İçeriğe atla

On Birinci Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Pertama, keberadaan sang guru yang telah kita lihat dan dengar pidatonya. Sebab, andaikan ia tidak ada tentu semua tujuan di atas menjadi percuma. Kondisinya sama seperti sebuah kitab yang tidak diketahui maknanya tanpa ada yang menjelaskannya. Akhirnya, ia sekadar kumpulan lembaran kertas yang tidak bermakna." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Maka, sang guru itu pun mengingatkan mereka dengan pidato- nya yang telah disebutkan sebelumnya. Mereka mendengarkan de- ngan penuh perhatian. Mereka menerima ucapannya dengan penuh rida dan percaya sehingga mereka mendapatkan kekayaan berharga karena berbuat sesuai dengan apa yang diinginkan penguasa. Sang penguasa senang dengan sikap dan perilaku beradab yang mereka tun- jukkan terhadap berbagai perintahnya. Ia mengajak mereka ke istana yang lebih agun..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Pertama, keberadaan sang guru yang telah kita lihat dan dengar pidatonya. Sebab, andaikan ia tidak ada tentu semua tujuan di atas menjadi percuma. Kondisinya sama seperti sebuah kitab yang tidak diketahui maknanya tanpa ada yang menjelaskannya. Akhirnya, ia sekadar kumpulan lembaran kertas yang tidak bermakna." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
33. satır: 33. satır:
Maka, sang guru itu pun mengingatkan mereka dengan pidato- nya yang telah disebutkan sebelumnya. Mereka mendengarkan de- ngan penuh perhatian. Mereka menerima ucapannya dengan penuh rida dan percaya sehingga mereka mendapatkan kekayaan berharga karena berbuat sesuai dengan apa yang diinginkan penguasa. Sang penguasa senang dengan sikap dan perilaku beradab yang mereka tun- jukkan terhadap berbagai perintahnya. Ia mengajak mereka ke istana yang lebih agung dan lebih mulia yang nyaris tak dapat dilukiskan. Ia memuliakan mereka dengan kebahagiaan abadi sesuai dengan posisi si pemilik yang dermawan dan pemurah, sesuai dengan keadaan para tamu yang mulia, serta layak bagi mereka yang taat dan tunduk pada perintahnya.
Maka, sang guru itu pun mengingatkan mereka dengan pidato- nya yang telah disebutkan sebelumnya. Mereka mendengarkan de- ngan penuh perhatian. Mereka menerima ucapannya dengan penuh rida dan percaya sehingga mereka mendapatkan kekayaan berharga karena berbuat sesuai dengan apa yang diinginkan penguasa. Sang penguasa senang dengan sikap dan perilaku beradab yang mereka tun- jukkan terhadap berbagai perintahnya. Ia mengajak mereka ke istana yang lebih agung dan lebih mulia yang nyaris tak dapat dilukiskan. Ia memuliakan mereka dengan kebahagiaan abadi sesuai dengan posisi si pemilik yang dermawan dan pemurah, sesuai dengan keadaan para tamu yang mulia, serta layak bagi mereka yang taat dan tunduk pada perintahnya.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kelompok yang kedua adalah mereka yang akalnya telah rusak dan kalbunya telah mati. Ketika masuk ke dalam istana, diri mereka tertawan oleh nafsu. Maka mereka tidak menoleh kecuali kepada se- jumlah makanan nikmat yang mereka inginkan. Mereka berpaling dari seluruh keindahan yang ada, menutup telinga dari semua petun- juk yang bersumber dari sang guru dan arahan para muridnya. Mereka mengonsumsi makanan dengan sangat rakus seperti binatang. Mere- ka berada dalam kondisi lalai, tidur, dan mabuk kepayang. Akhirnya mereka menjadi hilang kesadaran lantaran terlalu banyak meminum yang dilarang hingga mengganggu tamu yang lain. Mereka tidak lagi menghormati rambu-rambu dan aturan sang penguasa. Karenanya, pasukan pemerintah menahan mereka dan menggiring ke penjara guna mendapat hukuman sebagai balasan yang sesuai dengan perilaku buruk mereka.
'''İkinci güruh''' ise akılları bozulmuş, kalpleri sönmüş olduklarından saraya girdikleri vakit, nefislerine mağlup olup lezzetli taamlardan başka hiçbir şeye iltifat etmediler; bütün o mehasinden gözlerini kapadılar ve o üstadın irşadatından ve şakirdlerinin ikazatından kulaklarını tıkadılar. Hayvan gibi yiyerek uykuya daldılar. İçilmeyen fakat bazı şeyler için ihzar edilen iksirlerden içtiler. Sarhoş olup öyle bağırdılar, karıştırdılar; seyirci misafirleri çok rahatsız ettiler. Sâni’-i zîşanın düsturlarına karşı edepsizlikte bulundular. Saray sahibinin askerleri de onları tutup öyle edepsizlere lâyık bir hapse attılar.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai saudara yang ikut menyimak cerita di atas, engkau pasti memahami bahwa sang penguasa tersebut telah membangun istana megah untuk sejumlah tujuan yang telah dijelaskan. Tercapainya tu- juan itu bergantung kepada dua hal:
Ey benimle bu hikâyeyi dinleyen arkadaş! Elbette anladın ki o hâkim-i zîşan bu kasrı, şu mezkûr maksatlar için bina etmiştir. Şu maksatların husulü ise iki şeye mütevakkıftır:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Pertama, keberadaan sang guru yang telah kita lihat dan dengar pidatonya. Sebab, andaikan ia tidak ada tentu semua tujuan di atas menjadi percuma. Kondisinya sama seperti sebuah kitab yang tidak diketahui maknanya tanpa ada yang menjelaskannya. Akhirnya, ia sekadar kumpulan lembaran kertas yang tidak bermakna.
'''Birisi:''' Şu gördüğümüz ve nutkunu işittiğimiz üstadın vücududur. Çünkü o bulunmazsa bütün maksatlar beyhude olur. Çünkü anlaşılmaz bir kitap, muallimsiz olsa manasız bir kâğıttan ibaret kalır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">