77.975
düzenleme
("Jiwa manusia yang memiliki daya rasa yang halus di mana ia merupakan perangkat Ilahi yang bercahaya, yang dicipta untuk aba- di, yang secara fitrah merindukan keabadian, sekaligus cermin yang memantulkan berbagai manifestasi Dzat yang Mahaagung, tentu ia sa- ngat butuh bernapas di tengah desakan dan tekanan berbagai kondisi dunia yang mengimpit dan gelap. Hal itu hanya bisa dilakukan dengan menghirup dari jendela salat." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("===Peringatan Kedua===" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
35. satır: | 35. satır: | ||
===Peringatan Ketiga=== | ===Peringatan Ketiga=== | ||
Wahai diri yang tidak sabar! Saat ini engkau gusar mengingat penatnya ibadah yang telah engkau lakukan pada hari-hari yang te- lah berlalu, serta sulitnya ibadah dan hantaman musibah sebelumnya. Lalu engkau memikirkan penunaian berbagai kewajiban, pelaksanaan salat, dan derita berbagai musibah pada masa yang akan datang. Kare- nanya engkau menjadi gelisah dan tidak sabar. Mungkinkah ini ber- sumber dari orang yang memiliki akal? | |||
Orang yang tidak sabar sepertimu tak ubahnya seperti pemim- pin bodoh yang mengarahkan kekuatan pasukannya yang besar menu- ju sisi kanan musuh, padahal pada waktu yang sama sisi kanan musuh telah bergerak masuk ke dalam barisan sehingga berhasil mengalah- kannya. Kemudian sang pemimpin tadi mengarahkan sisa kekuatan- nya ke sisi kiri musuh di mana pada waktu itu tidak ada satu pun musuh di sana. Maka, musuh mengetahui titik kelemahannya hingga mengarahkan serangannya ke jantung pertahanan hingga menghan- curkan sang pemimpin dan pasukannya secara total. | |||
Ya, engkau seperti sang pemimpin yang sembrono itu. Pasalnya, berbagai kesulitan dan kepenatan di masa lalu telah berubah menja- di rahmat. Kepedihannya telah hilang dengan menyisakan kenik- matan. Kesulitannya juga telah berubah menjadi pahala. Karena itu, semestinya ia tidak melahirkan rasa bosan. Sebaliknya, seharusnya ia melahirkan rasa rindu yang baru, perasaan yang segar, upaya yang sungguh-sungguh untuk terus-menerus mengerjakannya. Adapun hari-hari yang akan datang, ia masih belum tiba. Jika sudah dipikir- kan dari sekarang, maka sangat bodoh dan dungu. Sebab, hal itu sama seperti meratap dari sekarang karena mengkhawatirkan rasa haus dan lapar yang kemungkinan akan dirasakan di masa yang akan datang. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme