İçeriğe atla

Konferans/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Said Nursi memilih pengabdian terhadap al-Qur’an dan iman sebagai jalan hidupnya. Beliau melakukannya secara sempurna dengan mencari rida Allah semata tanpa mengharap manfaat materil atau maknawi dalam bentuk apapun. Juga tanpa menginginkan makam spiritual apapun seperti kewalian dan sejenisnya. Bahkan beliau mera- sa sangat keberatan dengan kedudukan tinggi yang diberikan oleh sejumlah ulama ahli basirah yang menyebut beliau sebagai “Penyelamat agam..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Suatu hari kami pergi bersama sejumlah teman di antara yang hadir di tempat ini untuk mengunjungi seorang ulama mulia yang telah berkhidmah selama 25 tahun di Kementerian Pertahanan Nasional. Saat kami berada di sisinya, ia bercerita tentang Ustadz Nursi dengan berkata, “Cukup bagimu membaca koleksi Risalah Nur dengan tekun dan konsisten sampai bisa memahami siapa sosok Badiuzzaman. Di sini aku akan memberikan kepada kalian sebuah contoh kemampuannya y..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Said Nursi memilih pengabdian terhadap al-Qur’an dan iman sebagai jalan hidupnya. Beliau melakukannya secara sempurna dengan mencari rida Allah semata tanpa mengharap manfaat materil atau maknawi dalam bentuk apapun. Juga tanpa menginginkan makam spiritual apapun seperti kewalian dan sejenisnya. Bahkan beliau mera- sa sangat keberatan dengan kedudukan tinggi yang diberikan oleh sejumlah ulama ahli basirah yang menyebut beliau sebagai “Penyelamat agam..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
152. satır: 152. satır:
Suatu hari kami pergi bersama sejumlah teman di antara yang hadir di tempat ini untuk mengunjungi seorang ulama mulia yang telah berkhidmah selama 25 tahun di Kementerian Pertahanan Nasional. Saat kami berada di sisinya, ia bercerita tentang Ustadz Nursi dengan berkata, “Cukup bagimu membaca koleksi Risalah Nur dengan tekun dan konsisten sampai bisa memahami siapa sosok Badiuzzaman. Di sini aku akan memberikan kepada kalian sebuah contoh kemampuannya yang istimewa. Berkat sosok makanwi Risalah Nur, Badiuzzaman tidak hanya mampu menata sebuah negara. Bahkan andai ia menerima kendali kepemimpinan seluruh bangsa, insya Allah ia mampu menata dan mengantarnya menuju keselamatan dan kebahagiaan.” Ya, Badiuzzaman memiliki fitrah yang langka. Meskipun demikian, be- liau melarang dirinya dan murid-muridnya dari melakukan aktivitas politik sejak 25 tahun yang lalu. Beliau juga tidak sibuk dengan urusan-urusan duniawi.
Suatu hari kami pergi bersama sejumlah teman di antara yang hadir di tempat ini untuk mengunjungi seorang ulama mulia yang telah berkhidmah selama 25 tahun di Kementerian Pertahanan Nasional. Saat kami berada di sisinya, ia bercerita tentang Ustadz Nursi dengan berkata, “Cukup bagimu membaca koleksi Risalah Nur dengan tekun dan konsisten sampai bisa memahami siapa sosok Badiuzzaman. Di sini aku akan memberikan kepada kalian sebuah contoh kemampuannya yang istimewa. Berkat sosok makanwi Risalah Nur, Badiuzzaman tidak hanya mampu menata sebuah negara. Bahkan andai ia menerima kendali kepemimpinan seluruh bangsa, insya Allah ia mampu menata dan mengantarnya menuju keselamatan dan kebahagiaan.” Ya, Badiuzzaman memiliki fitrah yang langka. Meskipun demikian, be- liau melarang dirinya dan murid-muridnya dari melakukan aktivitas politik sejak 25 tahun yang lalu. Beliau juga tidak sibuk dengan urusan-urusan duniawi.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kecerdasan, kepandaian, kekuatan akal, logika yang tepat, imajinasi yang kaya, ingatan yang kuat, firasat yang tinggi, pengetahuan, pemahaman, kecepatan aksiomatis, perasaan ruhiyah dan kehalusan maknawi tiada tara yang dimiliki oleh Badiuzzaman saat menulis Risalah Nur dan saat menunaikan pengabdian iman, semua itu menjadi bukti nyata bahwa beliau ditugaskan. Dia menjadi pelayan al-Qur’an bukan karena keinginan dan pilihan sendiri, tetapi dengan inayah dan karunia dari Allah. Hal itu diterima dan diapresiasi oleh para ulama ahli basirah.
Bediüzzaman’ın Risale-i Nur’u telif ettiği zamanlarda ve hizmet-i Kur’aniyede istihdam edildiği anlarda; zekâsı, fetaneti, aklı, mantığı, zihni, hayali, hâfızası, teemmülü, feraseti, seziş ve kavrayışı, sürat-i intikali ve ruhî, kalbî, vicdanî hâsseleri, duyguları ve manevî letaifinin emsalsiz bir tarzda olması, istihdam edildiğine aşikâr bir delildir ki kendi ihtiyarıyla, keyfiyle değil, inayet-i İlahiye ile Kur’an’a hizmetkârlık etmiş bir derecede olduğu, basîretli ehl-i ilim ve ehl-i kalpçe musaddak ve müstahsendir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">