İçeriğe atla

Otuzuncu Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Dalam “Kalimat Kesebelas” telah kami jelaskan substansi ma- nusia dan ego yang terdapat dalam dirinya dilihat dari makna harfi. Di sana telah kami tegaskan bagaimana ia menjadi neraca alam yang sensitif, ukuran yang akurat, indeks yang integral dan komprehensif, peta yang sempurna, cermin yang universal, serta perhitungan yang lengkap. Pembaca bisa merujuk kepada risalah tersebut.Kami menutup pendahuluan ini sampai di sini dengan mencukupkan penjelas..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Sebagaimana orang yang mencuri empat puluh dinar dari harta negara harus membiarkan semua sahabat yang bersamanya mengambil satu dirham darinya agar tindak pencuriannya dibenarkan, demikian pula dengan orang yang berkata, “Aku adalah pemilik diriku.” Orang tersebut harus berkata dan berkeyakinan bahwa segala sesuatu adalah pemilik bagi dirinya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Dalam “Kalimat Kesebelas” telah kami jelaskan substansi ma- nusia dan ego yang terdapat dalam dirinya dilihat dari makna harfi. Di sana telah kami tegaskan bagaimana ia menjadi neraca alam yang sensitif, ukuran yang akurat, indeks yang integral dan komprehensif, peta yang sempurna, cermin yang universal, serta perhitungan yang lengkap. Pembaca bisa merujuk kepada risalah tersebut.Kami menutup pendahuluan ini sampai di sini dengan mencukupkan penjelas..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
67. satır: 67. satır:
Sebagaimana orang yang mencuri empat puluh dinar dari harta negara harus membiarkan semua sahabat yang bersamanya mengambil satu dirham darinya agar tindak pencuriannya dibenarkan, demikian pula dengan orang yang berkata, “Aku adalah pemilik diriku.” Orang tersebut harus berkata dan berkeyakinan bahwa segala sesuatu adalah pemilik bagi dirinya.
Sebagaimana orang yang mencuri empat puluh dinar dari harta negara harus membiarkan semua sahabat yang bersamanya mengambil satu dirham darinya agar tindak pencuriannya dibenarkan, demikian pula dengan orang yang berkata, “Aku adalah pemilik diriku.” Orang tersebut harus berkata dan berkeyakinan bahwa segala sesuatu adalah pemilik bagi dirinya.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Demikianlah ego dalam kondisinya yang demikian, yang mengenakan busana pengkhianatan terhadap amanah, ia betul-betul sangat bodoh. Bahkan ia entitas yang paling bodoh. Ia jatuh ke dalam tingkatan Jahlul murakkab meskipun memiliki ribuan ilmu dan pengetahuan. Pasalnya, cahaya makrifat yang tersebar di alam yang ditangkap oleh indra dan pemikirannya tidak mendapatkan unsur untuk bisa membenarkan, menerangi, dan mengekalkannya.Karena itu, seluruh pengetahuan tersebut segera padam sehingga menjadi gelap gulita. Seluruh yang datang kepadanya tercelup dengan celupan dirinya yang demikian pekat. Bahkan meskipun sebuah hik- mah cemerlang masuk ke dalamnya, maka ia akan hilang percuma. Sebab, warna ego dalam kondisi tersebut berupa syirik, sikap melepas- kan Sang Pencipta dari sifat-sifat-Nya yang mulia, serta mengingkari wujud-Nya. Lebih dari itu, andaikan seluruh alam dipenuhi dengan
İşte ene, şu hainane vaziyetinde iken cehl-i mutlaktadır. Binler fünunu bilse de cehl-i mürekkeble bir echeldir. Çünkü duyguları, efkârları kâinatın envar-ı marifetini getirdiği vakit, nefsinde onu tasdik edecek, ışıklandıracak ve idame edecek bir madde bulmadığı için sönerler. Gelen her şey, nefsindeki renkler ile boyalanır. Mahz-ı hikmet gelse nefsinde abesiyet-i mutlaka suretini alır. Çünkü şu haldeki enenin rengi, şirk ve tatildir, Allah’ı inkârdır. Bütün kâinat parlak âyetlerle dolsa o enedeki karanlıklı bir nokta, onları nazarda söndürür, göstermez.
sejumlah tanda yang demikian terang dan lentera petunjuk, titik gelap yang terdapat dalam ego akan menutupi semua cahaya yang datang itu sekaligus menghijabnya sehingga tidak tampak.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Dalam “Kalimat Kesebelas” telah kami jelaskan substansi ma- nusia dan ego yang terdapat dalam dirinya dilihat dari makna harfi. Di sana telah kami tegaskan bagaimana ia menjadi neraca alam yang sensitif, ukuran yang akurat, indeks yang integral dan komprehensif, peta yang sempurna, cermin yang universal, serta perhitungan yang lengkap. Pembaca bisa merujuk kepada risalah tersebut.Kami menutup pendahuluan ini sampai di sini dengan mencukupkan penjelasan yang terdapat pada risalah tersebut.  
On Birinci Söz’de mahiyet-i insaniyenin ve mahiyet-i insaniyedeki enaniyetin –mana-yı harfî cihetiyle– ne kadar hassas bir mizan ve doğru bir mikyas ve muhit bir fihriste ve mükemmel bir harita ve câmi’ bir âyine ve kâinata güzel bir takvim, bir rûzname olduğu gayet kat’î bir surette tafsil edilmiştir. Ona müracaat edilsin. O Söz’deki tafsilata iktifaen kısa keserek mukaddimeye nihayet verdik.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">