İçeriğe atla

On Yedinci Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Adapun murid al-Qur’an yang ikhlas dan tulus, ia adalah “sosok hamba”. Tetapi ia adalah hamba yang tidak mengabdi pada makhluk yang paling besar sekalipun. Ia merupakan hamba yang mulia. Ia tidak mau menjadikan surga—kenikmatan yang agung itu—sebagai tujuannya. Sebab ia telah menghambakan diri kepada Allah . Ia sosok yang “lemah lembut”." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Yang menjadi kecenderungan dan perhatian utama muridmu adalah bagaimana memenuhi selera dan hawa nafsunya. Bahkan ia merupakan pembuat makar yang mencari keuntungan pribadi di balik nasionalisme dan pengorbanan. Dengan makar dan kebusukannya, ia menuruti ketamakan dan kerakusannya. Yang ia cintai hanyalah dirinya sendiri. Bahkan untuk itu ia mau mengorbankan segala sesuatu." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Adapun murid al-Qur’an yang ikhlas dan tulus, ia adalah “sosok hamba”. Tetapi ia adalah hamba yang tidak mengabdi pada makhluk yang paling besar sekalipun. Ia merupakan hamba yang mulia. Ia tidak mau menjadikan surga—kenikmatan yang agung itu—sebagai tujuannya. Sebab ia telah menghambakan diri kepada Allah . Ia sosok yang “lemah lembut”." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
102. satır: 102. satır:
Yang menjadi kecenderungan dan perhatian utama muridmu adalah bagaimana memenuhi selera dan hawa nafsunya. Bahkan ia merupakan pembuat makar yang mencari keuntungan pribadi di balik nasionalisme dan pengorbanan. Dengan makar dan kebusukannya, ia menuruti ketamakan dan kerakusannya. Yang ia cintai hanyalah dirinya sendiri. Bahkan untuk itu ia mau mengorbankan segala sesuatu.
Yang menjadi kecenderungan dan perhatian utama muridmu adalah bagaimana memenuhi selera dan hawa nafsunya. Bahkan ia merupakan pembuat makar yang mencari keuntungan pribadi di balik nasionalisme dan pengorbanan. Dengan makar dan kebusukannya, ia menuruti ketamakan dan kerakusannya. Yang ia cintai hanyalah dirinya sendiri. Bahkan untuk itu ia mau mengorbankan segala sesuatu.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Adapun murid al-Qur’an yang ikhlas dan tulus, ia adalah “sosok hamba”. Tetapi ia adalah hamba yang tidak mengabdi pada makhluk yang paling besar sekalipun. Ia merupakan hamba yang mulia. Ia tidak mau menjadikan surga—kenikmatan yang agung itu—sebagai tujuannya. Sebab ia telah menghambakan diri kepada Allah . Ia sosok yang “lemah lembut”.
Amma Kur’an’ın hâlis ve tam şakirdi ise bir abddir fakat a’zam-ı mahlukata karşı da ubudiyete tenezzül etmez ve cennet gibi en büyük ve a’zam bir menfaati gaye-i ubudiyet yapmaz bir abd-i azizdir.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">