İçeriğe atla

On Dokuzuncu Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Ya, pengalaman dan kenyataan menunjukkan bahwa memba- yar zakat dan hidup hemat adalah faktor penyebab datangnya keber- kahan dan tambahan nikmat.(*<ref>*Lihat: ath-Thabrâni, al-Mu’jam al-Kabîr, 10/128; ath-Thabrâni, al-Mu’jam al-Ausath, 2/161; dan al-Baihaqi, as-Sunan al-Kubrâ, 3/382, 484.</ref>)Sebaliknya, hidup berlebihan dan keengganan membayar zakat merupakan faktor penyebab hilangnya keberkahan." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Aku telah menyaksikan berbagai bahaya nyata dan kerugian besar akibat hidup yang berlebihan dan tidak hemat. Hal itu kusaksikan secara konkret dalam wilayah yang luas sebagai berikut:Sembilan tahun yang lalu, aku mendatangi sebuah kota yang penuh berkah. Ketika itu sedang musim dingin sehingga aku tidak bisa melihat berbagai sumber kekayaan alam dan berbagai hal yang dihasilkan oleh kota tersebut. Mufti kota itu kemudian berkata ke- padaku, “Penduduk k..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
Etiketler: Mobil değişiklik Mobil ağ değişikliği
("Ya, pengalaman dan kenyataan menunjukkan bahwa memba- yar zakat dan hidup hemat adalah faktor penyebab datangnya keber- kahan dan tambahan nikmat.(*<ref>*Lihat: ath-Thabrâni, al-Mu’jam al-Kabîr, 10/128; ath-Thabrâni, al-Mu’jam al-Ausath, 2/161; dan al-Baihaqi, as-Sunan al-Kubrâ, 3/382, 484.</ref>)Sebaliknya, hidup berlebihan dan keengganan membayar zakat merupakan faktor penyebab hilangnya keberkahan." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
161. satır: 161. satır:
Aku telah menyaksikan berbagai bahaya nyata dan kerugian besar akibat hidup yang berlebihan dan tidak hemat. Hal itu kusaksikan secara konkret dalam wilayah yang luas sebagai berikut:Sembilan tahun yang lalu, aku mendatangi sebuah kota yang penuh berkah. Ketika itu sedang musim dingin sehingga aku tidak bisa melihat berbagai sumber kekayaan alam dan berbagai hal yang dihasilkan oleh kota tersebut. Mufti kota itu kemudian berkata ke- padaku, “Penduduk kami hidup miskin.” Ia berkali-kali mengulang perkataan tersebut. Mendengar hal itu, aku menjadi sangat tersentuh dan tergugah. Aku pun ikut merasakan kepedihan penduduk kota tersebut selama hampir enam tahun. Delapan tahun kemudian, aku kembali ke sana. Kebetulan saat itu musim panas. Kupandangi kebun-kebun yang ada di kota tersebut. Lalu seketika aku teringat dengan ucapan almarhum mufti di atas. Kuucapkan, “Subhânallah! Hasil panen kebun-kebun ini melebihi kebutuhan seluruh penduduk kota. Mereka sangat mungkin menjadi orang-orang kaya!” Aku pun terdiam heran. Namun beberapa saat kemudian aku mulai mema- hami hakikat sebenarnya yang tak bisa ditipu oleh kenyataan lahiriah. Yaitu bahwa keberkahan telah diangkat dari kota ini akibat pola hidup boros dan berlebihan serta tidak mau hidup hemat. Sehingga pantaslah kalau mufti tadi berkata, “Penduduk kami hidup miskin,” meskipun sumber kekayaan alam yang mereka miliki sangat banyak.
Aku telah menyaksikan berbagai bahaya nyata dan kerugian besar akibat hidup yang berlebihan dan tidak hemat. Hal itu kusaksikan secara konkret dalam wilayah yang luas sebagai berikut:Sembilan tahun yang lalu, aku mendatangi sebuah kota yang penuh berkah. Ketika itu sedang musim dingin sehingga aku tidak bisa melihat berbagai sumber kekayaan alam dan berbagai hal yang dihasilkan oleh kota tersebut. Mufti kota itu kemudian berkata ke- padaku, “Penduduk kami hidup miskin.” Ia berkali-kali mengulang perkataan tersebut. Mendengar hal itu, aku menjadi sangat tersentuh dan tergugah. Aku pun ikut merasakan kepedihan penduduk kota tersebut selama hampir enam tahun. Delapan tahun kemudian, aku kembali ke sana. Kebetulan saat itu musim panas. Kupandangi kebun-kebun yang ada di kota tersebut. Lalu seketika aku teringat dengan ucapan almarhum mufti di atas. Kuucapkan, “Subhânallah! Hasil panen kebun-kebun ini melebihi kebutuhan seluruh penduduk kota. Mereka sangat mungkin menjadi orang-orang kaya!” Aku pun terdiam heran. Namun beberapa saat kemudian aku mulai mema- hami hakikat sebenarnya yang tak bisa ditipu oleh kenyataan lahiriah. Yaitu bahwa keberkahan telah diangkat dari kota ini akibat pola hidup boros dan berlebihan serta tidak mau hidup hemat. Sehingga pantaslah kalau mufti tadi berkata, “Penduduk kami hidup miskin,” meskipun sumber kekayaan alam yang mereka miliki sangat banyak.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ya, pengalaman dan kenyataan menunjukkan bahwa memba- yar zakat dan hidup hemat adalah faktor penyebab datangnya keber- kahan dan tambahan nikmat.(*<ref>*Lihat: ath-Thabrâni, al-Mu’jam al-Kabîr, 10/128; ath-Thabrâni, al-Mu’jam al-Ausath, 2/161; dan al-Baihaqi, as-Sunan al-Kubrâ, 3/382, 484.</ref>)Sebaliknya, hidup berlebihan dan keengganan membayar zakat merupakan faktor penyebab hilangnya keberkahan.
Evet, zekât vermek ve iktisat etmek, malda bi’t-tecrübe sebeb-i bereket olduğu gibi; israf etmek ile zekât vermemek, sebeb-i ref’-i bereket olduğuna hadsiz vakıat vardır.
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">