İçeriğe atla

Otuz İkinci Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Cintamu kepada teman dan kerabat karena ditujukan untuk meraih rida Allah, maka perpisahan dan kematian mereka tidak akan memutus hubungan persahabatan, persaudaraan, dan kekerabatan dengan mereka. Pasalnya, ikatan dan cinta yang tulus tersebut akan terus terpelihara. Karenanya, nikmatnya kebersamaan akan terus bisa dirasakan. Namun, jika cinta tadi bukan karena Allah, nikmatnya per- temuan satu hari akan melahirkan sakitnya perpisahan selama 100 hari.(*..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Cintamu kepada para nabi dan wali membuat alam barzakh, yang sangat gelap dan seram dalam pandangan kaum lalai, menjadi terlihat olehmu sebagai tempat yang terang, karena keberadaan mereka sehingga engkau pun merasa senang menyusul mereka dan tidak akan takut kepada alam ini, bahkan merindukannya tanpa merusak ke- senangan kehidupan dunia. Akan tetapi, jika cintamu kepada mereka seperti cintanya ahli peradaban terhadap orang-orang yang terkenal, maka den..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
("Cintamu kepada teman dan kerabat karena ditujukan untuk meraih rida Allah, maka perpisahan dan kematian mereka tidak akan memutus hubungan persahabatan, persaudaraan, dan kekerabatan dengan mereka. Pasalnya, ikatan dan cinta yang tulus tersebut akan terus terpelihara. Karenanya, nikmatnya kebersamaan akan terus bisa dirasakan. Namun, jika cinta tadi bukan karena Allah, nikmatnya per- temuan satu hari akan melahirkan sakitnya perpisahan selama 100 hari.(*..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
835. satır: 835. satır:
Terkait dengan kecintaanmu kepada sesuatu yang indah, sela- ma cinta itu karena Allah dan untuk mengenal penciptanya di mana ia membuatmu berkata, “Betapa indah penciptaannya!” maka cinta semacam ini merupakan bentuk tafakkur yang nikmat. Bahkan, ia membuka jalan bagi “perasaan cinta akan keindahan” dan “kerinduan terhadap kebaikan” menuju derajat keindahan yang lebih mulia dan lebih tinggi. Hal itu karena cinta semacam ini akan membuat kalbu mengalihkan pandangannya dari keindahan ciptaan-Nya menuju keindahan tindakan-Nya, dari keindahan tindakan-Nya menuju keindahan nama-Nya, dari keindahan nama-Nya menuju keindahan sifat-Nya, serta dari keindahan sifat-Nya menuju keindahan Dzat-Nya yang suci. Demikianlah, bentuk cinta seperti ini merupakan ibadah yang nikmat sekaligus tafakkur yang mulia dan menyenangkan.
Terkait dengan kecintaanmu kepada sesuatu yang indah, sela- ma cinta itu karena Allah dan untuk mengenal penciptanya di mana ia membuatmu berkata, “Betapa indah penciptaannya!” maka cinta semacam ini merupakan bentuk tafakkur yang nikmat. Bahkan, ia membuka jalan bagi “perasaan cinta akan keindahan” dan “kerinduan terhadap kebaikan” menuju derajat keindahan yang lebih mulia dan lebih tinggi. Hal itu karena cinta semacam ini akan membuat kalbu mengalihkan pandangannya dari keindahan ciptaan-Nya menuju keindahan tindakan-Nya, dari keindahan tindakan-Nya menuju keindahan nama-Nya, dari keindahan nama-Nya menuju keindahan sifat-Nya, serta dari keindahan sifat-Nya menuju keindahan Dzat-Nya yang suci. Demikianlah, bentuk cinta seperti ini merupakan ibadah yang nikmat sekaligus tafakkur yang mulia dan menyenangkan.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Cintamu kepada masa muda, karena engkau mencintainya lantaran ia merupakan nikmat Allah yang indah, tentu engkau akan mempergunakannya untuk beribadah kepada-Nya serta tidak menyia- nyiakannya dengan berbuat maksiat. Pasalnya, ibadah yang dilakukan pada masa muda merupakan buah abadi yang dihasilkan oleh masa muda yang fana itu. Ketika engkau beranjak tua, engkau mendapatkan buah abadi yang bersumber dari masa muda sekaligus selamat dari bahaya dan kenakalan masa muda. Engkau pun berharap agar lebih banyak beribadah di masa tua untuk mendapatkan curahan rahmat-Nya yang luas. Engkau tidak menangisi dan menyesali masa mudamu se- perti orang-orang lalai yang telah menghabiskan lima puluh tahun dari masa tua dengan penuh penyesalan, karena kehilangan kenikmatan masa muda yang berlangsung selama lima atau sepuluh tahun. Sampai-sampai ada seorang penyair yang mengungkapkan penyesalan tersebut dengan berkata:
'''Gençliğe muhabbetin ise:''' Madem Cenab-ı Hakk’ın güzel bir nimeti cihetinde sevmişsin elbette onu ibadette sarf edersin, sefahette boğdurup öldürmezsin. Öyle ise o gençlikte kazandığın ibadetler, o fâni gençliğin bâki meyveleridir. Sen ihtiyarlandıkça gençliğin iyilikleri olan bâki meyvelerini elde ettiğin halde, gençliğin zararlarından, taşkınlıklarından kurtulursun. Hem ihtiyarlıkta daha ziyade ibadete muvaffakiyet ve merhamet-i İlahiyeye daha ziyade liyakat kazandığını düşünürsün. Ehl-i gaflet gibi beş on senelik bir gençlik lezzetine mukabil, elli senede “Eyvah gençliğim gitti!” diye teessüf edip gençliğe ağlamayacaksın. Nasıl ki öylelerin birisi demiş:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">