneteskan air mata.