79.281
düzenleme
("Saat ini kita sedang berada di depan jendela manusia. Kita akan menerawang cahaya tauhid melalui jendela diri manusia. Karena penjelasan tentang hal itu dapat dilihat pada sejumlah buku dan tulisan ribuan wali yang saleh, kami hanya ingin menjelaskan sejumlah isyarat yang terilhami dari limpahan cahaya al-Qur’an sebagai berikut:" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Jadi, sebagaimana pada Asmaul Husna terdapat nama Allah yang paling agung, maka dalam ukiran nama tersebut juga terdapat ukiran yang paling agung, yaitu manusia." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
568. satır: | 568. satır: | ||
'''Sisi kedua:'''Berbagai “sampel” yang dimiliki oleh manusia berupa “ilmu, qudrah, penglihatan, pendengaran, kepemilikan, dan kekuasaan” serta sejumlah sifat parsial lainnya menjadi cermin untuk mem- perkenalkan berbagai sifat Allah yang mutlak dan mengetahui “ilmu, qudrah, penglihatan, pendengaran, kekuasaan, dan rububiyah-Nya”.Maka ia dapat memahami sifat mutlak Tuhan lewat keterbatasan yang ada padanya. Tentu saja setelah itu ia akan berbicara kepada diri- nya dengan berkata misalnya:“Sebagaimana aku telah membangun rumah ini, mengetahui semua sisi dan bagiannya, serta mengatur sendiri karena aku adalah pemiliknya, demikian pula alam ini pasti ada yang membuat dan memilikinya di mana Dia mengetahui sekaligus melihat dan menatanya.” | '''Sisi kedua:'''Berbagai “sampel” yang dimiliki oleh manusia berupa “ilmu, qudrah, penglihatan, pendengaran, kepemilikan, dan kekuasaan” serta sejumlah sifat parsial lainnya menjadi cermin untuk mem- perkenalkan berbagai sifat Allah yang mutlak dan mengetahui “ilmu, qudrah, penglihatan, pendengaran, kekuasaan, dan rububiyah-Nya”.Maka ia dapat memahami sifat mutlak Tuhan lewat keterbatasan yang ada padanya. Tentu saja setelah itu ia akan berbicara kepada diri- nya dengan berkata misalnya:“Sebagaimana aku telah membangun rumah ini, mengetahui semua sisi dan bagiannya, serta mengatur sendiri karena aku adalah pemiliknya, demikian pula alam ini pasti ada yang membuat dan memilikinya di mana Dia mengetahui sekaligus melihat dan menatanya.” | ||
'''Sisi ketiga:'''Karena manusia merupakan cermin yang meman- tulkan Asmaul Husna, maka ia juga cermin dari sisi ukirannya pada diri manusia. Ini sudah dijelaskan secara agak rinci di awal pembahasan Maukif Ketiga dari “Kalimat Ketiga Puluh Dua”. Dijelaskan bah- wa substansi manusia yang komprehensif berisi lebih dari tujuh puluh ukiran Asmaul Husna.Contoh: sebagai makhluk, manusia menjelaskan nama Tuhan “al-Khâliq” (Pencipta), bentuknya yang terbaik memperlihatkan nama “ar-Rahman” dan “ar-Rahîm”, serta dari cara penumbuhan dan pemeliharaannya ia menunjukkan nama “al-Karîm” (Maha Pemurah) dan “al-Lathîf” (Yang Mahalembut). | |||
''' | Demikianlah, manusia menampakkan sejumlah ukiran beragam dari Asmaul Husna lewat semua organ, perangkat, latifah dan perasaannya. | ||
Jadi, sebagaimana pada Asmaul Husna terdapat nama Allah yang paling agung, maka dalam ukiran nama tersebut juga terdapat ukiran yang paling agung, yaitu manusia. | |||
Wahai yang merasa sebagai manusia, bacalah dirimu sendiri! Jika engkau tidak melakukannya, engkau bisa jatuh dari derajat manusia ke derajat binatang. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme