79.281
düzenleme
("Kemudian sang fakir yang meyakini bahwa segala sesuatu lang- sung berasal dari Allah dan menganggap sebab sebagai tabir, hendak- nya menjadi percikan. Ia merupakan percikan atom yang fakir. Ia tidak memiliki sandaran dan pegangan seperti bunga. Ia juga tidak memiliki warna yang bisa dilihat. Ia tidak melihat sejumlah hal yang lain sebagai tempat menghadap. Ia memiliki kebeningan murni yang menyembu- nyikan bayangan matahari di pelupuk matanya.Sekarang, s..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Kita melihat Dzat Yang Maha Pemurah mencurahkan berbagai nikmat dan anugerah-Nya kepada kita. Dia menerangi, membesar- kan, dan menghias kita. Manusia adalah abdi kebajikan. Ia ingin dekat dengan Dzat yang layak disembah dan dicinta. Ia ingin melihat-Nya. Karena itu, masing-masing kita berjalan sesuai dengan potensi dan ta- rikan cinta tersebut." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
104. satır: | 104. satır: | ||
Kemudian sang fakir yang meyakini bahwa segala sesuatu lang- sung berasal dari Allah dan menganggap sebab sebagai tabir, hendak- nya menjadi percikan. Ia merupakan percikan atom yang fakir. Ia tidak memiliki sandaran dan pegangan seperti bunga. Ia juga tidak memiliki warna yang bisa dilihat. Ia tidak melihat sejumlah hal yang lain sebagai tempat menghadap. Ia memiliki kebeningan murni yang menyembu- nyikan bayangan matahari di pelupuk matanya.Sekarang, sepanjang kita menempati ketiga tempat tersebut, kita harus melihat kepada diri sendiri untuk melihat apa yang ada pada kita dan apa yang kita lakukan. | Kemudian sang fakir yang meyakini bahwa segala sesuatu lang- sung berasal dari Allah dan menganggap sebab sebagai tabir, hendak- nya menjadi percikan. Ia merupakan percikan atom yang fakir. Ia tidak memiliki sandaran dan pegangan seperti bunga. Ia juga tidak memiliki warna yang bisa dilihat. Ia tidak melihat sejumlah hal yang lain sebagai tempat menghadap. Ia memiliki kebeningan murni yang menyembu- nyikan bayangan matahari di pelupuk matanya.Sekarang, sepanjang kita menempati ketiga tempat tersebut, kita harus melihat kepada diri sendiri untuk melihat apa yang ada pada kita dan apa yang kita lakukan. | ||
Kita melihat Dzat Yang Maha Pemurah mencurahkan berbagai nikmat dan anugerah-Nya kepada kita. Dia menerangi, membesar- kan, dan menghias kita. Manusia adalah abdi kebajikan. Ia ingin dekat dengan Dzat yang layak disembah dan dicinta. Ia ingin melihat-Nya. Karena itu, masing-masing kita berjalan sesuai dengan potensi dan ta- rikan cinta tersebut. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme