İçeriğe atla

Otuz Üçüncü Söz/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Saat ini kita sedang berada di depan jendela manusia. Kita akan menerawang cahaya tauhid melalui jendela diri manusia. Karena penjelasan tentang hal itu dapat dilihat pada sejumlah buku dan tulisan ribuan wali yang saleh, kami hanya ingin menjelaskan sejumlah isyarat yang terilhami dari limpahan cahaya al-Qur’an sebagai berikut:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("'''Poin Pertama''' Manusia adalah cermin yang memantulkan manifestasi nama-nama Ilahi yang mulia. Ia adalah cermin yang memiliki tiga sisi:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Saat ini kita sedang berada di depan jendela manusia. Kita akan menerawang cahaya tauhid melalui jendela diri manusia. Karena penjelasan tentang hal itu dapat dilihat pada sejumlah buku dan tulisan ribuan wali yang saleh, kami hanya ingin menjelaskan sejumlah isyarat yang terilhami dari limpahan cahaya al-Qur’an sebagai berikut:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
566. satır: 566. satır:
Dengan kata lain, pada setiap jiwa terdapat dua jendela kecil dilihat dari sisi upaya untuk bersandar dan meminta pertolongan. Dari keduanya manusia senantiasa menatap “perbendaharaan” rahmat Tuhan Yang Mahakuasa dan Maha Penyayang.
Dengan kata lain, pada setiap jiwa terdapat dua jendela kecil dilihat dari sisi upaya untuk bersandar dan meminta pertolongan. Dari keduanya manusia senantiasa menatap “perbendaharaan” rahmat Tuhan Yang Mahakuasa dan Maha Penyayang.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
'''Sisi kedua:'''Berbagai “sampel” yang dimiliki oleh manusia berupa “ilmu, qudrah, penglihatan, pendengaran, kepemilikan, dan kekuasaan” serta sejumlah sifat parsial lainnya menjadi cermin untuk mem- perkenalkan berbagai sifat Allah yang mutlak dan mengetahui “ilmu, qudrah, penglihatan, pendengaran, kekuasaan, dan rububiyah-Nya”.Maka ia dapat memahami sifat mutlak Tuhan lewat keterbatasan yang ada padanya. Tentu saja setelah itu ia akan berbicara kepada diri- nya dengan berkata misalnya:“Sebagaimana aku telah membangun rumah ini, mengetahui semua sisi dan bagiannya, serta mengatur sendiri karena aku adalah pemiliknya, demikian pula alam ini pasti ada yang membuat dan memilikinya di mana Dia mengetahui sekaligus melihat dan menatanya.”
'''İkinci Vecih âyinedarlık ise:''' İnsana verilen numuneler nevinden cüz’î ilim, kudret, basar, sem’, mâlikiyet, hâkimiyet gibi cüz’iyat ile kâinat Mâlikinin ilmine ve kudretine, basarına, sem’ine, hâkimiyet-i rububiyetine âyinedarlık eder. Onları anlar, bildirir. Mesela ben, nasıl bu evi yaptım ve yapmasını biliyorum ve görüyorum ve onun mâlikiyim ve idare ediyorum. Öyle de şu koca kâinat sarayının bir ustası var. O usta onu bilir, görür, yapar, idare eder ve hâkeza…
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">