İçeriğe atla

Yirmi Beşinci Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Filsafat manusia melihat dunia sebagai sesuatu yang permanen dan tetap. Ia menjelaskan esensi entitas dan sifat-sifatnya secara rinci. Sementara ketika membahas berbagai tugas entitas terhadap Penciptanya ia sebutkan secara global dan umum. Dengan kata lain, filsafat menjelaskan goresan dan huruf-huruf kitab alam, namun tidak memperhatikan makna dan maksudnya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Filsafat manusia yang berusaha menghadapi dan melawan hik- mah al-Qur’an kalah dan takluk. Hal tersebut telah kami jelaskan dalam “Kalimat Kedua Belas” dalam bentuk cerita imajiner, sebagaimana telah kami tegaskan dalam berbagai kalimat lainnya. Karena itu, pembaca bisa merujuk kepadanya. Di sini kami hanya ingin membuat sebuah perbandingan sederhana dari sisi lain. Yaitu sisi pandangan keduanya (filsafat manusia dan hikmah al-Qur’an) terhadap du..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Filsafat manusia melihat dunia sebagai sesuatu yang permanen dan tetap. Ia menjelaskan esensi entitas dan sifat-sifatnya secara rinci. Sementara ketika membahas berbagai tugas entitas terhadap Penciptanya ia sebutkan secara global dan umum. Dengan kata lain, filsafat menjelaskan goresan dan huruf-huruf kitab alam, namun tidak memperhatikan makna dan maksudnya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
1.200. satır: 1.200. satır:
Filsafat manusia yang berusaha menghadapi dan melawan hik- mah al-Qur’an kalah dan takluk. Hal tersebut telah kami jelaskan dalam “Kalimat Kedua Belas” dalam bentuk cerita imajiner, sebagaimana telah kami tegaskan dalam berbagai kalimat lainnya. Karena itu, pembaca bisa merujuk kepadanya. Di sini kami hanya ingin membuat sebuah perbandingan sederhana dari sisi lain. Yaitu sisi pandangan keduanya (filsafat manusia dan hikmah al-Qur’an) terhadap dunia sebagai berikut:
Filsafat manusia yang berusaha menghadapi dan melawan hik- mah al-Qur’an kalah dan takluk. Hal tersebut telah kami jelaskan dalam “Kalimat Kedua Belas” dalam bentuk cerita imajiner, sebagaimana telah kami tegaskan dalam berbagai kalimat lainnya. Karena itu, pembaca bisa merujuk kepadanya. Di sini kami hanya ingin membuat sebuah perbandingan sederhana dari sisi lain. Yaitu sisi pandangan keduanya (filsafat manusia dan hikmah al-Qur’an) terhadap dunia sebagai berikut:


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Filsafat manusia melihat dunia sebagai sesuatu yang permanen dan tetap. Ia menjelaskan esensi entitas dan sifat-sifatnya secara rinci. Sementara ketika membahas berbagai tugas entitas terhadap Penciptanya ia sebutkan secara global dan umum. Dengan kata lain, filsafat menjelaskan goresan dan huruf-huruf kitab alam, namun tidak memperhatikan makna dan maksudnya.
Felsefe ve hikmet-i insaniye, dünyaya sabit bakar; mevcudatın mahiyetlerinden, hâsiyetlerinden tafsilen bahseder. Sâni’ine karşı vazifelerinden bahsetse de icmalen bahseder. Âdeta kâinat kitabının yalnız nakış ve huruflarından bahseder, manasına ehemmiyet vermez.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">