İçeriğe atla

Yirmi Dördüncü Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Dengan kata lain, menunaikan amal perbuatan sesuai dengan sunnah Nabi x menjadikan amal yang fana dan singkat menjadi po- ros bagi kehidupan abadi yang menghasilkan buah abadi. Karena itu, simaklah dengan baik firman Allah yang berbunyi:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-ki- tab-Nya). Ikutilah ia supaya kamu mendapat petunjuk. (QS. al-A’râf [7]: 158) Berusahalah menjadi “cermin” universal dan komprehensif yang memantulkan limpahan manifestasi setiap nama-Nya yang mulia yang tersebar pada seluruh sunnah Nabi x." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
("Dengan kata lain, menunaikan amal perbuatan sesuai dengan sunnah Nabi x menjadikan amal yang fana dan singkat menjadi po- ros bagi kehidupan abadi yang menghasilkan buah abadi. Karena itu, simaklah dengan baik firman Allah yang berbunyi:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
480. satır: 480. satır:
keyakinan kepada Musa dan Isa  yang menjadi poros kesempurnaan akhlak mereka.
keyakinan kepada Musa dan Isa  yang menjadi poros kesempurnaan akhlak mereka.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai nafsu yang selalu memerintahkan keburukan!
Ey nefs-i emmare! Eğer desen: “Ben, ecnebi değil hayvan olmak isterim.” Sana kaç defa söylemiştim: “Hayvan gibi olamazsın. Zira kafandaki akıl olduğu için o akıl geçmiş elemleri ve gelecek korkuları tokadıyla senin yüzüne, gözüne, başına çarparak dövüyor. Bir lezzet içinde bin elem katıyor. Hayvan ise elemsiz güzel bir lezzet alır, zevk eder. Öyle ise evvela aklını çıkar at, sonra hayvan ol. Hem كَال۟اَن۟عَامِ بَل۟ هُم۟ اَضَلُّ sille-i te’dibini gör.
Barangkali engkau berkata, “Aku tidak ingin menjadi orang asing atau bahkan hewan.” Aku telah berkali-kali mengatakan: wahai jiwa, engkau tidak akan bisa menjadi seperti hewan sekalipun, sebab eng- kau memiliki akal. Akal yang menghimpun semua derita masa lalu dan rasa cemas terhadap masa depan akan memberikan pukulan menyakitkan ke kepala dan matamu sehingga engkau akan merasakan kepedihan di tengah-tengah sebuah kenikmatan yang ada. Sementara hewan bisa merasakan satu kenikmatan tanpa disertai penderitaaan. Karena itu, jika engkau ingin menjadi seperti hewan, lepaskan dulu akalmu dan buanglah jauh-jauh. Lalu siaplah untuk mendapat tampa- ran peringatan yang terdapat pada ayat al-Qur’an ( ) ‘Mereka seperti binatang, bahkan lebih sesat lagi.’ (QS. al-A’râf [7]: 179).
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<span id="BEŞİNCİ_MEYVE"></span>
=== BEŞİNCİ MEYVE ===
===Buah Kelima===
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Wahai diri! Kami telah berkali-kali menegaskan bahwa manu- sia adalah buah pohon penciptaan. Ia seperti buah, sesuatu yang pa- ling jauh dari benih dan paling komprehensif. Ia memiliki pandangan umum kepada semuanya. Ia makhluk yang memikul benih-benih kal- bu. Wajahnya mengarah kepada banyak hal—dari makhluk—menuju alam fana dan dunia. Akan tetapi, ibadah yang merupakan tali hu- bungan atau titik koneksi antara awal dan akhir mengarahkan wajah manusia dari fana menuju keabadian, dari makhluk menuju al-Haq (Allah), dari banyak menuju keesaan, dan dari akhir menuju permu- laan.
Ey nefis! Mükerreren söylediğimiz gibi insan, şecere-i hilkatin meyvesi olduğundan meyve gibi en uzak ve en câmi’ ve umuma bakar ve umumun cihetü’l-vahdetini içinde saklar bir kalp çekirdeğini taşıyan ve yüzü kesrete, fenaya, dünyaya bakan bir mahluktur. Ubudiyet ise onun yüzünü fenadan bekaya, halktan Hakk’a, kesretten vahdete, müntehadan mebdee çeviren bir hayt-ı vuslat, yahut mebde ve münteha ortasında bir nokta-i ittisaldir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Andaikan buah bernilai dan berpengetahuan yang hendak mem- bentuk benih itu bangga dengan keindahannya lalu melihat ke makh- luk hidup di bawahnya serta mencampakkan diri di tengah-tengah mereka, atau ia lalai dan jatuh, tentu ia akan lenyap bersama mereka dan bernasib seperti buah yang lain. Akan tetapi, jika buah berpenge- tahuan itu menemukan titik sandarannya dan dapat berpikir bahwa ia akan menjadi perantara bagi kelanjutan kehidupan pohon serta me- nampakkan hakikatnya lewat sisi kesatuan pohon yang terdapat dalam dirinya, maka satu benih dari buah itu akan memperoleh hakikat kom- prehensif yang permanen dalam usia yang kekal abadi.
Nasıl ki tohum olacak kıymettar bir meyve-i zîşuur, ağacın altındaki zîruhlara baksa, güzelliğine güvense, kendini onların ellerine atsa veya gaflet edip düşse onların ellerine düşecek, parçalanacak, âdi bir tek meyve gibi zayi olacak. Eğer o meyve, nokta-i istinadını bulsa içindeki çekirdek, bütün ağacın cihetü’l-vahdetini tutmakla beraber ağacın bekasına ve hakikatinin devamına vasıta olacağını düşünebilse, o vakit o tek meyve içinde bir tek çekirdek, bir hakikat-i külliye-i daimeye, bir ömr-ü bâki içinde mazhar oluyor.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">