78.055
düzenleme
("Maka, sang guru itu pun mengingatkan mereka dengan pidato- nya yang telah disebutkan sebelumnya. Mereka mendengarkan de- ngan penuh perhatian. Mereka menerima ucapannya dengan penuh rida dan percaya sehingga mereka mendapatkan kekayaan berharga karena berbuat sesuai dengan apa yang diinginkan penguasa. Sang penguasa senang dengan sikap dan perilaku beradab yang mereka tun- jukkan terhadap berbagai perintahnya. Ia mengajak mereka ke istana yang lebih agun..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Pertama, keberadaan sang guru yang telah kita lihat dan dengar pidatonya. Sebab, andaikan ia tidak ada tentu semua tujuan di atas menjadi percuma. Kondisinya sama seperti sebuah kitab yang tidak diketahui maknanya tanpa ada yang menjelaskannya. Akhirnya, ia sekadar kumpulan lembaran kertas yang tidak bermakna." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
33. satır: | 33. satır: | ||
Maka, sang guru itu pun mengingatkan mereka dengan pidato- nya yang telah disebutkan sebelumnya. Mereka mendengarkan de- ngan penuh perhatian. Mereka menerima ucapannya dengan penuh rida dan percaya sehingga mereka mendapatkan kekayaan berharga karena berbuat sesuai dengan apa yang diinginkan penguasa. Sang penguasa senang dengan sikap dan perilaku beradab yang mereka tun- jukkan terhadap berbagai perintahnya. Ia mengajak mereka ke istana yang lebih agung dan lebih mulia yang nyaris tak dapat dilukiskan. Ia memuliakan mereka dengan kebahagiaan abadi sesuai dengan posisi si pemilik yang dermawan dan pemurah, sesuai dengan keadaan para tamu yang mulia, serta layak bagi mereka yang taat dan tunduk pada perintahnya. | Maka, sang guru itu pun mengingatkan mereka dengan pidato- nya yang telah disebutkan sebelumnya. Mereka mendengarkan de- ngan penuh perhatian. Mereka menerima ucapannya dengan penuh rida dan percaya sehingga mereka mendapatkan kekayaan berharga karena berbuat sesuai dengan apa yang diinginkan penguasa. Sang penguasa senang dengan sikap dan perilaku beradab yang mereka tun- jukkan terhadap berbagai perintahnya. Ia mengajak mereka ke istana yang lebih agung dan lebih mulia yang nyaris tak dapat dilukiskan. Ia memuliakan mereka dengan kebahagiaan abadi sesuai dengan posisi si pemilik yang dermawan dan pemurah, sesuai dengan keadaan para tamu yang mulia, serta layak bagi mereka yang taat dan tunduk pada perintahnya. | ||
Kelompok yang kedua adalah mereka yang akalnya telah rusak dan kalbunya telah mati. Ketika masuk ke dalam istana, diri mereka tertawan oleh nafsu. Maka mereka tidak menoleh kecuali kepada se- jumlah makanan nikmat yang mereka inginkan. Mereka berpaling dari seluruh keindahan yang ada, menutup telinga dari semua petun- juk yang bersumber dari sang guru dan arahan para muridnya. Mereka mengonsumsi makanan dengan sangat rakus seperti binatang. Mere- ka berada dalam kondisi lalai, tidur, dan mabuk kepayang. Akhirnya mereka menjadi hilang kesadaran lantaran terlalu banyak meminum yang dilarang hingga mengganggu tamu yang lain. Mereka tidak lagi menghormati rambu-rambu dan aturan sang penguasa. Karenanya, pasukan pemerintah menahan mereka dan menggiring ke penjara guna mendapat hukuman sebagai balasan yang sesuai dengan perilaku buruk mereka. | |||
Wahai saudara yang ikut menyimak cerita di atas, engkau pasti memahami bahwa sang penguasa tersebut telah membangun istana megah untuk sejumlah tujuan yang telah dijelaskan. Tercapainya tu- juan itu bergantung kepada dua hal: | |||
Pertama, keberadaan sang guru yang telah kita lihat dan dengar pidatonya. Sebab, andaikan ia tidak ada tentu semua tujuan di atas menjadi percuma. Kondisinya sama seperti sebuah kitab yang tidak diketahui maknanya tanpa ada yang menjelaskannya. Akhirnya, ia sekadar kumpulan lembaran kertas yang tidak bermakna. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme