77.975
düzenleme
("Sebagaimana dapat dipahami dari peristiwa mi’raj bahwa manusia merupakan salah satu buah alam yang berharga dan makhluk yang mulia sekaligus dicinta oleh Sang Pencipta. Buah yang baik ini dibawa oleh Rasul x lewat mi’raj sebagai hadiah bagi jin dan manu- sia. Buah tersebut mengangkat derajat manusia dari keberadaannya sebagai makhluk yang kecil dan lemah, serta memiliki perasaan tak berdaya menuju kedudukan yang tinggi dan mulia. Bahkan, menuju kedud..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
(" Kita katakan padanya, “Robeklah pakaian ateismu dan buanglah jauh-jauh! Simaklah dengan pendengaran orang mukmin dan lihatlah dengan pandangan orang muslim. Aku akan menjelaskan kepadamu nilai dari sejumlah buah dalam dua perumpamaan berikut ini”:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
367. satır: | 367. satır: | ||
Sebagaimana dapat dipahami dari peristiwa mi’raj bahwa manusia merupakan salah satu buah alam yang berharga dan makhluk yang mulia sekaligus dicinta oleh Sang Pencipta. Buah yang baik ini dibawa oleh Rasul x lewat mi’raj sebagai hadiah bagi jin dan manu- sia. Buah tersebut mengangkat derajat manusia dari keberadaannya sebagai makhluk yang kecil dan lemah, serta memiliki perasaan tak berdaya menuju kedudukan yang tinggi dan mulia. Bahkan, menuju kedudukan yang paling tinggi melebihi seluruh makhluk. Buah ini melahirkan rasa gembira, suka cita, dan bahagia kepada manusia yang sulit untuk dilukiskan. | Sebagaimana dapat dipahami dari peristiwa mi’raj bahwa manusia merupakan salah satu buah alam yang berharga dan makhluk yang mulia sekaligus dicinta oleh Sang Pencipta. Buah yang baik ini dibawa oleh Rasul x lewat mi’raj sebagai hadiah bagi jin dan manu- sia. Buah tersebut mengangkat derajat manusia dari keberadaannya sebagai makhluk yang kecil dan lemah, serta memiliki perasaan tak berdaya menuju kedudukan yang tinggi dan mulia. Bahkan, menuju kedudukan yang paling tinggi melebihi seluruh makhluk. Buah ini melahirkan rasa gembira, suka cita, dan bahagia kepada manusia yang sulit untuk dilukiskan. | ||
Pasalnya, jika ada yang berkata kepada seorang tentara, “Engkau menjadi panglima,” bayangkan betapa besar kegembiraan dan suka cita yang dirasakan? Tentu sulit untuk diukur. Nah, manusia yang me- rupakan ciptaan yang lemah, makhluk hidup yang berpikir, fana dan hina di hadapan terpaan perpisahan. Andaikan ada yang berkata ke- padanya, “Engkau akan masuk ke dalam surga yang kekal, menikmati rahmat Tuhan yang luas dan abadi, bersenang-senang di kerajaan dan alam malakut-Nya yang seluas langit dan bumi, menikmatinya dengan seluruh keinginan hati, secepat khayalan, seluas jiwa dan jangkauan pikiran. Lebih dari itu, engkau akan dapat melihat keindahan-Nya da- lam kebahagiaan abadi.” | |||
Setiap manusia yang nilai-nilai kemanusiaannya tidak jatuh da- pat memahami sejauh mana kegembiraan dan suka cita yang dirasakan oleh orang yang mendapat informasi semacam itu. | |||
Sekarang, mari kita beralih kepada sosok yang berada dalam posisi pendengar. | |||
Kita katakan padanya, “Robeklah pakaian ateismu dan buanglah jauh-jauh! Simaklah dengan pendengaran orang mukmin dan lihatlah dengan pandangan orang muslim. Aku akan menjelaskan kepadamu nilai dari sejumlah buah dalam dua perumpamaan berikut ini”: | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme