82.619
düzenleme
("Aku terus berjalan. Tiba-tiba dua hal berada di tanganku.Pertama, lampu listrik yang menerangi gelapnya alam di bawah tanah.Kedua, alat berat yang bisa menghancurkan karang sebesar gunung.Jalan itupun terbuka untukku. Ketika itu ada yang berbisik di tel- ingaku, “lampu dan alat ini telah diberikan kepadamu dari khazanah al-Qur’an.”Demikianlah, selama beberapa saat aku terus berjalan sampai akhirnya aku sampai di sisi gunung yang lain. Tiba-tiba mat..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Setelah itu, kuperhatikan diri ini. Ternyata ia bukan milikku dan aku tidak mampu menguasainya. Seolah-olah ada yang mengujiku. Tiba-tiba aku kembali melihat diriku berada di gurun yang luas itu. Awan yang tebal telah menutupi sehingga langit menjadi gelap. Na- pas pun terasa sesak. Aku merasa ada yang menggiringku menuju jalan lain. Pasalnya, kali ini aku melihat diriku berjalan di atas permu- kaan bumi, bukan lagi di bawah tanah. Dalam perjalanan, aku..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
170. satır: | 170. satır: | ||
Aku terus berjalan. Tiba-tiba dua hal berada di tanganku.Pertama, lampu listrik yang menerangi gelapnya alam di bawah tanah.Kedua, alat berat yang bisa menghancurkan karang sebesar gunung.Jalan itupun terbuka untukku. Ketika itu ada yang berbisik di tel- ingaku, “lampu dan alat ini telah diberikan kepadamu dari khazanah al-Qur’an.”Demikianlah, selama beberapa saat aku terus berjalan sampai akhirnya aku sampai di sisi gunung yang lain. Tiba-tiba matahari bersinar terang di langit yang cerah dan indah tak berawan. Saat itu adalah musim semi yang indah. Angin berhembus dengan perlahan. Air salsabil yang segar mengalir. Aku menyaksikan sebuah alam yang penuh dengan keindahan dan suka cita. Maka, akupun bersyukur memuji Allah. | Aku terus berjalan. Tiba-tiba dua hal berada di tanganku.Pertama, lampu listrik yang menerangi gelapnya alam di bawah tanah.Kedua, alat berat yang bisa menghancurkan karang sebesar gunung.Jalan itupun terbuka untukku. Ketika itu ada yang berbisik di tel- ingaku, “lampu dan alat ini telah diberikan kepadamu dari khazanah al-Qur’an.”Demikianlah, selama beberapa saat aku terus berjalan sampai akhirnya aku sampai di sisi gunung yang lain. Tiba-tiba matahari bersinar terang di langit yang cerah dan indah tak berawan. Saat itu adalah musim semi yang indah. Angin berhembus dengan perlahan. Air salsabil yang segar mengalir. Aku menyaksikan sebuah alam yang penuh dengan keindahan dan suka cita. Maka, akupun bersyukur memuji Allah. | ||
Setelah itu, kuperhatikan diri ini. Ternyata ia bukan milikku dan aku tidak mampu menguasainya. Seolah-olah ada yang mengujiku. Tiba-tiba aku kembali melihat diriku berada di gurun yang luas itu. Awan yang tebal telah menutupi sehingga langit menjadi gelap. Na- pas pun terasa sesak. Aku merasa ada yang menggiringku menuju jalan lain. Pasalnya, kali ini aku melihat diriku berjalan di atas permu- kaan bumi, bukan lagi di bawah tanah. Dalam perjalanan, aku melihat berbagai urusan yang menakjubkan dan sejumlah pemandangan yang aneh yang sulit digambarkan. Laut marah kepadaku. Topan pun membuatku takut. Segala sesuatu yang berada di hadapanku berupa hambatan dan kesulitan. Hanya saja, berbagai persoalan dapat ditun- dukkan berkat sarana yang dianugerahkan kepadaku lewat al-Qur’an. Dengan sarana tersebut, aku bisa melewati berbagai kesulitan yang ada. Aku mulai menempuh perjalanan tersebut selangkah demi selangkah. Kusaksikan jasad dan jenazah para pelancong tergeletak di kedua sisi jalan, di sana-sini. Hanya satu dari seribu yang bisa menyelesaikan perjalanan.Bagaimanapun, aku telah selamat dari gelap awan tadi. Akhirnya aku sampai ke sisi bumi yang lain. Kutatap matahari yang hakiki dan indah. Kuhirup udara yang sepoi-sepoi. Akupun mulai berjalan mengitari alam indah laksana surga itu seraya terus mengucap alham- dulillah. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme