İçeriğe atla

Dördüncü Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Dari uraian di atas, hakikat hadis tersebut menjadi jelas. Yaitu, ia berisi perintah untuk mengikuti al-Qur’an dan Sunnah yang mulia. Jadi, yang dimaksud dengan ahlul bait di siniditinjau dari sisi tugas kerasulan—adalah mengikuti sunnah Nabi. Dengan demiki- an, orang yang meninggalkan sunnah yang mulia sebenarnya tidak termasuk ahlul bait. Ia juga tidak termasuk pengikut ahlul bait yang hakiki." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Karena itu, Rasul diperintahkan untuk berkata:“Katakan, Aku tidak meminta kepadamu upah apa pun atas dak- wahku kecuali kasih sayang terhadap keluarga.” Ia meminta kepada umat ini agar mencintai keluarga beliau (ahlul bait). Hal ini didukung oleh beberapa riwayat lain bahwasanya Nabi pernah bersabda: “Wahai manusia, aku telah meninggalkan untuk kalian sesuatu yang jika kalian berpegang padanya, kalian takkan tersesat. Yaitu kitabullah (al-Qur’an)..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Dari uraian di atas, hakikat hadis tersebut menjadi jelas. Yaitu, ia berisi perintah untuk mengikuti al-Qur’an dan Sunnah yang mulia. Jadi, yang dimaksud dengan ahlul bait di siniditinjau dari sisi tugas kerasulan—adalah mengikuti sunnah Nabi. Dengan demiki- an, orang yang meninggalkan sunnah yang mulia sebenarnya tidak termasuk ahlul bait. Ia juga tidak termasuk pengikut ahlul bait yang hakiki." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
54. satır: 54. satır:
Karena itu, Rasul diperintahkan untuk berkata:“Katakan, Aku tidak meminta kepadamu upah apa pun atas dak- wahku kecuali kasih sayang terhadap keluarga.” Ia meminta kepada umat ini agar mencintai keluarga beliau (ahlul bait). Hal ini didukung oleh beberapa riwayat lain bahwasanya Nabi pernah bersabda: “Wahai manusia, aku telah meninggalkan untuk kalian sesuatu yang jika kalian berpegang padanya, kalian takkan tersesat. Yaitu kitabullah (al-Qur’an) dan keturunanku (ahlul bait).”(*<ref>*Lihat: at-Tirmidzi, al-Manâqib, 31; Ahmad ibn Hambal, al-Musnad, 3/14, 17, 26,59 dan 5/181.</ref>)Sebab, ahlul bait merupakan sumber dari Sunnah Nabi yang mulia sekaligus pemelihara dan pihak pertama yang harus komitmen padanya.
Karena itu, Rasul diperintahkan untuk berkata:“Katakan, Aku tidak meminta kepadamu upah apa pun atas dak- wahku kecuali kasih sayang terhadap keluarga.” Ia meminta kepada umat ini agar mencintai keluarga beliau (ahlul bait). Hal ini didukung oleh beberapa riwayat lain bahwasanya Nabi pernah bersabda: “Wahai manusia, aku telah meninggalkan untuk kalian sesuatu yang jika kalian berpegang padanya, kalian takkan tersesat. Yaitu kitabullah (al-Qur’an) dan keturunanku (ahlul bait).”(*<ref>*Lihat: at-Tirmidzi, al-Manâqib, 31; Ahmad ibn Hambal, al-Musnad, 3/14, 17, 26,59 dan 5/181.</ref>)Sebab, ahlul bait merupakan sumber dari Sunnah Nabi yang mulia sekaligus pemelihara dan pihak pertama yang harus komitmen padanya.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Dari uraian di atas, hakikat hadis tersebut menjadi jelas. Yaitu, ia berisi perintah untuk mengikuti al-Qur’an dan Sunnah yang mulia. Jadi, yang dimaksud dengan ahlul bait di siniditinjau dari sisi tugas kerasulan—adalah mengikuti sunnah Nabi. Dengan demiki- an, orang yang meninggalkan sunnah yang mulia sebenarnya tidak termasuk ahlul bait. Ia juga tidak termasuk pengikut ahlul bait yang hakiki.
İşte bu sırra binaendir ki Kitap ve Sünnete ittiba unvanıyla bu hakikat-i hadîsiye bildirilmiştir. Demek Âl-i Beyt’ten, vazife-i risaletçe muradı: Sünnet-i seniyesidir. Sünnet-i seniyeye ittibaı terk eden, hakiki Âl-i Beyt’ten olmadığı gibi Âl-i Beyt’e hakiki dost da olamaz.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">