77.975
düzenleme
("Demikianlah. Atas dasar itu, sesungguhnya di samping umur manusia yang fana terdapat umur lain yang bersifat kekal ditinjau dari sisi kehidupan kalbu dan rohaninya. Keduanya akan terus hidup lewat makrifat ilahi, cinta rabbani, ubudiyah subhâni, serta keridhaan rahmâni. Bahkan, umur kekal ini akan mengantarkan kepada alam yang abadi sehingga umur yang fana tadi akan berposisi seperti umur yang kekal abadi." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Sebab, apa yang dikorbankan di jalan Dzat Yang Mahakekal, akan memperoleh sejenis sifat kekal. Hakikat ini dijelaskan oleh kalimat yang kedua, Yâ Bâqî Anta al-Bâqî. Ia tidak hanya menyembuhkan luka maknawi manusia yang tak terhingga, tetapi juga memenuhi hasratnya yang kuat untuk bisa kekal seperti yang tertanam dalam fitrahnya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
69. satır: | 69. satır: | ||
Hakikat ini ditunjukkan oleh Laylatul Qadar. Meskipun ia hanya satu malam, tetapi ia lebih baik daripada seribu bulan sesuai dengan bunyi ayat al-Qur’an.(*<ref>*QS. al-Qadr [97]: 3.</ref>)Artinya, ia senilai delapan puluh tahun lebih.Petunjuk lainnya adalah sebuah kaidah yang telah ditetap- kan oleh para wali dan ahli hakikat. Yaitu masalah “pembentangan waktu” yang ditunjukkan secara nyata oleh peristiwa Mi’raj Nabi. Dalam peristiwa tersebut, hitungan detik dibentangkan menjadi hitungan tahun. Hitungan jamnya menjadi begitu luas dan panjang seukuran ribuan tahun. | Hakikat ini ditunjukkan oleh Laylatul Qadar. Meskipun ia hanya satu malam, tetapi ia lebih baik daripada seribu bulan sesuai dengan bunyi ayat al-Qur’an.(*<ref>*QS. al-Qadr [97]: 3.</ref>)Artinya, ia senilai delapan puluh tahun lebih.Petunjuk lainnya adalah sebuah kaidah yang telah ditetap- kan oleh para wali dan ahli hakikat. Yaitu masalah “pembentangan waktu” yang ditunjukkan secara nyata oleh peristiwa Mi’raj Nabi. Dalam peristiwa tersebut, hitungan detik dibentangkan menjadi hitungan tahun. Hitungan jamnya menjadi begitu luas dan panjang seukuran ribuan tahun. | ||
Sebab, dengan peristiwa Mi’raj tersebut, Nabi memasuki alam baka (keabadian). Beberapa menit dari alam kea- | |||
badian senilai ribuan tahun ukuran dunia. | |||
Adanya “pembentangan waktu” tersebut juga diperkuat oleh berbagai peristiwa yang pernah dialami oleh para wali yang saleh. Ada di antara mereka yang melakukan amal-amal perbuatan satu hari hanya dalam satu detik. Ada lagi yang menyelesaikan tugas dan kewajiban satu tahun hanya dalam satu jam. Serta ada pula di antara mereka yang mengkhatamkan al-Qur’an hanya dalam satu menit.Demikianlah, berbagai riwayat di atas dan yang sejenisnya, tidak diragukan lagi adanya. Sebab, para penyampai riwayat tersebut adalah orang-orang yang jujur dan saleh. Mereka tidak memiliki sifat bohong. Apalagi peristiwanya sudah mutawatir dan seringkali terjadi. Mereka menyampaikan riwayat tersebut seolah-olah menyaksikannya secara langsung. Jadi, ia tidak bisa diragukan. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme