82.698
düzenleme
("Kesimpulannya, sikap berlebihan melahirkan perasaan tidak pernah cukup. Hal itu membuat seseorang enggan bekerja, menjadikannya malas, serta membuatnya selalu mengeluh dan menderita dalam hidup. Sebagai akibatnya, ia senantiasa merintih di bawah derita keluhan.(*<ref>*Ya, jika engkau menjumpai seorang yang berlebihan dan boros, engkau pasti akan mendengar banyak keluhan darinya. Meskipun kaya, pasti lisannya selalu mengeluh dan mengaduh. Sementara jika e..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Sebaliknya, hidup hemat membuahkan sifat qana’ah. Dan qana’ah itu sendiri melahirkan kemuliaan sebagaimana bunyi hadis Nabi:“Sungguh mulia orang yang qana’ah, dan sungguh hina orang yang tamak.”(*<ref>*Lihat: Ibnu al-Atsîr, an-Nihâyah fî Gharâib al-Hadîts, 4/114; dan az-Zubaidi, Tâj al-‘Ârûs, bagian (ع ن ق).</ref>)Selain itu, ia menumbuhkan rasa senang bekerja dan berusaha serta menambah semangat kerja." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
154. satır: | 154. satır: | ||
Kesimpulannya, sikap berlebihan melahirkan perasaan tidak pernah cukup. Hal itu membuat seseorang enggan bekerja, menjadikannya malas, serta membuatnya selalu mengeluh dan menderita dalam hidup. Sebagai akibatnya, ia senantiasa merintih di bawah derita keluhan.(*<ref>*Ya, jika engkau menjumpai seorang yang berlebihan dan boros, engkau pasti akan mendengar banyak keluhan darinya. Meskipun kaya, pasti lisannya selalu mengeluh dan mengaduh. Sementara jika engkau menjumpai orang miskin yang qana’ah, engkau tidak akan mendengar keluhannya. Yang ada, hanyalah pujian dan rasa syukur kepada Allah Ta’ala.</ref>)Selain itu, sifat merasa tidak cukup akan merusak keikhlasan seseorang dan akan membuka peluang bagi sifat riya dan kepura-puraan yang pada tahap selanjutnya akan menghancurkan kemuliaannya dan menjerumuskannya pada sikap meminta-minta. | Kesimpulannya, sikap berlebihan melahirkan perasaan tidak pernah cukup. Hal itu membuat seseorang enggan bekerja, menjadikannya malas, serta membuatnya selalu mengeluh dan menderita dalam hidup. Sebagai akibatnya, ia senantiasa merintih di bawah derita keluhan.(*<ref>*Ya, jika engkau menjumpai seorang yang berlebihan dan boros, engkau pasti akan mendengar banyak keluhan darinya. Meskipun kaya, pasti lisannya selalu mengeluh dan mengaduh. Sementara jika engkau menjumpai orang miskin yang qana’ah, engkau tidak akan mendengar keluhannya. Yang ada, hanyalah pujian dan rasa syukur kepada Allah Ta’ala.</ref>)Selain itu, sifat merasa tidak cukup akan merusak keikhlasan seseorang dan akan membuka peluang bagi sifat riya dan kepura-puraan yang pada tahap selanjutnya akan menghancurkan kemuliaannya dan menjerumuskannya pada sikap meminta-minta. | ||
< | Sebaliknya, hidup hemat membuahkan sifat qana’ah. Dan qana’ah itu sendiri melahirkan kemuliaan sebagaimana bunyi hadis Nabi:“Sungguh mulia orang yang qana’ah, dan sungguh hina orang yang tamak.”(*<ref>*Lihat: Ibnu al-Atsîr, an-Nihâyah fî Gharâib al-Hadîts, 4/114; dan az-Zubaidi, Tâj al-‘Ârûs, bagian (ع ن ق).</ref>)Selain itu, ia menumbuhkan rasa senang bekerja dan berusaha serta menambah semangat kerja. | ||
</ | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme