77.975
düzenleme
("Ketiga: Ungkapan “tuntutan alam”. Dengan kata lain, sesuatu bersifat alamiah. Alamlah yang mewujudkan dan menuntut keberadaannya." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("“Para rasul itu berkata: Apa ada keraguan tentang Allah, Dzat Pencipta langit dan bumi?” (QS. Ibrâhim [14]: 10)." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
34. satır: | 34. satır: | ||
Ketiga: Ungkapan “tuntutan alam”. Dengan kata lain, sesuatu bersifat alamiah. Alamlah yang mewujudkan dan menuntut keberadaannya. | Ketiga: Ungkapan “tuntutan alam”. Dengan kata lain, sesuatu bersifat alamiah. Alamlah yang mewujudkan dan menuntut keberadaannya. | ||
Ya, selama segala entitas yang ada di hadapan kita dan keberadaannya sama sekali tak bisa dipungkiri serta karena setiap en- titas muncul ke dunia ini dengan sangat teratur dan penuh hikmah, maka entitas-entitas tersebut tidak bersifat qadim, tetapi baru. Oleh karena itu, wahai orang ateis, anda boleh jadi berpendapat bahwa: (1) Entitas tersebut—hewan misalnya—terwujud oleh sebab-sebab alam. Dengan kata lain, hewan tersebut menjadi ada sebagai hasil dari berkumpulnya sebab-sebab yang bersifat materi; (2) Atau, engkau berpendapat bahwa ia terbentuk dengan sendirinya; (3) Atau, ia muncul ke dunia karena tuntutan dan pengaruh alam; (4) Atau, engkau dapat berkata bahwa kekuasaan Sang Pencipta Yang Maha Berkuasa dan Agung itulah yang telah menciptakannya. | |||
Sebab menurut logika, hanya dari empat jalan inilah entitas tersebut bisa muncul ke dunia.Ketika secara tegas terbukti bahwa tiga jalan yang pertama mustahil, batil, dan tidak mungkin, maka dengan sangat nyata dan gamblang, jalan keempatlah yang benar. Jalan tersebut adalah jalan menuju keesaan Sang Pencipta yang bersifat pasti tanpa ada keraguan di dalamnya. | |||
< | <span id="Amma_Birinci_Yol_ki:"></span> | ||
== | ==Jalan Pertama:== | ||
Terwujud oleh sebab. | |||
Terbentuknya sesuatu dan penciptaan makhluk terjadi dengan terkumpulnya sebab-sebab Alam. | |||
Kami hanya akan menyebutkan tiga dari sekian banyak kemustahilan di dalamnya. | |||
'''Kemustahilan Pertama''' | |||
''' | Kami akan menjelaskannya dengan perumpamaan berikut: Sebuah apotek memiliki ratusan wadah dan botol berisi berbagai bahan kimia. Karena sebab tertentu, kita membutuhkan salep dan obat antibiotik. Ketika masuk ke apotek tersebut, kita menemukan banyak sekali salep dan antibiotik tersebut. Setelah dianalisa, salep itu tersusun dari bahan-bahan berbeda sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan. Ia terambil dari satu gram bahan ini, kemudian tiga gram bahan itu, sepuluh gram bahan yang lain, dan seterus- nya. Masing-masing diambil dengan ukuran yang berbeda-beda. Jika | ||
masing-masing ukurannya kurang atau kelebihan, maka khasiat dari salep tersebut akan hilang. | |||
Sekarang kita berpindah ke “obat antibiotik”. Kita teliti obat tersebut lewat pengamatan kimiawi. Ternyata, ia tersusun dengan komposisi tertentu yang diambil dari botol-botol kimia tadi sesuai dengan takarannya. Khasiatnya tentu akan hilang jika kita salah dalam mengukur sehingga bahan-bahannya sedikit berlebih atau berkurang.Dari uraian di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa bahan yang beraneka macam itu didatangkan dengan takaran yang berbe- da-beda sesuai dengan ukurannya. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme