İçeriğe atla

Otuz İkinci Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"لَي۟تَ الشَّبَابَ يَعُودُ يَو۟مًا فَاُخ۟بِرَهُ بِمَا فَعَلَ ال۟مَشٖيبُ" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Cintamu kepada teman dan kerabat karena ditujukan untuk meraih rida Allah, maka perpisahan dan kematian mereka tidak akan memutus hubungan persahabatan, persaudaraan, dan kekerabatan dengan mereka. Pasalnya, ikatan dan cinta yang tulus tersebut akan terus terpelihara. Karenanya, nikmatnya kebersamaan akan terus bisa dirasakan. Namun, jika cinta tadi bukan karena Allah, nikmatnya per- temuan satu hari akan melahirkan sakitnya perpisahan selama 100 hari.(*..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("لَي۟تَ الشَّبَابَ يَعُودُ يَو۟مًا فَاُخ۟بِرَهُ بِمَا فَعَلَ ال۟مَشٖيبُ" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
837. satır: 837. satır:
Cintamu kepada masa muda, karena engkau mencintainya lantaran ia merupakan nikmat Allah yang indah, tentu engkau akan mempergunakannya untuk beribadah kepada-Nya serta tidak menyia- nyiakannya dengan berbuat maksiat. Pasalnya, ibadah yang dilakukan pada masa muda merupakan buah abadi yang dihasilkan oleh masa muda yang fana itu. Ketika engkau beranjak tua, engkau mendapatkan buah abadi yang bersumber dari masa muda sekaligus selamat dari bahaya dan kenakalan masa muda. Engkau pun berharap agar lebih banyak beribadah di masa tua untuk mendapatkan curahan rahmat-Nya yang luas. Engkau tidak menangisi dan menyesali masa mudamu se- perti orang-orang lalai yang telah menghabiskan lima puluh tahun dari masa tua dengan penuh penyesalan, karena kehilangan kenikmatan masa muda yang berlangsung selama lima atau sepuluh tahun. Sampai-sampai ada seorang penyair yang mengungkapkan penyesalan tersebut dengan berkata:
Cintamu kepada masa muda, karena engkau mencintainya lantaran ia merupakan nikmat Allah yang indah, tentu engkau akan mempergunakannya untuk beribadah kepada-Nya serta tidak menyia- nyiakannya dengan berbuat maksiat. Pasalnya, ibadah yang dilakukan pada masa muda merupakan buah abadi yang dihasilkan oleh masa muda yang fana itu. Ketika engkau beranjak tua, engkau mendapatkan buah abadi yang bersumber dari masa muda sekaligus selamat dari bahaya dan kenakalan masa muda. Engkau pun berharap agar lebih banyak beribadah di masa tua untuk mendapatkan curahan rahmat-Nya yang luas. Engkau tidak menangisi dan menyesali masa mudamu se- perti orang-orang lalai yang telah menghabiskan lima puluh tahun dari masa tua dengan penuh penyesalan, karena kehilangan kenikmatan masa muda yang berlangsung selama lima atau sepuluh tahun. Sampai-sampai ada seorang penyair yang mengungkapkan penyesalan tersebut dengan berkata:


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
لَي۟تَ الشَّبَابَ يَعُودُ يَو۟مًا      فَاُخ۟بِرَهُ بِمَا فَعَلَ ال۟مَشٖيبُ  
لَي۟تَ الشَّبَابَ يَعُودُ يَو۟مًا      فَاُخ۟بِرَهُ بِمَا فَعَلَ ال۟مَشٖيبُ
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Oh, andai saja suatu saat masa muda kembali lagi, akan kuberitahukan apa yang dilakukan masa tua.
Yani “Keşke gençliğim bir gün dönse idi ihtiyarlık benim başıma neler getirdiğini şekva ederek haber verecektim.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">