İçeriğe atla

Üçüncü Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Sebagai kesimpulan: Meskipun manusia merupakan makhluk yang fana, namun ia tercipta untuk kekal abadi. Allah, Sang Pencipta Yang Mahamulia, menciptakan manusia laksana cermin yang memantulkan manifestasi-Nya yang kekal. Allah juga membebaninya dengan berbagai kewajiban yang membuahkan hasil yang kekal, serta memberinya bentuk yang paling baik agar bisa menjadi tempat terukirnya berbagai manifestasi Asmaul Husna yang kekal." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Sebab, dengan peristiwa Mi’raj tersebut, Nabi memasuki alam baka (keabadian). Beberapa menit dari alam kea- badian senilai ribuan tahun ukuran dunia. Adanya “pembentangan waktu” tersebut juga diperkuat oleh berbagai peristiwa yang pernah dialami oleh para wali yang saleh. Ada di antara mereka yang melakukan amal-amal perbuatan satu hari hanya dalam satu detik. Ada lagi yang menyelesaikan tugas dan kewajiban satu tahun hanya dalam satu jam. Serta ad..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Sebagai kesimpulan: Meskipun manusia merupakan makhluk yang fana, namun ia tercipta untuk kekal abadi. Allah, Sang Pencipta Yang Mahamulia, menciptakan manusia laksana cermin yang memantulkan manifestasi-Nya yang kekal. Allah juga membebaninya dengan berbagai kewajiban yang membuahkan hasil yang kekal, serta memberinya bentuk yang paling baik agar bisa menjadi tempat terukirnya berbagai manifestasi Asmaul Husna yang kekal." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
75. satır: 75. satır:
  Pem- bentangan waktu tersebut merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan.(*<ref>*Allah berfirman:“Salah seorang dari mereka bertanya, ‘Sudah berapa lama kamu berada di sini?’ mereka menjawab: ‘Kita berada (disini) sehari atau setengah hari’.” (QS. al-Kahfi [18]: 19).“Mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun ditambah sembilan tahun lagi.” (QS. al-Kahfi [18]: 25).Dua ayat di atas menunjukkan adanya “pelipatan waktu” sebagaimana ayat berikut ini menunjukkan adanya “pembentangan waktu”.“Sesungguhnya satu hari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. al-Hajj [22]: 47)Penulis.</ref>)Pembentangan waktu dapat terlihat pada mimpi yang dibenarkan oleh semua orang. Bisa jadi seseorang bermimpi tidak sampai satu menit, namun ia dapat mengalami berbagai kondisi, bisa berbincang-bincang, merasakan aneka kenikmatan, serta merasakan siksa, yang dalam waktu sadar membutuhkan waktu satu hari, atau bahkan membutuhkan waktu berhari-hari.
  Pem- bentangan waktu tersebut merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan.(*<ref>*Allah berfirman:“Salah seorang dari mereka bertanya, ‘Sudah berapa lama kamu berada di sini?’ mereka menjawab: ‘Kita berada (disini) sehari atau setengah hari’.” (QS. al-Kahfi [18]: 19).“Mereka tinggal dalam gua selama tiga ratus tahun ditambah sembilan tahun lagi.” (QS. al-Kahfi [18]: 25).Dua ayat di atas menunjukkan adanya “pelipatan waktu” sebagaimana ayat berikut ini menunjukkan adanya “pembentangan waktu”.“Sesungguhnya satu hari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. al-Hajj [22]: 47)Penulis.</ref>)Pembentangan waktu dapat terlihat pada mimpi yang dibenarkan oleh semua orang. Bisa jadi seseorang bermimpi tidak sampai satu menit, namun ia dapat mengalami berbagai kondisi, bisa berbincang-bincang, merasakan aneka kenikmatan, serta merasakan siksa, yang dalam waktu sadar membutuhkan waktu satu hari, atau bahkan membutuhkan waktu berhari-hari.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sebagai kesimpulan: Meskipun manusia merupakan makhluk yang fana, namun ia tercipta untuk kekal abadi. Allah, Sang Pencipta Yang Mahamulia, menciptakan manusia laksana cermin yang memantulkan manifestasi-Nya yang kekal. Allah juga membebaninya dengan berbagai kewajiban yang membuahkan hasil yang kekal, serta memberinya bentuk yang paling baik agar bisa menjadi tempat terukirnya berbagai manifestasi Asmaul Husna yang kekal.
'''Elhasıl:''' İnsan çendan fânidir. Fakat beka için halk edilmiş ve bâki bir zatın âyinesi olarak yaratılmış ve bâki meyveleri verecek işleri görmekle tavzif edilmiş ve bâki bir zatın, bâki esmasının cilvelerine ve nakışlarına medar olacak bir suret verilmiştir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">