İçeriğe atla

Yirmi Altıncı Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"'''Jawaban:''' Sebab, kekufuran, kedurhakaan, dan perbuatan dosa, semua- nya merupakan bentuk perusakan dan ketiadaan (kenihilan). Satu hal yang bersifat relatif dan tiada bisa melahirkan berbagai kerusakan be- sar dan ketiadaan yang tak terbatas. Sebagaimana ketika seorang awak kapal besar tidak menunaikan tugasnya, hal itu akan membuat kapal tenggelam serta menghancurkan hasil karya seluruh pekerja yang lain. Demikian pula, dengan kekufuran dan kemaksi..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Barangkali ada yang bertanya, “Kalau ikhtiar manusia tidak mempunyai peran dalam penciptaan, serta yang berada di tangan ma- nusia hanyalah perbuatan yang bersifat relatif, lalu mengapa al-Qur’an sangat mengeluhkan kemaksiatan yang dilakukan manusia kepada Pencipta langit dan bumi, sehingga seakan-akan al-Qur’an memo- sisikannya sebagai musuh yang durhaka. Bahkan, Allah mengirimkan pasukannya dari golongan malaikat untuk membantu hamba beriman dala..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("'''Jawaban:''' Sebab, kekufuran, kedurhakaan, dan perbuatan dosa, semua- nya merupakan bentuk perusakan dan ketiadaan (kenihilan). Satu hal yang bersifat relatif dan tiada bisa melahirkan berbagai kerusakan be- sar dan ketiadaan yang tak terbatas. Sebagaimana ketika seorang awak kapal besar tidak menunaikan tugasnya, hal itu akan membuat kapal tenggelam serta menghancurkan hasil karya seluruh pekerja yang lain. Demikian pula, dengan kekufuran dan kemaksi..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
33. satır: 33. satır:
Barangkali ada yang bertanya, “Kalau ikhtiar manusia tidak mempunyai peran dalam penciptaan, serta yang berada di tangan ma- nusia hanyalah perbuatan yang bersifat relatif, lalu mengapa al-Qur’an sangat mengeluhkan kemaksiatan yang dilakukan manusia kepada Pencipta langit dan bumi, sehingga seakan-akan al-Qur’an memo- sisikannya sebagai musuh yang durhaka. Bahkan, Allah mengirimkan pasukannya dari golongan malaikat untuk membantu hamba beriman dalam melawan orang yang durhaka. Lebih dari itu, Allah Sang Pen- cipta langit dan bumi yang secara langsung membantunya. Mengapa sampai demikian?”
Barangkali ada yang bertanya, “Kalau ikhtiar manusia tidak mempunyai peran dalam penciptaan, serta yang berada di tangan ma- nusia hanyalah perbuatan yang bersifat relatif, lalu mengapa al-Qur’an sangat mengeluhkan kemaksiatan yang dilakukan manusia kepada Pencipta langit dan bumi, sehingga seakan-akan al-Qur’an memo- sisikannya sebagai musuh yang durhaka. Bahkan, Allah mengirimkan pasukannya dari golongan malaikat untuk membantu hamba beriman dalam melawan orang yang durhaka. Lebih dari itu, Allah Sang Pen- cipta langit dan bumi yang secara langsung membantunya. Mengapa sampai demikian?”


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Jawaban:'''
'''Elcevap:''' Çünkü küfür ve isyan ve seyyie tahriptir, ademdir. Halbuki azîm tahribat ve hadsiz ademler, bir tek emr-i itibarîye ve ademîye terettüp edebilir. Nasıl ki bir azîm sefinenin dümencisi, vazifesinin adem-i îfasıyla, sefine gark olup bütün hademelerin netice-i sa’yleri iptal olur. Bütün o tahribat, bir ademe terettüp ediyor. Öyle de küfür ve masiyet, adem ve tahrip nevinden olduğu için cüz-i ihtiyarî bir emr-i itibarî ile onları tahrik edip müthiş netaice sebebiyet verebilir. Zira küfür, çendan bir seyyiedir. Fakat bütün kâinatı kıymetsizlikle ve abesiyetle tahkir ve delail-i vahdaniyeti gösteren bütün mevcudatı tekzip ve bütün tecelliyat-ı esmayı tezyif olduğundan, bütün kâinat ve mevcudat ve esma-i İlahiye namına Cenab-ı Hak kâfirden şedit şikâyet ve dehşetli tehdidat etmek; ayn-ı hikmettir ve ebedî azap vermek, ayn-ı adalettir.
Sebab, kekufuran, kedurhakaan, dan perbuatan dosa, semua- nya merupakan bentuk perusakan dan ketiadaan (kenihilan). Satu hal yang bersifat relatif dan tiada bisa melahirkan berbagai kerusakan be- sar dan ketiadaan yang tak terbatas. Sebagaimana ketika seorang awak kapal besar tidak menunaikan tugasnya, hal itu akan membuat kapal tenggelam serta menghancurkan hasil karya seluruh pekerja yang lain. Demikian pula, dengan kekufuran dan kemaksiatan. Keduanya me- rupakan bentuk ketiadaan dan perusakan. Keduanya bisa digerakkan oleh ikhtiar manusia yang bersifat relatif sehingga menyebabkan aki- bat yang fatal. Pasalnya, meskipun hanya sebuah dosa, kekufuran ada- lah bentuk penghinaan terhadap seluruh alam karena menganggapnya percuma dan sia-sia, bentuk pengingkaran atas seluruh entitas yang
</div>
menunjukkan keesaan-Nya, serta pendustaan terhadap semua mani- festasi Asmaul Husna.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">