İçeriğe atla

Yirmi Dokuzuncu Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Demikianlah semua terjadi dengan sangat rapi. Setiap kali partikel berjalan dari satu fase ke fase yang lain, dan dari satu tingkatan kepada tingkatan yang lain, ia tidak keluar dari tujuan hingga sampai kepada posisi yang telah ditentukan untuknya lewat perintah ilahi. Misalnya pupil mata Taufik.(*<ref>*Ia adalah salah seorang murid Said Nursi generasi pertama dan salah seorang penulis Risalah Nur.</ref>)Di sana ia berhenti untuk melaksanakan tugasnya d..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Pasalnya, ketika setiap partikel masuk ke fase manapun, mulai dari keberadaannya sebagai elemen di lingkungan luar hingga ke dalam sel tubuh yang kecil, seolaholah ia bekerja sesuai dengan kehendak hukum tertentu pada setiap fasenya. Ketika masuk, ia masuk dengan teratur. Serta ketika berjalan pada setiap tingkatannya, ia berjalan dengan langkah-langkah yang teratur sehingga tampak jelas bahwa perintah Dzat Yang Mahabijak yang menggiringnya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Demikianlah semua terjadi dengan sangat rapi. Setiap kali partikel berjalan dari satu fase ke fase yang lain, dan dari satu tingkatan kepada tingkatan yang lain, ia tidak keluar dari tujuan hingga sampai kepada posisi yang telah ditentukan untuknya lewat perintah ilahi. Misalnya pupil mata Taufik.(*<ref>*Ia adalah salah seorang murid Said Nursi generasi pertama dan salah seorang penulis Risalah Nur.</ref>)Di sana ia berhenti untuk melaksanakan tugasnya d..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
345. satır: 345. satır:
Pasalnya, ketika setiap partikel masuk ke fase manapun, mulai dari keberadaannya sebagai elemen di lingkungan luar hingga ke dalam sel tubuh yang kecil, seolaholah ia bekerja sesuai dengan kehendak hukum tertentu pada setiap fasenya. Ketika masuk, ia masuk dengan teratur. Serta ketika berjalan pada setiap tingkatannya, ia berjalan dengan langkah-langkah yang teratur sehingga tampak jelas bahwa perintah Dzat Yang Mahabijak yang menggiringnya.
Pasalnya, ketika setiap partikel masuk ke fase manapun, mulai dari keberadaannya sebagai elemen di lingkungan luar hingga ke dalam sel tubuh yang kecil, seolaholah ia bekerja sesuai dengan kehendak hukum tertentu pada setiap fasenya. Ketika masuk, ia masuk dengan teratur. Serta ketika berjalan pada setiap tingkatannya, ia berjalan dengan langkah-langkah yang teratur sehingga tampak jelas bahwa perintah Dzat Yang Mahabijak yang menggiringnya.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Demikianlah semua terjadi dengan sangat rapi. Setiap kali partikel berjalan dari satu fase ke fase yang lain, dan dari satu tingkatan kepada tingkatan yang lain, ia tidak keluar dari tujuan hingga sampai kepada posisi yang telah ditentukan untuknya lewat perintah ilahi. Misalnya pupil mata Taufik.(*<ref>*Ia adalah salah seorang murid Said Nursi generasi pertama dan salah seorang penulis Risalah Nur.</ref>)Di sana ia berhenti untuk melaksanakan tugasnya dan menunaikan pekerjaan yang diamanahkan padanya.
İşte böyle muntazam tavırdan tavıra, tabakadan tabakaya gitgide hedef ve maksadından ayrılmayarak tâ makam-ı lâyıkına, mesela, Tevfik’in göz bebeğine emr-i Rabbanî ile girer, oturur, çalışır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">