Translations:Yirmi Sekizinci Lem'a/61/id
Ya, orang yang mencintai dan mengagumi nafsu ammârah-nya sebenarnya hanya mencintai dirinya. Bahkan meskipun ia memperlihatkan kecintaan kepada orang lain, cinta tersebut tidaklah berasal dari lubuk hatinya. Tetapi, bisa jadi ia mencintai orang tadi karena kepentingan pribadi dan karena mengharap keuntungan tertentu. Ia senantiasa berusaha agar orang lain mencintai dirinya serta berusaha agar orang lain kagum kepadanya. Ia singkirkan segala aib dari dirinya sehingga tampak bersih. Bahkan ia selalu membela diri layaknya pengacara agar dirinya bebas dari kesalahan. Kemudian ia memuji diri secara berlebihan bahkan tidak jarang dengan banyak kebohongan agar terlepas dari segala aib dan cacat hingga ke tingkat peng- kultusan. Lebih dari itu, kondisinya menjadi seperti yang ditegaskan al-Qur’an:“Orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya.” (QS. al-Furqan [25]: 43).Pada saat tersebut ayat al-Qur’an di atas mulai memberikan berbagai teguran dan pelajaran kepadanya sehingga alih-alih dipuji, orang malah berpaling darinya. Bukan dicintai, ia malah dilecehkan oleh mereka.