82.619
düzenleme
("Wahai sahabat yang imajinasinya sedang bersamaku dalam perjalanan imajiner di atas!Bumi tersebut adalah alam dan filsafat naturalisme. Sementara terowongannya berupa jalan yang dilalui para filsuf lewat berbagai pemikiran mereka untuk sampai kepada hakikat. Jejak kaki yang kulihat adalah milik tokoh-tokoh filsafat ternama seperti Plato dan Aristote- les.(*<ref>*Barangkali ada yang berkata, “Anda ini siapa sehingga berani merendahkan para tokoh tersebut..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Aku terus berjalan. Tiba-tiba dua hal berada di tanganku.Pertama, lampu listrik yang menerangi gelapnya alam di bawah tanah.Kedua, alat berat yang bisa menghancurkan karang sebesar gunung.Jalan itupun terbuka untukku. Ketika itu ada yang berbisik di tel- ingaku, “lampu dan alat ini telah diberikan kepadamu dari khazanah al-Qur’an.”Demikianlah, selama beberapa saat aku terus berjalan sampai akhirnya aku sampai di sisi gunung yang lain. Tiba-tiba mat..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
168. satır: | 168. satır: | ||
Wahai sahabat yang imajinasinya sedang bersamaku dalam perjalanan imajiner di atas!Bumi tersebut adalah alam dan filsafat naturalisme. Sementara terowongannya berupa jalan yang dilalui para filsuf lewat berbagai pemikiran mereka untuk sampai kepada hakikat. Jejak kaki yang kulihat adalah milik tokoh-tokoh filsafat ternama seperti Plato dan Aristote- les.(*<ref>*Barangkali ada yang berkata, “Anda ini siapa sehingga berani merendahkan para tokoh tersebut? Apakah Anda sudah seperti lalat sehingga berani terbang bersama elang? Kujawab, “Karena guruku bersifat azali, yaitu al-Qur’an al-Karim, maka aku merasa tidak perlu menghiraukan sedikitpun, di jalan hakikat dan makrifat, para “elang” tersebut yang merupakan murid filsafat yang berlumur kesesatan, dan berguru pada akal yang penuh dengan ilusi. Meskipun aku satu tingkat di bawah mereka, namun guru mereka jauh lebih rendah daripada guruku. Nah, berkat kemuliaan guruku, materi yang membuat mereka tenggelam tidak mampu mengotori kedua kakiku sedikitpun. Ya, seorang prajurit biasa yang membawa perintah raja yang agung dapat melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh panglima dari raja yang kecil―Penulis.</ref>)Lalu suara yang kudengar berupa suara sekelompok orang jenius seperti Ibnu Sina dan al-Farabi. Ya, aku menemukan sejumlah perkataan Ibnu Sina dan berbagai hukumnya pada sejumlah tempat. Hanya saja suara-suara itu sudah lenyap. Artinya, ia tidak lagi bisa melangkah. Dengan kata lain ia tercekik. Bagaimanapun aku telah menjelaskan padamu sejumlah hakikat tersembunyi di bawah khayalan agar rasa penasaranmu bisa berkurang. Sekarang aku ingin mengajak kembali kepada perjalanan imajinerku. | Wahai sahabat yang imajinasinya sedang bersamaku dalam perjalanan imajiner di atas!Bumi tersebut adalah alam dan filsafat naturalisme. Sementara terowongannya berupa jalan yang dilalui para filsuf lewat berbagai pemikiran mereka untuk sampai kepada hakikat. Jejak kaki yang kulihat adalah milik tokoh-tokoh filsafat ternama seperti Plato dan Aristote- les.(*<ref>*Barangkali ada yang berkata, “Anda ini siapa sehingga berani merendahkan para tokoh tersebut? Apakah Anda sudah seperti lalat sehingga berani terbang bersama elang? Kujawab, “Karena guruku bersifat azali, yaitu al-Qur’an al-Karim, maka aku merasa tidak perlu menghiraukan sedikitpun, di jalan hakikat dan makrifat, para “elang” tersebut yang merupakan murid filsafat yang berlumur kesesatan, dan berguru pada akal yang penuh dengan ilusi. Meskipun aku satu tingkat di bawah mereka, namun guru mereka jauh lebih rendah daripada guruku. Nah, berkat kemuliaan guruku, materi yang membuat mereka tenggelam tidak mampu mengotori kedua kakiku sedikitpun. Ya, seorang prajurit biasa yang membawa perintah raja yang agung dapat melakukan pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh panglima dari raja yang kecil―Penulis.</ref>)Lalu suara yang kudengar berupa suara sekelompok orang jenius seperti Ibnu Sina dan al-Farabi. Ya, aku menemukan sejumlah perkataan Ibnu Sina dan berbagai hukumnya pada sejumlah tempat. Hanya saja suara-suara itu sudah lenyap. Artinya, ia tidak lagi bisa melangkah. Dengan kata lain ia tercekik. Bagaimanapun aku telah menjelaskan padamu sejumlah hakikat tersembunyi di bawah khayalan agar rasa penasaranmu bisa berkurang. Sekarang aku ingin mengajak kembali kepada perjalanan imajinerku. | ||
Aku terus berjalan. Tiba-tiba dua hal berada di tanganku.Pertama, lampu listrik yang menerangi gelapnya alam di bawah tanah.Kedua, alat berat yang bisa menghancurkan karang sebesar gunung.Jalan itupun terbuka untukku. Ketika itu ada yang berbisik di tel- ingaku, “lampu dan alat ini telah diberikan kepadamu dari khazanah al-Qur’an.”Demikianlah, selama beberapa saat aku terus berjalan sampai akhirnya aku sampai di sisi gunung yang lain. Tiba-tiba matahari bersinar terang di langit yang cerah dan indah tak berawan. Saat itu adalah musim semi yang indah. Angin berhembus dengan perlahan. Air salsabil yang segar mengalir. Aku menyaksikan sebuah alam yang penuh dengan keindahan dan suka cita. Maka, akupun bersyukur memuji Allah. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme