81.318
düzenleme
("'''Jawaban:''' Allah Sang Pencipta Yang Mahabijak telah menciptakan alam ini laksana sebuah pohon. Lalu Dia menjadikan para makhluk yang memiliki kesadaran sebagai buah sempurna dari pohon tersebut. Dia menjadikan manusia sebagai buah yang paling kompherensif di antara makhluk-Nya. Dia menjadikan syukur dan ibadah sebagai buah kehidupan manusia yang paling mulia. Bahkan, keduanya merupa- kan hasil dan tujuan penciptaannya.Mungkinkah Sang Penguasa Mutlak,..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Wahai teman yang telah meninggalkan paham naturalisme, bagaimana pendapatmu mengenai penjelasan yang baru saja kau dengar?Dia menjawab dengan berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memudahkan aku untuk mendapatkan jawaban atas dua keraguan di atas. Engkau telah memperlihatkan padaku dua dalil yang sangat kuat dan tak bisa dibantah mengenai keesaan Allah, Sesembahan Yang Haq, dan satu-satunya Dzat yang layak disembah. Cahaya matahari dan siang hany..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
208. satır: | 208. satır: | ||
Allah Sang Pencipta Yang Mahabijak telah menciptakan alam ini laksana sebuah pohon. Lalu Dia menjadikan para makhluk yang memiliki kesadaran sebagai buah sempurna dari pohon tersebut. Dia menjadikan manusia sebagai buah yang paling kompherensif di antara makhluk-Nya. Dia menjadikan syukur dan ibadah sebagai buah kehidupan manusia yang paling mulia. Bahkan, keduanya merupa- kan hasil dan tujuan penciptaannya.Mungkinkah Sang Penguasa Mutlak, Pemberi perintah Yang Tunggal, dan Dzat Yang Maha Esa yang telah menciptakan alam semesta untuk memperkenalkan Uluhiyah-Nya dan membuat Rububiyah-Nya dicintai, menyerahkan urusan manusia yang merupakan buah alam semesta kepada sebab-sebab yang ada, serta menyerahkan syukur dan ibadah yang merupakan buah kehidupan manusia kepa- da orang lain? Mungkinkah Allah membiarkan hasil penciptaan dan buah alam itu sia-sia begitu saja di mana hal tersebut bertentangan dengan hikmah-Nya? Sama sekali tidak mungkin. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.Lalu apakah Allah akan menerima sesuatu yang menyalahi hikmah dan Rububiyah-Nya dengan menjadikan sebagian sebab sebagai tujuan pengabdian makhluk? Padahal Dia telah memperk- enalkan diri-Nya sekaligus membuat semua makhluk mencintai-Nya dengan segala sikap dan kelembutan-Nya di alam ini. Lebih dari itu, bagaimana mungkin Allah akan membiarkan makhluk yang paling Dia cintai, paling sempurna dalam beribadah, dalam bersyukur, dan dalam memberikan pujian, kepada selain-Nya? Bagaimana mungkin Allah mengizinkan para makhluk untuk melupakan diri-Nya setelah dengan segala perbuatannya, Dia menampakkan tujuan-tujuan-Nya yang mulia di alam ini, yaitu mengenal, lalu mengabdi kepada-Nya? Sungguh hal itu tidak benar. Mahasuci Allah dari apa yang mereka katakan. | Allah Sang Pencipta Yang Mahabijak telah menciptakan alam ini laksana sebuah pohon. Lalu Dia menjadikan para makhluk yang memiliki kesadaran sebagai buah sempurna dari pohon tersebut. Dia menjadikan manusia sebagai buah yang paling kompherensif di antara makhluk-Nya. Dia menjadikan syukur dan ibadah sebagai buah kehidupan manusia yang paling mulia. Bahkan, keduanya merupa- kan hasil dan tujuan penciptaannya.Mungkinkah Sang Penguasa Mutlak, Pemberi perintah Yang Tunggal, dan Dzat Yang Maha Esa yang telah menciptakan alam semesta untuk memperkenalkan Uluhiyah-Nya dan membuat Rububiyah-Nya dicintai, menyerahkan urusan manusia yang merupakan buah alam semesta kepada sebab-sebab yang ada, serta menyerahkan syukur dan ibadah yang merupakan buah kehidupan manusia kepa- da orang lain? Mungkinkah Allah membiarkan hasil penciptaan dan buah alam itu sia-sia begitu saja di mana hal tersebut bertentangan dengan hikmah-Nya? Sama sekali tidak mungkin. Mahasuci Allah dari apa yang mereka persekutukan.Lalu apakah Allah akan menerima sesuatu yang menyalahi hikmah dan Rububiyah-Nya dengan menjadikan sebagian sebab sebagai tujuan pengabdian makhluk? Padahal Dia telah memperk- enalkan diri-Nya sekaligus membuat semua makhluk mencintai-Nya dengan segala sikap dan kelembutan-Nya di alam ini. Lebih dari itu, bagaimana mungkin Allah akan membiarkan makhluk yang paling Dia cintai, paling sempurna dalam beribadah, dalam bersyukur, dan dalam memberikan pujian, kepada selain-Nya? Bagaimana mungkin Allah mengizinkan para makhluk untuk melupakan diri-Nya setelah dengan segala perbuatannya, Dia menampakkan tujuan-tujuan-Nya yang mulia di alam ini, yaitu mengenal, lalu mengabdi kepada-Nya? Sungguh hal itu tidak benar. Mahasuci Allah dari apa yang mereka katakan. | ||
Wahai teman yang telah meninggalkan paham naturalisme, bagaimana pendapatmu mengenai penjelasan yang baru saja kau dengar?Dia menjawab dengan berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah memudahkan aku untuk mendapatkan jawaban atas dua keraguan di atas. Engkau telah memperlihatkan padaku dua dalil yang sangat kuat dan tak bisa dibantah mengenai keesaan Allah, Sesembahan Yang Haq, dan satu-satunya Dzat yang layak disembah. Cahaya matahari dan siang hanya bisa diingkari oleh orang sombong dan keras kepala.” | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme