82.619
düzenleme
("Bahkan, setelah menerima pelajaran iman tentang akhlak yang mulia dari Risalah Nur, sekelompok orang yang dahulu pernah bersama kami di penjara Denizli meskipun hanya sebentar, berkata: “Andaikan para tahanan mendapatkan pelajaran keimanan dari Risalah Nur selama lima belas pekan saja, hal itu pasti lebih bisa memperbaiki mereka dibanding harus dipenjara selama lima belas tahun.”" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Selama kematian ada, lalu ajal terhijab oleh tirai kegaiban di mana ia bisa menjemput kita kapan saja, sementara pintu kubur tidak pernah tertutup, kemudian umat manusia memasukinya rombongan demi rombongan, dan kematian itu sendiri bagi kaum mukmin adalah tiket pembebasan dari eksekusi hukuman mati sebagaimana dijelaskan lewat hakikat qur’ani, namun bagi kaum sesat dan bodoh ia laksana kemusnahan abadi seperti yang mereka saksikan di mana ia merupakan..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
165. satır: | 165. satır: | ||
Bahkan, setelah menerima pelajaran iman tentang akhlak yang mulia dari Risalah Nur, sekelompok orang yang dahulu pernah bersama kami di penjara Denizli meskipun hanya sebentar, berkata: “Andaikan para tahanan mendapatkan pelajaran keimanan dari Risalah Nur selama lima belas pekan saja, hal itu pasti lebih bisa memperbaiki mereka dibanding harus dipenjara selama lima belas tahun.” | Bahkan, setelah menerima pelajaran iman tentang akhlak yang mulia dari Risalah Nur, sekelompok orang yang dahulu pernah bersama kami di penjara Denizli meskipun hanya sebentar, berkata: “Andaikan para tahanan mendapatkan pelajaran keimanan dari Risalah Nur selama lima belas pekan saja, hal itu pasti lebih bisa memperbaiki mereka dibanding harus dipenjara selama lima belas tahun.” | ||
Selama kematian ada, lalu ajal terhijab oleh tirai kegaiban di mana ia bisa menjemput kita kapan saja, sementara pintu kubur tidak pernah tertutup, kemudian umat manusia memasukinya rombongan demi rombongan, dan kematian itu sendiri bagi kaum mukmin adalah tiket pembebasan dari eksekusi hukuman mati sebagaimana dijelaskan lewat hakikat qur’ani, namun bagi kaum sesat dan bodoh ia laksana kemusnahan abadi seperti yang mereka saksikan di mana ia merupakan perpisahan abadi dengan seluruh kekasih dan bahkan seluruh entitas, maka sudah barang tentu manusia yang paling bahagia | |||
adalah yang bersyukur kepada Tuhan seraya bersabar di dalam penjara, memanfaatkan waktu sebaik mungkin, mengabdikan diri kepada al-Qur’an dan iman, serta mengambil pelajaran dari Risalah Nur. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme