İçeriğe atla

Yirmi İkinci Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Ya, sebagaimana kemuliaan yang dihiasi keimanan bukan sarana untuk memaksa, ia juga bukan merupakan sarana untuk melakukan penindasan. Sebab, pemaksaan dan kekerasan terhadap orang lain merupakan kekejian. Justru pendekatan yang mestinya dilakukan oleh mereka yang memiliki kemuliaan adalah bergaul di masya- rakat dengan sikap ketidakberdayaan (al-ajz), kefakiran (al-fakr) dan rendah hati (tawâdhu). Alhamdulillah, kehidupan kami telah dan masih sesuai de..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Jika engkau bisa, hilangkan keberadaan hati nurani dari diri manusia." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Ya, sebagaimana kemuliaan yang dihiasi keimanan bukan sarana untuk memaksa, ia juga bukan merupakan sarana untuk melakukan penindasan. Sebab, pemaksaan dan kekerasan terhadap orang lain merupakan kekejian. Justru pendekatan yang mestinya dilakukan oleh mereka yang memiliki kemuliaan adalah bergaul di masya- rakat dengan sikap ketidakberdayaan (al-ajz), kefakiran (al-fakr) dan rendah hati (tawâdhu). Alhamdulillah, kehidupan kami telah dan masih sesuai de..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
75. satır: 75. satır:
Jika engkau bisa, hilangkan keberadaan hati nurani dari diri manusia.
Jika engkau bisa, hilangkan keberadaan hati nurani dari diri manusia.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Ya, sebagaimana kemuliaan yang dihiasi keimanan bukan sarana untuk memaksa, ia juga bukan merupakan sarana untuk melakukan penindasan. Sebab, pemaksaan dan kekerasan terhadap orang lain merupakan kekejian. Justru pendekatan yang mestinya dilakukan oleh mereka yang memiliki kemuliaan adalah bergaul di masya- rakat dengan sikap ketidakberdayaan (al-ajz), kefakiran (al-fakr) dan rendah hati (tawâdhu). Alhamdulillah, kehidupan kami telah dan masih sesuai dengan pendekatan tersebut. Aku tidak mengatakan diriku memiliki kemuliaan. Tetapi aku berbicara untuk menceritakan karunia Allah kepadaku dan dengan niat bersyukur kepada-Nya.
Evet imanlı fazilet, medar-ı tahakküm olmadığı gibi sebeb-i istibdat da olamaz. Tahakküm ve tagallüb etmek, faziletsizliktir. Ve bilhassa ehl-i faziletin en mühim meşrebi, acz ve fakr ve tevazu ile hayat-ı içtimaiye-i beşeriyeye karışmak tarzındadır. Lillahi’l-hamd bu meşrep üstünde hayatımız gitmiş ve gidiyor. Ben kendimde fazilet var diye fahir suretinde dava etmiyorum. Fakat nimet-i İlahiyeyi tahdis suretinde, şükretmek niyetiyle diyorum ki:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">