İçeriğe atla

Otuzuncu Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Kemudian ia didukung oleh ‘ego kelompok’ seraya menghembuskan semangat rasisme sehingga dengan bersandar pada ego tersebut, manusia akan bersikap keras sampai berwatak seperti setan yang menentang dan melawan perintah Allah." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Namun, jika ego lupa akan hikmah penciptaannya lalu melihat dirinya dengan pandangan ismi (menunjukkan makna pada dirinya), seraya meninggalkan tugas fitrinya dengan merasa dirinya sebagai pemilik, berarti ia telah mengkhianati amanah. Iapun masuk ke dalam ancaman ilahi:“Sungguh merugi orang yang mengotorinya.” (QS. asy-Syams [91]:10).Demikianlah kekhawatiran langit, bumi, dan gunung dalam memikul amanah, serta rasa takutnya dari syirik yang bersifat..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Kemudian ia didukung oleh ‘ego kelompok’ seraya menghembuskan semangat rasisme sehingga dengan bersandar pada ego tersebut, manusia akan bersikap keras sampai berwatak seperti setan yang menentang dan melawan perintah Allah." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
58. satır: 58. satır:
Namun, jika ego lupa akan hikmah penciptaannya lalu melihat dirinya dengan pandangan ismi (menunjukkan makna pada dirinya), seraya meninggalkan tugas fitrinya dengan merasa dirinya sebagai pemilik, berarti ia telah mengkhianati amanah. Iapun masuk ke dalam ancaman ilahi:“Sungguh merugi orang yang mengotorinya.” (QS. asy-Syams [91]:10).Demikianlah kekhawatiran langit, bumi, dan gunung dalam memikul amanah, serta rasa takutnya dari syirik yang bersifat asumsi tersebut adalah dari aspek ego di atas di mana akan melahirkan semua jenis kemusyrikan, keburukan, dan kesesatan.
Namun, jika ego lupa akan hikmah penciptaannya lalu melihat dirinya dengan pandangan ismi (menunjukkan makna pada dirinya), seraya meninggalkan tugas fitrinya dengan merasa dirinya sebagai pemilik, berarti ia telah mengkhianati amanah. Iapun masuk ke dalam ancaman ilahi:“Sungguh merugi orang yang mengotorinya.” (QS. asy-Syams [91]:10).Demikianlah kekhawatiran langit, bumi, dan gunung dalam memikul amanah, serta rasa takutnya dari syirik yang bersifat asumsi tersebut adalah dari aspek ego di atas di mana akan melahirkan semua jenis kemusyrikan, keburukan, dan kesesatan.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ya, meskipun “ego” berupa huruf alif yang tipis, benang yang halus, dan sekadar garis khayal, namun jika substansinya tidak diketahui, ia akan tumbuh dalam kondisi samar laksana benih yang tumbuh di
Evet ene; ince bir elif, bir tel, farazî bir hat iken mahiyeti bilinmezse tesettür toprağı altında neşv ü nema bulur, gittikçe kalınlaşır. Vücud-u insanın her tarafına yayılır. Koca bir ejderha gibi vücud-u insanı bel’ eder. Bütün o insan, bütün letaifiyle âdeta ene olur.
dalam tanah. Sedikit demi sedikit ia membesar hingga menyebar ke seluruh wujud manusia hingga menelannya seperti ular besar yang menelan. Maka, manusia secara totalitasnya berikut segala perangkat halus dan perasaannya menjadi ekspresi dari ego.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kemudian ia didukung oleh ‘ego kelompok’ seraya menghembuskan semangat rasisme sehingga dengan bersandar pada ego tersebut, manusia akan bersikap keras sampai berwatak seperti setan yang menentang dan melawan perintah Allah.
Sonra nev’in enaniyeti de bir asabiyet-i neviye ve milliye cihetiyle o enaniyete kuvvet verip o ene, enaniyet-i neviyeye istinad ederek şeytan gibi Sâni’-i Zülcelal’in evamirine karşı mübareze eder.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">