78.189
düzenleme
("Adapun kecintaanmu kepada anakanakmu tercinta yang Allah titipkan kepada penjagaan dan pendidikanmu merupakan cinta yang membahagiakan dan memberi kenikmatan. Jika engkau merasakan hal tersebut, engkau tidak akan bersedih dengan musibah yang menimpa mereka dan tidak akan meratapi kematian mereka. Pasalnya, seperti yang telah kami jelaskan bahwa Pencipta mereka Maha Penyayang lagi Maha Bijaksana, maka engkau bisa berkata bahwa, “Kematian merupakan kebah..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Cintamu kepada para nabi dan wali membuat alam barzakh, yang sangat gelap dan seram dalam pandangan kaum lalai, menjadi terlihat olehmu sebagai tempat yang terang, karena keberadaan mereka sehingga engkau pun merasa senang menyusul mereka dan tidak akan takut kepada alam ini, bahkan merindukannya tanpa merusak ke- senangan kehidupan dunia. Akan tetapi, jika cintamu kepada mereka seperti cintanya ahli peradaban terhadap orang-orang yang terkenal, maka den..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği |
||
829. satır: | 829. satır: | ||
menimpa mereka dan tidak akan meratapi kematian mereka. Pasalnya, seperti yang telah kami jelaskan bahwa Pencipta mereka Maha Penyayang lagi Maha Bijaksana, maka engkau bisa berkata bahwa, “Kematian merupakan kebahagiaan bagi mereka”. Dengan demikian, engkau selamat dari pedihnya perpisahan dan engkau berfikir bahwa rahmat Tuhan tercurah padamu. | menimpa mereka dan tidak akan meratapi kematian mereka. Pasalnya, seperti yang telah kami jelaskan bahwa Pencipta mereka Maha Penyayang lagi Maha Bijaksana, maka engkau bisa berkata bahwa, “Kematian merupakan kebahagiaan bagi mereka”. Dengan demikian, engkau selamat dari pedihnya perpisahan dan engkau berfikir bahwa rahmat Tuhan tercurah padamu. | ||
Cintamu kepada teman dan kerabat karena ditujukan untuk meraih rida Allah, maka perpisahan dan kematian mereka tidak akan memutus hubungan persahabatan, persaudaraan, dan kekerabatan dengan mereka. Pasalnya, ikatan dan cinta yang tulus tersebut akan terus terpelihara. Karenanya, nikmatnya kebersamaan akan terus bisa dirasakan. Namun, jika cinta tadi bukan karena Allah, nikmatnya per- temuan satu hari akan melahirkan sakitnya perpisahan selama 100 hari.(*<ref>*Satu detik perjumpaan karena Allah setara dengan dengan satu tahun usia. Se- mentara, satu tahun perjumpaan karena dunia yang fana tidak sampai satu detik—Penulis.</ref>) | |||
Cintamu kepada para nabi dan wali membuat alam barzakh, yang sangat gelap dan seram dalam pandangan kaum lalai, menjadi terlihat olehmu sebagai tempat yang terang, karena keberadaan mereka sehingga engkau pun merasa senang menyusul mereka dan tidak akan takut kepada alam ini, bahkan merindukannya tanpa merusak ke- senangan kehidupan dunia. Akan tetapi, jika cintamu kepada mereka seperti cintanya ahli peradaban terhadap orang-orang yang terkenal, maka dengan sekadar memikirkan kepergian para wali tersebut dan remuknya tulanbelulang mereka di kuburan masa lalu akan menam- bah kesedihan bagi kehidupanmu yang pedih, dan akan mendorong seseorang untuk membayangkan kematiannya dengan penuh penyesalan dan kecemasan di mana ia berkata, “Aku akan masuk ke dalam kubur yang telah menghancurkan tulang-belulang para manusia yang sempurna tersebut!” Sebaliknya, dalam pandangan yang pertama di atas, mereka melihat para wali tersebut tinggal dengan lapang di alam barzakh yang merupakan aula masa depan setelah mereka meninggalkan pakaian jasad mereka di masa lalu. Mereka pun melihat kuburan dengan tatapan rindu dan senang. | |||
Terkait dengan kecintaanmu kepada sesuatu yang indah, sela- ma cinta itu karena Allah dan untuk mengenal penciptanya di mana ia membuatmu berkata, “Betapa indah penciptaannya!” maka cinta semacam ini merupakan bentuk tafakkur yang nikmat. Bahkan, ia membuka jalan bagi “perasaan cinta akan keindahan” dan “kerinduan terhadap kebaikan” menuju derajat keindahan yang lebih mulia dan lebih tinggi. Hal itu karena cinta semacam ini akan membuat kalbu mengalihkan pandangannya dari keindahan ciptaan-Nya menuju keindahan tindakan-Nya, dari keindahan tindakan-Nya menuju keindahan nama-Nya, dari keindahan nama-Nya menuju keindahan sifat-Nya, serta dari keindahan sifat-Nya menuju keindahan Dzat-Nya yang suci. Demikianlah, bentuk cinta seperti ini merupakan ibadah yang nikmat sekaligus tafakkur yang mulia dan menyenangkan. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme