80.942
düzenleme
("Maka, selama tidak ada rasa sakit tak ada pula derita dan keluhan. Namun karena engkau mempunyai anggapan yang keliru, akhirnya kegelisahan menimpamu. Sebab, dengan berlalunya masa penyakit fisik, maka penderitaan masa tersebut juga lenyap, sedang yang tertinggal adalah pahala dan nikmat hilangnya penderitaan tersebut. Jadi, sungguh bodoh, bahkan gila, kalau setelah ini engkau masih mengingat penyakit yang sudah lewat, lalu merasa tersiksa dengannya. Seb..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Adapun hari-hari yang akan datang, ia belumlah tiba. Bukankah sungguh bodoh kalau kita menyibukkan diri dari sekarang dengan memikirkan sebuah hari yang belum tiba, penyakit yang belum turun, dan penderitaan yang belum terjadi? Pikiran semacam itu hanya akan membuat kita kurang sabar sekaligus menghadirkan tiga hal yang tiada. Bukankah ini gila? Karena masa-masa sakit yang telah berlalu mendatangkan kegembiraan dan kesenangan, serta karena waktu yang aka..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
161. satır: | 161. satır: | ||
Maka, selama tidak ada rasa sakit tak ada pula derita dan keluhan. Namun karena engkau mempunyai anggapan yang keliru, akhirnya kegelisahan menimpamu. Sebab, dengan berlalunya masa penyakit fisik, maka penderitaan masa tersebut juga lenyap, sedang yang tertinggal adalah pahala dan nikmat hilangnya penderitaan tersebut. Jadi, sungguh bodoh, bahkan gila, kalau setelah ini engkau masih mengingat penyakit yang sudah lewat, lalu merasa tersiksa dengannya. Sebagai akibatnya, engkau kehabisan kesabaran di saat seharusnya engkau merasa lapang karena ia telah sirna sementara pahalanya telah nyata. | Maka, selama tidak ada rasa sakit tak ada pula derita dan keluhan. Namun karena engkau mempunyai anggapan yang keliru, akhirnya kegelisahan menimpamu. Sebab, dengan berlalunya masa penyakit fisik, maka penderitaan masa tersebut juga lenyap, sedang yang tertinggal adalah pahala dan nikmat hilangnya penderitaan tersebut. Jadi, sungguh bodoh, bahkan gila, kalau setelah ini engkau masih mengingat penyakit yang sudah lewat, lalu merasa tersiksa dengannya. Sebagai akibatnya, engkau kehabisan kesabaran di saat seharusnya engkau merasa lapang karena ia telah sirna sementara pahalanya telah nyata. | ||
Adapun hari-hari yang akan datang, ia belumlah tiba. Bukankah sungguh bodoh kalau kita menyibukkan diri dari sekarang dengan memikirkan sebuah hari yang belum tiba, penyakit yang belum turun, dan penderitaan yang belum terjadi? Pikiran semacam itu hanya akan membuat kita kurang sabar sekaligus menghadirkan tiga hal yang tiada. Bukankah ini gila? Karena masa-masa sakit yang telah berlalu mendatangkan kegembiraan dan kesenangan, serta karena waktu yang akan datang masih tiada, maka penyakit dan penderitaan tersebut sebetulnya tiada. | |||
Karena itu, wahai saudaraku! Janganlah engkau mencerai-beraikan kekuatan kesabaran yang Allah berikan padamu. Tetapi gabungkanlah semuanya untuk menghadapi penderitaan yang menimpamu pada saat ini. Kemudian ucapkan, “Yâ Shabûr” (Wahai yang Maha Penyabar) serta pikullah cobaan itu. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme