Translations:On Dokuzuncu Mektup/105/id

    Risale-i Nur Tercümeleri sitesinden
    10.38, 8 Ocak 2025 tarihinde Ferhat (mesaj | katkılar) tarafından oluşturulmuş 201644 numaralı sürüm ("'''Jawaban:'''Kekuasaan dunia bersifat menipu. Sementara ahlul bait bertugas menjaga berbagai hakikat Islam dan hukum-hukum al-Qur’an. Maka, siapa yang memegang kendali kekhalifahan tidak boleh tertipu oleh dunia. Ia harus ma’shûm (terpelihara dari dosa dan kesalahan) seperti Nabi atau harus orang yang sangat bertakwa dan sangat zuhud seperti khulafa ar-Rasyidin, Umar ibn Abdul Aziz, dan al-Mahdi pada masa kekuasaan Abbasiyah. Hal itu agar khalifah..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
    (fark) ← Önceki sürüm | Güncel sürüm (fark) | Sonraki sürüm → (fark)

    Jawaban:Kekuasaan dunia bersifat menipu. Sementara ahlul bait bertugas menjaga berbagai hakikat Islam dan hukum-hukum al-Qur’an. Maka, siapa yang memegang kendali kekhalifahan tidak boleh tertipu oleh dunia. Ia harus ma’shûm (terpelihara dari dosa dan kesalahan) seperti Nabi atau harus orang yang sangat bertakwa dan sangat zuhud seperti khulafa ar-Rasyidin, Umar ibn Abdul Aziz, dan al-Mahdi pada masa kekuasaan Abbasiyah. Hal itu agar khalifah tidak terlena dan tertipu. Karenanya, kekuasaan dunia tidak cocok untuk ahlul bait. Sebab, bisa membuat mereka lupa kepada tugas utamanya; yaitu menjaga agama dan berkhidmat untuk Islam. Kekhalifahan Daulah Fatimiyah yang tegak atas nama ahlul bait di Mesir, pemerintahan kaum Muwahhidin di Afrika, Daulah Shafawi- yah di Iran, semuanya menjadi bukti bahwa kekuasaan dunia tidak cocok berada di tangan ahlul bait. Sementara ketika meninggalkan kekuasaan dunia tersebut, mereka dengan sangat gigih mengerahkan upaya luar biasa dalam berkhidmat untuk Islam dan mengibarkan panji al-Qur’an.