82.619
düzenleme
("Namun, jika ego lupa akan hikmah penciptaannya lalu melihat dirinya dengan pandangan ismi (menunjukkan makna pada dirinya), seraya meninggalkan tugas fitrinya dengan merasa dirinya sebagai pemilik, berarti ia telah mengkhianati amanah. Iapun masuk ke dalam ancaman ilahi:“Sungguh merugi orang yang mengotorinya.” (QS. asy-Syams [91]:10).Demikianlah kekhawatiran langit, bumi, dan gunung dalam memikul amanah, serta rasa takutnya dari syirik yang bersifat..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Kemudian ia didukung oleh ‘ego kelompok’ seraya menghembuskan semangat rasisme sehingga dengan bersandar pada ego tersebut, manusia akan bersikap keras sampai berwatak seperti setan yang menentang dan melawan perintah Allah." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
58. satır: | 58. satır: | ||
Namun, jika ego lupa akan hikmah penciptaannya lalu melihat dirinya dengan pandangan ismi (menunjukkan makna pada dirinya), seraya meninggalkan tugas fitrinya dengan merasa dirinya sebagai pemilik, berarti ia telah mengkhianati amanah. Iapun masuk ke dalam ancaman ilahi:“Sungguh merugi orang yang mengotorinya.” (QS. asy-Syams [91]:10).Demikianlah kekhawatiran langit, bumi, dan gunung dalam memikul amanah, serta rasa takutnya dari syirik yang bersifat asumsi tersebut adalah dari aspek ego di atas di mana akan melahirkan semua jenis kemusyrikan, keburukan, dan kesesatan. | Namun, jika ego lupa akan hikmah penciptaannya lalu melihat dirinya dengan pandangan ismi (menunjukkan makna pada dirinya), seraya meninggalkan tugas fitrinya dengan merasa dirinya sebagai pemilik, berarti ia telah mengkhianati amanah. Iapun masuk ke dalam ancaman ilahi:“Sungguh merugi orang yang mengotorinya.” (QS. asy-Syams [91]:10).Demikianlah kekhawatiran langit, bumi, dan gunung dalam memikul amanah, serta rasa takutnya dari syirik yang bersifat asumsi tersebut adalah dari aspek ego di atas di mana akan melahirkan semua jenis kemusyrikan, keburukan, dan kesesatan. | ||
Ya, meskipun “ego” berupa huruf alif yang tipis, benang yang halus, dan sekadar garis khayal, namun jika substansinya tidak diketahui, ia akan tumbuh dalam kondisi samar laksana benih yang tumbuh di | |||
dalam tanah. Sedikit demi sedikit ia membesar hingga menyebar ke seluruh wujud manusia hingga menelannya seperti ular besar yang menelan. Maka, manusia secara totalitasnya berikut segala perangkat halus dan perasaannya menjadi ekspresi dari ego. | |||
Kemudian ia didukung oleh ‘ego kelompok’ seraya menghembuskan semangat rasisme sehingga dengan bersandar pada ego tersebut, manusia akan bersikap keras sampai berwatak seperti setan yang menentang dan melawan perintah Allah. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme