80.820
düzenleme
("Wahai penderita sakit yang kehabisan kesabaran! Walaupun derita sakit itu telah memberikan rasa sakit, namun pada waktu yang sama ia juga memberikan kenikmatan jiwa yang muncul karena hilangnya penyakit yang telah berlalu disertai kenikmatan maknawi yang berasal dari pahala yang didapat atas upah penyakit tersebut. Masa yang datang sesudah hari ini, atau bahkan sesudah saat ini tidak memikul penyakit. Sudah pasti tak ada rasa sakit tanpa sebab." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Maka, selama tidak ada rasa sakit tak ada pula derita dan keluhan. Namun karena engkau mempunyai anggapan yang keliru, akhirnya kegelisahan menimpamu. Sebab, dengan berlalunya masa penyakit fisik, maka penderitaan masa tersebut juga lenyap, sedang yang tertinggal adalah pahala dan nikmat hilangnya penderitaan tersebut. Jadi, sungguh bodoh, bahkan gila, kalau setelah ini engkau masih mengingat penyakit yang sudah lewat, lalu merasa tersiksa dengannya. Seb..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
159. satır: | 159. satır: | ||
Wahai penderita sakit yang kehabisan kesabaran! Walaupun derita sakit itu telah memberikan rasa sakit, namun pada waktu yang sama ia juga memberikan kenikmatan jiwa yang muncul karena hilangnya penyakit yang telah berlalu disertai kenikmatan maknawi yang berasal dari pahala yang didapat atas upah penyakit tersebut. Masa yang datang sesudah hari ini, atau bahkan sesudah saat ini tidak memikul penyakit. Sudah pasti tak ada rasa sakit tanpa sebab. | Wahai penderita sakit yang kehabisan kesabaran! Walaupun derita sakit itu telah memberikan rasa sakit, namun pada waktu yang sama ia juga memberikan kenikmatan jiwa yang muncul karena hilangnya penyakit yang telah berlalu disertai kenikmatan maknawi yang berasal dari pahala yang didapat atas upah penyakit tersebut. Masa yang datang sesudah hari ini, atau bahkan sesudah saat ini tidak memikul penyakit. Sudah pasti tak ada rasa sakit tanpa sebab. | ||
Maka, selama tidak ada rasa sakit tak ada pula derita dan keluhan. Namun karena engkau mempunyai anggapan yang keliru, akhirnya kegelisahan menimpamu. Sebab, dengan berlalunya masa penyakit fisik, maka penderitaan masa tersebut juga lenyap, sedang yang tertinggal adalah pahala dan nikmat hilangnya penderitaan tersebut. Jadi, sungguh bodoh, bahkan gila, kalau setelah ini engkau masih mengingat penyakit yang sudah lewat, lalu merasa tersiksa dengannya. Sebagai akibatnya, engkau kehabisan kesabaran di saat seharusnya engkau merasa lapang karena ia telah sirna sementara pahalanya telah nyata. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme