İçeriğe atla

Yirmi Üçüncü Lem'a/id: Revizyonlar arasındaki fark

"Sama dengan contoh itu, ada yang masuk ke istana alam yang besar ini, yang jauh lebih teratur, lebih rapi, lebih indah, dan lebih megah daripada istana kecil di atas yang sebetulnya tidak bisa di- bandingkan dengannya. Setiap sisi-sisi alam menampakkan berbagai mukjizat mencengangkan dan hikmah yang istimewa. Ya, salah seorang naturalis-ateis yang mengingkari keberadaan Tuhan masuk ke dalam istana alam ini. Belum apa-apa ia langsung berpaling dari tanda-..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu
("Kakinya melangkah menuju salah satu sisi istana, dan tiba-tiba di situ ia menemukan sebuah buku acuan berisi rancangan rinci proses pembangunan istana. Selain itu, dituliskan pula di dalam- nya penjelasan mengenai benda-benda di dalamnya berikut aturan pengelolaannya. Meskipun buku tadi hanya semacam daftar isidi mana ia tidak ikut membangun dan memperindah istana, sebab tidak memiliki tangan untuk bekerja atau mata untuk melihat—tetapi hanya mempunyai..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
("Sama dengan contoh itu, ada yang masuk ke istana alam yang besar ini, yang jauh lebih teratur, lebih rapi, lebih indah, dan lebih megah daripada istana kecil di atas yang sebetulnya tidak bisa di- bandingkan dengannya. Setiap sisi-sisi alam menampakkan berbagai mukjizat mencengangkan dan hikmah yang istimewa. Ya, salah seorang naturalis-ateis yang mengingkari keberadaan Tuhan masuk ke dalam istana alam ini. Belum apa-apa ia langsung berpaling dari tanda-..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu)
151. satır: 151. satır:
Kakinya melangkah menuju salah satu sisi istana, dan tiba-tiba di situ ia menemukan sebuah buku acuan berisi rancangan rinci proses pembangunan istana. Selain itu, dituliskan pula di dalam- nya penjelasan mengenai benda-benda di dalamnya berikut aturan pengelolaannya. Meskipun buku tadi hanya semacam daftar isidi mana ia tidak ikut membangun dan memperindah istana, sebab tidak memiliki tangan untuk bekerja atau mata untuk melihat—tetapi hanya mempunyai kaitan dengannya, sesuai dengan isinya, serta sejalan dengan cara kerjanya—karena memang merupakan perlambang sunnatullah yang bersifat ilmiah—namun orang dusun itu kemudian berkata, “Buku inilah yang telah membangun, menyusun, dan mem- buat istana tersebut dengan indah. Dialah yang telah menghadirkan semua isi istana sekaligus mengaturnya secara rapi.” Dari pernyataan ini tampak dengan jelas betapa bodohnya orang dusun tadi.
Kakinya melangkah menuju salah satu sisi istana, dan tiba-tiba di situ ia menemukan sebuah buku acuan berisi rancangan rinci proses pembangunan istana. Selain itu, dituliskan pula di dalam- nya penjelasan mengenai benda-benda di dalamnya berikut aturan pengelolaannya. Meskipun buku tadi hanya semacam daftar isidi mana ia tidak ikut membangun dan memperindah istana, sebab tidak memiliki tangan untuk bekerja atau mata untuk melihat—tetapi hanya mempunyai kaitan dengannya, sesuai dengan isinya, serta sejalan dengan cara kerjanya—karena memang merupakan perlambang sunnatullah yang bersifat ilmiah—namun orang dusun itu kemudian berkata, “Buku inilah yang telah membangun, menyusun, dan mem- buat istana tersebut dengan indah. Dialah yang telah menghadirkan semua isi istana sekaligus mengaturnya secara rapi.” Dari pernyataan ini tampak dengan jelas betapa bodohnya orang dusun tadi.


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
Sama dengan contoh itu, ada yang masuk ke istana alam yang besar ini, yang jauh lebih teratur, lebih rapi, lebih indah, dan lebih megah daripada istana kecil di atas yang sebetulnya tidak bisa di- bandingkan dengannya. Setiap sisi-sisi alam menampakkan berbagai mukjizat mencengangkan dan hikmah yang istimewa. Ya, salah seorang naturalis-ateis yang mengingkari keberadaan Tuhan masuk ke dalam istana alam ini. Belum apa-apa ia langsung berpaling dari tanda-tanda ciptaan Allah yang bertebaran di hadapannya. Lalu ia mulai mencari sebab yang menciptakan alam di antara para makhluk. Ia pun menyaksikan berbagai aturan sunnatullah dan daftar penciptaan Tuhan yang secara sangat keliru disebut dengan “hukum alam” atau hukum kausalitas. Hukum alam tersebut laksana lembaran buku ca- tatan “perubahan dan pergantian” bagi qudrah ilahi.
İşte aynen bu misal gibi; hadsiz derecede misaldeki saraydan daha muntazam, daha mükemmel ve bütün etrafı mu’cizane hikmetle dolu şu saray-ı âlemin içine, inkâr-ı uluhiyete giden tabiiyyun fikrini taşıyan vahşi bir insan girer. Daire-i mümkinat haricinde olan Zat-ı Vâcibü’l-vücud’un eser-i sanatı olduğunu düşünmeyerek ve ondan i’raz ederek, daire-i mümkinat içinde kader-i İlahînin yazar bozar bir levhası hükmünde ve kudret-i İlahiyenin kavanin-i icraatına tebeddül ve tagayyür eden bir defteri olabilen ve pek yanlış ve hata olarak “tabiat” namı verilen bir mecmua-i kavanin-i âdât-ı İlahiye ve bir fihriste-i sanat-ı Rabbaniyeyi görür. Ve der ki:
</div>


<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr">