77.975
düzenleme
("Sebagai contoh, jika seorang raja menghadiahkan sebuah apel, misalnya, pasti engkau memiliki dua jenis cinta dan dua bentuk kenikmatan kepadanya:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Pertama, cinta yang kembali kepada apel tadi sebagai buah yang baik dan lezat sesuai dengan sifat yang dimilikinya. Cinta ini tidak tertuju kepada sang raja. Orang yang memakannya dengan lahap di hadapannya seraya menampakkan kecintaan kepada apel; bukan kepada sang raja, sikap tersebut sama sekali tidak akan disenangi oleh raja, bahkan membencinya. Di samping itu, kenikmatan apel bersifat sementara dan akan segera habis. Pasalnya, dengan selesainya apel..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
779. satır: | 779. satır: | ||
Pertama, cinta yang kembali kepada apel tadi sebagai buah yang baik dan lezat sesuai dengan sifat yang dimilikinya. Cinta ini tidak tertuju kepada sang raja. Orang yang memakannya dengan lahap di hadapannya seraya menampakkan kecintaan kepada apel; bukan kepada sang raja, sikap tersebut sama sekali tidak akan disenangi oleh raja, bahkan membencinya. Di samping itu, kenikmatan apel bersifat sementara dan akan segera habis. Pasalnya, dengan selesainya apel tadi dimakan, berakhir pula kenikmatannya dan menyisakan kesedihan. | Pertama, cinta yang kembali kepada apel tadi sebagai buah yang baik dan lezat sesuai dengan sifat yang dimilikinya. Cinta ini tidak tertuju kepada sang raja. Orang yang memakannya dengan lahap di hadapannya seraya menampakkan kecintaan kepada apel; bukan kepada sang raja, sikap tersebut sama sekali tidak akan disenangi oleh raja, bahkan membencinya. Di samping itu, kenikmatan apel bersifat sementara dan akan segera habis. Pasalnya, dengan selesainya apel tadi dimakan, berakhir pula kenikmatannya dan menyisakan kesedihan. | ||
Kedua, cinta yang tertuju kepada kemurahan dan karunia raja yang diperlihatkan melalui apel tersebut. Seolaholah apel tersebut merupakan sampel dan wujud karunia kerajaan. Orang yang menerima hadiah raja dengan senang hati, memperlihatkan kecintaannya kepada raja, bukan kepada apel. Ia mengetahui bahwa di dalam apel yang menjadi wujud penghormatan tadi terkandung kenikmatan yang jauh melebihi kenikmatan ribuan apel. Kenikmatan tersebut merupakan wujud rasa syukur, dan cinta semacam ini merupakan cinta pernuh hormat kepada raja. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme