İçeriğe atla

On Beşinci Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Dari keagungan maknawi bumi(*<ref>*Ya, meski bumi ini kecil, namun bisa menyamai langit. Sebab, bisa dikatakan bah- wa mata air yang terus mengalir lebih besar daripada telaga yang tidak ada pemasukan air. Selain itu, jika sesuatu ditimbang dengan timbangan, kemudian diletakkan, lalu hasilnya ditimbang dengan timbangan yang sama, dan diletakkan juga, meski ia seribu kali lebih besar daripada timbangan itu sendiri, namun tetap saja timbangan tadi bisa men..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Hikmah dari hakikat ini adalah bahwa manusia merupakan buah akhir dari pohon penciptaan. Seperti diketahui bahwa buah merupa- kan unsur terjauh, terlengkap, dan terhalus dari pohon. Karena itu, manusia yang berupa buah alam merupakan kreasi qudrah rabbani yang paling komprehensif dan paling menakjubkan sekaligus yang paling lemah dan paling halus. Dari sini, tempat tinggal manusia yaitu bumi menjadi sepadan dengan langit dari sisi makna dan penciptaan. M..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Dari keagungan maknawi bumi(*<ref>*Ya, meski bumi ini kecil, namun bisa menyamai langit. Sebab, bisa dikatakan bah- wa mata air yang terus mengalir lebih besar daripada telaga yang tidak ada pemasukan air. Selain itu, jika sesuatu ditimbang dengan timbangan, kemudian diletakkan, lalu hasilnya ditimbang dengan timbangan yang sama, dan diletakkan juga, meski ia seribu kali lebih besar daripada timbangan itu sendiri, namun tetap saja timbangan tadi bisa men..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
39. satır: 39. satır:
Hikmah dari hakikat ini adalah bahwa manusia merupakan buah akhir dari pohon penciptaan. Seperti diketahui bahwa buah merupa- kan unsur terjauh, terlengkap, dan terhalus dari pohon. Karena itu, manusia yang berupa buah alam merupakan kreasi qudrah rabbani yang paling komprehensif dan paling menakjubkan sekaligus yang paling lemah dan paling halus. Dari sini, tempat tinggal manusia yaitu bumi menjadi sepadan dengan langit dari sisi makna dan penciptaan. Meskipun bumi kecil dan kerdil dibanding langit, namun ia merupakan jantung dan pusat alam. Bumi merupakan galeri seluruh mukjizat kreasi Ilahi, tempat manifestasi Asmaul Husna, pantulan aktivitas rabbani yang bersifat mutlak, serta tempat berkumpul makhluk-makhluk Ilahi dengan wu- jud mutlak, terutama bumi yang menampilkan begitu banyak tumbu- han dan hewan. Ia merupakan miniatur dari galeri ciptaan di alam akhirat, pabrik yang bekerja dengan sangat cepat untuk memproduksi kreasi abadi dan pentas yang terus berganti dengan cepat. Bumi juga ladang sempit yang temporer untuk menumbuhkan benih-benih ke- bun yang kekal abadi.
Hikmah dari hakikat ini adalah bahwa manusia merupakan buah akhir dari pohon penciptaan. Seperti diketahui bahwa buah merupa- kan unsur terjauh, terlengkap, dan terhalus dari pohon. Karena itu, manusia yang berupa buah alam merupakan kreasi qudrah rabbani yang paling komprehensif dan paling menakjubkan sekaligus yang paling lemah dan paling halus. Dari sini, tempat tinggal manusia yaitu bumi menjadi sepadan dengan langit dari sisi makna dan penciptaan. Meskipun bumi kecil dan kerdil dibanding langit, namun ia merupakan jantung dan pusat alam. Bumi merupakan galeri seluruh mukjizat kreasi Ilahi, tempat manifestasi Asmaul Husna, pantulan aktivitas rabbani yang bersifat mutlak, serta tempat berkumpul makhluk-makhluk Ilahi dengan wu- jud mutlak, terutama bumi yang menampilkan begitu banyak tumbu- han dan hewan. Ia merupakan miniatur dari galeri ciptaan di alam akhirat, pabrik yang bekerja dengan sangat cepat untuk memproduksi kreasi abadi dan pentas yang terus berganti dengan cepat. Bumi juga ladang sempit yang temporer untuk menumbuhkan benih-benih ke- bun yang kekal abadi.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Dari keagungan maknawi bumi(*<ref>*Ya, meski bumi ini kecil, namun bisa menyamai langit. Sebab, bisa dikatakan bah- wa mata air yang terus mengalir lebih besar daripada telaga yang tidak ada pemasukan air. Selain itu, jika sesuatu ditimbang dengan timbangan, kemudian diletakkan, lalu hasilnya ditimbang dengan timbangan yang sama, dan diletakkan juga, meski ia seribu kali lebih besar daripada timbangan itu sendiri, namun tetap saja timbangan tadi bisa menimbang- nya. Demikian pula dengan bumi. Allah menjadikan bumi sebagai galeri ciptaan-Nya, poros hikmah-Nya, manifestasi qudrah-Nya, tempat tumbuh rahmat-Nya, ladang sur- ga-Nya, dan timbangan entitas (satuan standar bagi alam makhluk). Dia menjadikannya sebagai mata air yang berlimpah mengeluarkan entitas menuju lautan masa lalu dan alam gaib. Dia menciptakannya dengan mengganti pakaiannya setiap tahun lewat kreasi cip- taan-Nya. Dia menggantikan yang satu dengan yang lain melalui ratusan ribu jenis dan bentuk.
İşte arzın '''(Hâşiye<ref>'''Hâşiye:''' Evet, küre-i arz küçüklüğüyle beraber semavata karşı gelebilir. Çünkü nasıl ki daimî bir çeşme, vâridatsız büyük bir gölden daha büyük denilebilir. Hem bir ölçek ile bir şey ölçerek başka yere nakledilen ve onun elinden geçmiş ve ona girmiş çıkmış bir mahsulatla, zâhiren binler defa ölçekten büyük ve dağ gibi bir cisimle o ölçek muvazeneye çıkabilir. <br> Aynen öyle de küre-i arz, Cenab-ı Hak onu sanatına bir meşher ve icadına bir mahşer ve hikmetine medar ve kudretine mazhar ve rahmetine mezher ve cennetine mezraa ve hadsiz kâinata ve mahlukat âlemlerine ölçek ve mazi denizlerine ve gayb âlemine akacak bir çeşme hükmünde icad etmiş. Her sene kat kat ve katmerli yüz bin tarzda, masnuattan dokunmuş gömleklerini değiştirdiği ve çok defa dolup maziye boşaltarak gayb âlemine döktüğü bütün o müteceddid âlemleri ve arzın müteaddid gömleklerini nazara al, yani bütün mazisini hazır farz et. Sonra yeknesak ve bir derece basit semavata karşı muvazene et. Göreceksin ki arz, ziyade gelmezse noksan da kalmaz. İşte رَبُّ السَّمٰوَاتِ وَالْاَرْضِ sırrını anla. </ref>)'''bu azamet-i maneviyesinden ve ehemmiyet-i san’aviyesindendir ki Kur’an-ı Hakîm, semavata nisbeten, büyük bir ağacın küçük bir meyvesi hükmünde olan arzı, bütün semavata denk tutuyor. Onu bir kefede, bütün semavatı bir kefede koyuyor. Müker­reren رَبُّ السَّمٰوَاتِ وَ ال۟اَر۟ضِ der.
Sekarang perhatikan alam yang begitu banyak yang tertuang dalam alam gaib ser- ta beragam pakaian yang dipakai dan dilepaskan oleh bumi. Yakni, bayangkan seluruh isi muka bumi hadir, lalu bandingkan dengan langit yang berada pada satu pola dan ti- dak kompleks, kemudian bandingkan antara keduanya, tentu engkau akan melihat bumi, meskipun tidak lebih berat daripada langit, namun ia tidak lebih ringan darinya. Dari sini engkau dapat memahami rahasia ayat yang berbunyi (رَبُّ السَّمٰوَاتِ وَالْاَرْضِ) ‘Tuhan pemelihara langit dan bumi’—Penulis.</ref>)dan urgensinya dilihat dari sudut penciptaan, al-Qur’an menjadikannya sebagai padanan bagi la- ngit meski dibanding langit ia merupakan buah kecil dengan pohonnya yang besar. Ia meletakkannya di satu sisi timbangan dan meletakkan
</div>
langit di sisi timbangan yang lain. Karena itu, al-Qur’an mengulang- ulang ayat yang berbunyi (رَبُّ السَّمٰوَاتِ وَ ال۟اَر۟ضِ) ‘Tuhan pemelihara langit dan bumi’.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">