İçeriğe atla

On Üçüncü Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Pertanyaan: Karena para tokoh Mu’tazilah berpendapat bahwa penciptaan keburukan adalah suatu keburukan, maka mereka tidak mengembalikan penciptaan kekufuran dan kesesatan kepada Allah. Seolah-olah dengan pendapatnya itu mereka mensucikan Allah. Mereka menuju kesesatan dengan ucapan, “Manusia adalah pencipta bagi perbuatannya sendiri.”" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Demikianlah, karena Mu’tazilah tidak dapat memahami ra- hasia ini, maka mereka mengatakan bahwa penciptaan keburukan dan kejahatan adalah suatu kejahatan dan keburukan. Mereka tidak mengembalikan penciptaan keburukan ini kepada Allah dan terjerumus dalam kesesatan. Mereka mentakwilkan prinsip “qadar baik dan buruk berasal dari Allah” yang merupakan salah satu rukun iman." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
("Pertanyaan: Karena para tokoh Mu’tazilah berpendapat bahwa penciptaan keburukan adalah suatu keburukan, maka mereka tidak mengembalikan penciptaan kekufuran dan kesesatan kepada Allah. Seolah-olah dengan pendapatnya itu mereka mensucikan Allah. Mereka menuju kesesatan dengan ucapan, “Manusia adalah pencipta bagi perbuatannya sendiri.”" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
131. satır: 131. satır:
Pertama, kesalahan mereka dapat dipahami secara pasti pada isyarat-isyarat sebelumnya, maka tidak perlu diulangi.
Pertama, kesalahan mereka dapat dipahami secara pasti pada isyarat-isyarat sebelumnya, maka tidak perlu diulangi.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Kedua, sesungguhnya nafsu manusia lebih memilih satu ons kenikmatan “sekarang” yang sesaat daripada satu kuintal kenikmatan “mendatang” yang kekal. Nafsu lebih suka mengeluhkan penderitaan yang bersifat duniawi dibanding azab Allah di kemudian hari. Dan ketika perasaan manusia itu terusik, ia tidak tunduk pada pertim- bangan-pertimbangan akal sehingga hawa nafsulah yang mengen- dalikannya. Pada saat itu, mereka lebih memilih kenikmatan sesaat dibanding pahala di akhirat, lebih menjauhi kesempitan duniawi dibanding menjauhi azab Allah yang pedih.Ketika hawa nafsu dan perasaan tidak melihat masa depan, bahkan mengingkarinya, sesungguhnya akal dan kalbu yang merupakan tempat bersemainya iman diam tak berkutik sehingga keduanya dikalahkan.
'''Sâniyen:''' Nefs-i insaniye, muaccel ve hazır bir dirhem lezzeti; müeccel, gaib bir batman lezzete tercih ettiği gibi hazır bir tokat korkusundan, ileride bir sene azaptan daha ziyade çekinir. Hem insanda hissiyat galip olsa aklın muhakemesini dinlemez. Heves ve vehmi hükmedip en az ve ehemmiyetsiz bir lezzet-i hazırayı, ileride gayet büyük bir mükâfata tercih eder. Ve az bir hazır sıkıntıdan, ileride büyük bir azab-ı müecceleden ziyade çekinir. Çünkü tevehhüm ve heves ve his, ileriyi görmüyor belki inkâr ediyorlar. Nefis dahi yardım etse mahall-i iman olan kalp ve akıl susarlar, mağlup oluyorlar.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Maka ketika itu perbuatan dosa besar tidaklah muncul dari ketiadaan iman, tetapi muncul dari dominasi dan kemenangan perasaan dan hawa nafsu atas akal dan hati.
Şu halde kebairi işlemek, imansızlıktan gelmiyor, belki his ve hevesin ve vehmin galebesiyle akıl ve kalbin mağlubiyetinden ileri gelir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">