İçeriğe atla

Yirmi Dördüncü Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Nah wahai diri, istana pertama tadi adalah sosok muslim dan lampu utama tersebut adalah Nabi x yang terdapat di kalbu muslim itu. Jika ia lupa dan mengeluarkan iman dari kalbunya—wal iyâzu bil- lah—ia tidak akan lagi beriman dengan nabi yang lain, bahkan tidak ada lagi kesempurnaan yang tersisa dalam jiwanya. Lebih dari itu, ia akan lupa kepada Tuhannya. Akhirnya yang masuk ke dalam esensi di- rinya adalah kegelapan dan kalbunya menjadi hancur disel..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Dengan kata lain, menunaikan amal perbuatan sesuai dengan sunnah Nabi x menjadikan amal yang fana dan singkat menjadi po- ros bagi kehidupan abadi yang menghasilkan buah abadi. Karena itu, simaklah dengan baik firman Allah yang berbunyi:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Nah wahai diri, istana pertama tadi adalah sosok muslim dan lampu utama tersebut adalah Nabi x yang terdapat di kalbu muslim itu. Jika ia lupa dan mengeluarkan iman dari kalbunya—wal iyâzu bil- lah—ia tidak akan lagi beriman dengan nabi yang lain, bahkan tidak ada lagi kesempurnaan yang tersisa dalam jiwanya. Lebih dari itu, ia akan lupa kepada Tuhannya. Akhirnya yang masuk ke dalam esensi di- rinya adalah kegelapan dan kalbunya menjadi hancur disel..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
490. satır: 490. satır:
Andaikan buah bernilai dan berpengetahuan yang hendak mem- bentuk benih itu bangga dengan keindahannya lalu melihat ke makh- luk hidup di bawahnya serta mencampakkan diri di tengah-tengah mereka, atau ia lalai dan jatuh, tentu ia akan lenyap bersama mereka dan bernasib seperti buah yang lain. Akan tetapi, jika buah berpenge- tahuan itu menemukan titik sandarannya dan dapat berpikir bahwa ia akan menjadi perantara bagi kelanjutan kehidupan pohon serta me- nampakkan hakikatnya lewat sisi kesatuan pohon yang terdapat dalam dirinya, maka satu benih dari buah itu akan memperoleh hakikat kom- prehensif yang permanen dalam usia yang kekal abadi.
Andaikan buah bernilai dan berpengetahuan yang hendak mem- bentuk benih itu bangga dengan keindahannya lalu melihat ke makh- luk hidup di bawahnya serta mencampakkan diri di tengah-tengah mereka, atau ia lalai dan jatuh, tentu ia akan lenyap bersama mereka dan bernasib seperti buah yang lain. Akan tetapi, jika buah berpenge- tahuan itu menemukan titik sandarannya dan dapat berpikir bahwa ia akan menjadi perantara bagi kelanjutan kehidupan pohon serta me- nampakkan hakikatnya lewat sisi kesatuan pohon yang terdapat dalam dirinya, maka satu benih dari buah itu akan memperoleh hakikat kom- prehensif yang permanen dalam usia yang kekal abadi.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Manusia yang tersesat dalam banyaknya makhluk dan tenggelam di alam entitas, lalu mencintai dunia sepenuh hati hingga tertipu oleh senyuman benda-benda fana dan jatuh dalam pelukannya, sudah pasti ia akan mengalami kerugian nyata. Pasalnya, ia jatuh dalam kefanaan dan ketiadaan. Yakni, dengan mengajak ia melenyapkan dirinya.Akan tetapi, ketika ia mengangkat kepala dan mendengar berba- gai pelajaran iman yang bersumber dari al-Qur’an dengan kalbu yang sadar, lalu mengarah kepada keesaan-Nya, maka ia dapat naik dengan mi’raj ibadah menuju arasy kesempurnaan dan keutamaan sehingga menjadi sosok manusia abadi.
Öyle de insan, eğer kesrete dalıp kâinat içinde boğulup dünyanın muhabbetiyle sersem olarak fânilerin tebessümlerine aldansa, onların kucaklarına atılsa elbette nihayetsiz bir hasarete düşer. Hem fena hem fâni hem ademe düşer. Hem manen kendini idam eder. Eğer lisan-ı Kur’an’dan kalp kulağıyla iman derslerini işitip başını kaldırsa, vahdete müteveccih olsa ubudiyetin mi’racıyla arş-ı kemalâta çıkabilir. Bâki bir insan olur.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">