82.527
düzenleme
("Demikian pula sifat-sifat Allah seperti ilmu dan qudrah, serta nama-nama-Nya yang mulia, seperti Mahabijaksana dan Maha Pe- nyayang. Karena ia bersifat mutlak, tidak terbatas, dan mencakup segala hal, tanpa ada sekutu bagi-Nya, ia tidak mungkin dijangkau atau dibatasi dengan sesuatu. Substansinya tidak dapat diketahui dan dirasakan. Karena itu, harus ada batasan asumtif atau imajinatif terhadap sifat-sifat dan nama-nama-Nya yang bersifat mutlak itu sebag..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Yaitu lewat “satuan standar” yang ada padanya. Sebagai contoh, lewat rububiyah asumtif yang ia bayangkan da- lam wilayah kepemilikannya, ia memahami rububiyah Penciptanya yang bersifat mutlak dalam wilayah mumkinât (wilayah makhluk).Lewat kepemilikannya yang bersifat lahiriah, ia memahami kepemilikan Penciptanya yang bersifat hakiki. Ia berkata, “Jika aku pemilik dari rumah ini, Tuhan Sang Pencipta adalah Pemilik alam ini.”Lewat pengetahuannya y..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
37. satır: | 37. satır: | ||
Demikian pula sifat-sifat Allah seperti ilmu dan qudrah, serta nama-nama-Nya yang mulia, seperti Mahabijaksana dan Maha Pe- nyayang. Karena ia bersifat mutlak, tidak terbatas, dan mencakup segala hal, tanpa ada sekutu bagi-Nya, ia tidak mungkin dijangkau atau dibatasi dengan sesuatu. Substansinya tidak dapat diketahui dan dirasakan. Karena itu, harus ada batasan asumtif atau imajinatif terhadap sifat-sifat dan nama-nama-Nya yang bersifat mutlak itu sebagai sarana untuk memahaminya karena ia tidak memiliki batasan konkret. Inilah yang dilakukan oleh ego atau “aku”. Ia membayangkan dalam diri- nya satu bentuk rububiyah asumtif berikut kepemilikan, kekuasaan, dan pengetahuan yang bersifat hipotesis. Ia memberikan batas-batas tertentu terhadap sifat-sifat komprehensif dan nama-nama-Nya yang bersifat mutlak. Misalnya ia berkata, “Dari sini sampai di sana adalah milikku. Selebihnya, kembali kepada sifat-sifat tersebut.” Yakni, ia meletakkan satu bentuk pembagian. Dan dengan ini ia menyiapkan diri untuk memahami substansi sifat-sifat yang tak terhingga itu se- dikit demi sedikit. | Demikian pula sifat-sifat Allah seperti ilmu dan qudrah, serta nama-nama-Nya yang mulia, seperti Mahabijaksana dan Maha Pe- nyayang. Karena ia bersifat mutlak, tidak terbatas, dan mencakup segala hal, tanpa ada sekutu bagi-Nya, ia tidak mungkin dijangkau atau dibatasi dengan sesuatu. Substansinya tidak dapat diketahui dan dirasakan. Karena itu, harus ada batasan asumtif atau imajinatif terhadap sifat-sifat dan nama-nama-Nya yang bersifat mutlak itu sebagai sarana untuk memahaminya karena ia tidak memiliki batasan konkret. Inilah yang dilakukan oleh ego atau “aku”. Ia membayangkan dalam diri- nya satu bentuk rububiyah asumtif berikut kepemilikan, kekuasaan, dan pengetahuan yang bersifat hipotesis. Ia memberikan batas-batas tertentu terhadap sifat-sifat komprehensif dan nama-nama-Nya yang bersifat mutlak. Misalnya ia berkata, “Dari sini sampai di sana adalah milikku. Selebihnya, kembali kepada sifat-sifat tersebut.” Yakni, ia meletakkan satu bentuk pembagian. Dan dengan ini ia menyiapkan diri untuk memahami substansi sifat-sifat yang tak terhingga itu se- dikit demi sedikit. | ||
Yaitu lewat “satuan standar” yang ada padanya. | |||
Sebagai contoh, lewat rububiyah asumtif yang ia bayangkan da- lam wilayah kepemilikannya, ia memahami rububiyah Penciptanya yang bersifat mutlak dalam wilayah mumkinât (wilayah makhluk).Lewat kepemilikannya yang bersifat lahiriah, ia memahami kepemilikan Penciptanya yang bersifat hakiki. Ia berkata, “Jika aku pemilik dari rumah ini, Tuhan Sang Pencipta adalah Pemilik alam ini.”Lewat pengetahuannya yang terbatas, ia menyadari pengetahuan Allah yang tak terbatas. | |||
Lewat kemahiran yang didapat, ia mengenali indahnya kreasi Sang Pencipta Yang Mahaagung. Misalnya ia berkata, “Jika aku yang mendirikan dan menata rumah ini, tentu ada Dzat yang mendirikan dan menata dunia ini.”Demikianlah, di dalam diri dan ego tersimpan ribuan kondisi, sifat, dan perasaan yang mengandung ribuan rahasia tersembunyi di mana dalam batas tertentu ia dapat menunjukkan dan menjelaskan sejumlah sifat dan urusan ilahi yang penuh hikmah. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme