PENGANTAR TIM PENYUSUN

    Risale-i Nur Tercümeleri sitesinden
    Bu sayfa Giriş sayfasının çevrilmiş sürümü ve çeviri %98 tamamlandı.
    Diğer diller:

    Pertama-tama harus diakui bahwa buku biografi ini tidak dapat mencakup seluruh kehidupan Ustadz Said Nursi yang mulia. Terdapat banyak poin yang diringkas.

    Sebagian besar peristiwa dan kejadian yang menerangkan keistimewaan personalnya tidak disebutkan di sini. Ada banyak peristiwa dan kejadian yang mendukung pemikiran dan pendapat yang disampaikan. Penyederhanaan ini dilakukan semata-mata karena permintaan Ustadz Said Nursi yang tidak suka sejarah hidupnya dikemukakan secara rinci.

    Ada beberapa bab yang berkaitan dengan kepribadian Ustadz Said Nursi yang disampaikan sangat ringkas karena beberapa sebab, di antaranya: Ustadz Said Nursi mengungkapkan dalam kajian-kajian maupun surat-suratnya bahwa zaman ini adalah zamannya berjamaah, sehingga pengaruh keistimewaan dan kesempurnaan personal dalam rangka pengabdian keimanan tidak sebanding dengan pengaruh “sosok maknawi”. Sebab lainnya, Ustadz Said Nursi selalu mengingatkan tentang keharusan memperhatikan Risalah Nur yang bersumber dari al-Qur’an al-Karim daripada memperhatikan pribadinya yang fana, dan bahwa semua nilai dan keutamaan dimiliki oleh hakikat al-Qur’an yang termanifestasi dalam Risalah Nur. Sebab lain, ketika Ustadz Said Nursi mengetahui bahwa para muridnya sedang menyiapkan bahan untuk sejarah hidupnya, beliau menulis yang isinya, “Tidak perlu ditulis secara rinci. Tulislah bab-bab yang berkenaan dengan pengabdian Risalah Nur saja”.

    Oleh karena itu, kami lebih banyak mengemukakan berbagai tulisan dan kenangan yang mengungkapkan kondisi pada masa itu tentang surat-surat dan pembelaan yang terkait dengan pengabdian Risalah Nur daripada hal-hal yang berkaitan dengan pribadi beliau. Buku ini dengan bentuknya seperti ini merupakan rujukan hakiki bagi para peneliti dari kalangan Tullabunnur pada masa mendatang. Para sastrawan dan penulis yang terhormat akan menyusun sejarah hidup yang lebih baik, sempurna dan bermanfaat dengan merujuk buku ini, insya Allah.

    Dalam kesempatan ini kami ingin mengingatkan bahwa penyusunan buku ini tidak diserahkan kepada para sastrawan yang cenderung berlebihan tanpa dasar, dan tidak pula diserahkan kepada para penulis yang memiliki pendapat pribadi dan cara berpikir yang bermacam-macam.

    Buku ini terjauhkan dari semua itu, tanpa ada penyimpangan yang mengganggu. Juga harus diakui bahwa kami tidak dapat menyajikan penjelasan, ungkapan dan gaya bahasa yang layak dengan sifat-sifat Risalah Nur yang cemerlang, tidak pula dengan kehidupan Ustadz Said Nursi dan akhlaknya yang sejak awal hingga akhir adalah sebuah keberanian yang tiada tara dan budi luhur yang nyata.Mungkin satu pengabdian dari ribuan pengabdian universal yang dilakukan Ustadz Said Nursi, atau keberaniannya yang luar biasa dalam salah satu fase kehidupannya yang bermacam-macam, atau salah satu karya tulis peninggalannya, sudah cukup untuk menjadi motivasi bagi kami untuk menyiapkan penulisan sejarah hidup beliau secara lengkap. Maka bagaimana pula jika sejarah hidup beliau ini penuh dengan sifat-sifat tersendiri yang tak terhitung jumlahnya, penuh dengan akhlaknya yang mulia, penuh dengan pengabdian Quraninya, kegagahannya yang berdasarkan iman, penuh dengan karangannya yang berharga yang mencapai seratus tiga puluh karangan, penuh dengan pengabdian universal yang pengaruhnya tidak terbatas pada satu kota atau satu negeri tertentu, tetapi tersebar kedunia Islam bahkan ke seantero dunia, sehingga tidak diragukan jika sejarah hidup beliau seperti yang telah kita jelaskan ini tidak mungkin dapat dituangkan dalam sebuah buku seperti ini.

    Kami juga tidak dapat memperkenalkan manhaj, kondisi dan kepribadian Ustadz Said Nursi yang terdiri dari banyak sifat terpuji, baik dalam dirinya maupun dalam pengabdiannya. Karena hal itu mengharuskan kami untuk menemui setiap muridnya dan orangorang yang mengabdi kepadanya serta menyaksikan secara langsung berbagai sisi kehidupannya, mendengarkan tuturan setiap dari mereka secara langsung sehingga penyiapan sejarah hidup ini dapat dilakukan secara rinci.

    Dengan menelaah buku ini akan terlihat bahwa ada hakikat besar yang muncul dan perlu didokumentasikan, bukan untuk kepentingan Anatolia (Turki) atau dunia Islam saja, tetapi demi kepentingan umat manusia seluruhnya. Hakikat ini disebut “Pengabdian Iman Risalah Nur” dan “Badiuzzaman beserta Tullabunnur” yang menjadi universal dengan partisipasi seluruh lapisan masyarakat di dalamnya. Dalam sejarah hidup Ustadz Said Nursi ini akan tampak dengan nyata esensi hakikat dan kecenderungan ini, apa sumbernya dan apa tujuannya? Apa pengaruhnya bagi berbagai lapisan umat manusia? Apa pengaruhnya bagi kehidupan individual, sosial, material dan spiritual? Serta apa peranannya untuk masa mendatang dalam mewujudkan keamanan dan kebahagiaan kita sebagai umat atau bangsa?

    Pada akhirnya setiap individu akan merasa bahagia dan berterima kasih dengan adanya dakwah ini kecuali mereka yang seperti kalajengking yang senang meracuni dan memiliki jiwa anarkis.

    Mungkin ada yang bertanya, “Apakah sejarah hidup ini bertujuan untuk menonjolkan Ustadz Said Nursi sebagai pribadi super dan dipuji-puji melebihi tingkatan manusia?”.

    Jawabannya, Sama sekali tidak.

    Bagi orang yang mengenal hakikat dunia dan esensi hidup, ketenaran sementara, reputasi dan popularitas tidak ada nilainya. Orang yang mengenal hakikat tidak memperdulikan pujian berlebihan yang palsu dan fana. Dari sini, pribadi seperti Ustadz Said Nursi dianggap sebagai pahlawan spiritual yang agung. Kendati hidupnya sarat dengan berbagai kepahlawanan yang mengagumkan, terlihat bahwa beliau menjadi fana demi kebenaran seraya menjadi seorang yang mengorbankan kepentingan pribadinya sendiri. Beliau memproklamirkan dakwahnya yang suci dan menyelamatkannya dari ratusan aliran negatif pada masa sekarang serta dapat mengatasi berbagai rintangan yang sebesar gunung dengan pertolongan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa beliau melepaskan diri dari segala kepentingan pribadi yang fana dan menjadi seorang yang berkorban di jalan kebenaran.

    Ya, Ustadz Said Nursi membuat gerakan baru di dunia kemanusiaan dengan kegeniusan pribadinya dan pertolongan ilahi. Beliau mengorbankan semua potensi dan kepentingan pribadi untuk sebuah hakikat azali seraya menjadikan hakikat qurani yang berkuasa pada setiap masa sebagai dakwah baginya. Maka, kesempurnaan dan sifat-sifat luhur yang tampak pada kepribadian dan pengabdiannya itu tidak lain dari refleksi dakwah suci tersebut. Ketika sebuah lampu yang bercahaya diletakkan di antara ribuan cermin, cahayanya akan terpantul pada setiap lembar cermin itu sehingga sejumlah besar cahaya dihasilkan sebanyak jumlah cermin tersebut.

    Demikian halnya dengan Badiuzzaman. Beliau berpedoman dengan al-Qur’an al-Hakim yang merupakan matahari maknawi untuk semua makhluk di berbagai zaman dan dengan tuntunan Nabi Muhammad, penyampai agama yang jelas, yaitu agama Islam. Maka beliau menjadi wasilah munculnya Risalah Nur yang merupakan pantulan cahaya kedua sumber tersebut sehingga beliau hidup secara maknawi dalam akal, hati dan ruh ribuan bahkan jutaan orang yang mengambil cahaya dari karangan dan dakwahnya. Mereka mendapatkan kekuatan dan tambahan energi. Keberadaan beliau diterima dengan baik dan senantiasa diingat sepanjang masa sebagai pemikir agung dan insan teladan. Keluhuran dakwah inilah yang membuat ia hidup secara maknawi.

    Ya, Ustadz Said Nursi telah membentuk “sosok maknawi” (kepribadian kolektif) yang agung dari orang-orang mukmin yang rela berkorban dalam menghadapi berbagai aliran sesat. Beliau menjadi titik sandaran bagi orang-orang yang beriman dengan membuat benteng qurani dan imani yang kukuh. Beliau memperlihatkan keinginan kuat dan ketegaran dalam melakukan dakwah suci yang diyakininya sehingga menggerakkan hati orang-orang beriman seraya membangunkan perasaan dan semangat keislaman dalam ruh mereka. Beliau berusaha keras memperlihatkan dan mengarahkan pandangan orang-orang malang yang terpesona oleh materi yang fana kepada hakikat abadi yang tidak akan pernah mati.Kendati tugas beliau begitu agung, namun dari sisi manusiawi, beliau adalah seorang hamba mulia dan fakir yang tidak lepas dari keperluan. Beliau melihat dan mengetahui dari dirinya sendiri—melalui tugas ubudiyahnya—bahwa dirinya adalah orang yang paling banyak cacat, kekurangan dan kelemahan.

    Maka dengan ketidakberdayaan dan kefakirannya itu, beliau bersimpuh di depan pintu rahmat, memohon rahmat dan kebahagiaan untuk umat manusia. Beliaulah yang mengatakan: “Jika aku telah menyelamatkan iman satu orang, neraka Jahanam bagiku adalah taman bunga mawar”.

    Ustadz Said Nursi telah menunaikan tugas yang diketahui orang banyak.

    Kawan dan lawan telah memberikan kesaksian bahwa beliau tidak hanya telah berhasil menghancurkan berhala egoisme dan kesembongan pada dirinya saja, tetapi beliau telah berhasil menghancurkan berhala-berhala para penyembah alam yang dibuatnya menjadi berkeping-keping. Maka, jika beliau mendapat penghargaan dan penghormatan, semata-mata karena jasanya yang tiada tara itu.Dari tulisan di beberapa surat kabar yang terbit dari satu waktu ke waktu yang lain terbukti bahwa para musuh agama dan Islam tidak menghadapi Ustadz Said Nursi secara langsung, tetapi mereka pada umumnya menyerang beliau dari balik layar. Mereka melancarkan serangan kepada orang yang berkhidmat kepada agama dan tabah menghadapi berbagai kesulitan dalam menunaikan tugas sucinya itu. Para musuh agama dan Islam itu menjelek-jelekkan para pengabdi agama itu dalam pandangan banyak orang agar orang-orang menjauh dari mereka dan agar para hamba Allah yang tulus itu meninggalkan tugas sucinya. Dengan demikian, para musuh Allah ini berusaha mencegah agar Islam tidak berkembang. Mereka mempersiapkan suasana yang kondusif untuk upaya pengkafiran dan kebejatan akhlak. Jika kondisi seperti ini terjadi pada “era demokrasi”, pada masa dibolehkannya kebebasan beragama,(*[1])maka bayangkan bagaimana kondisi para agamawan khususnya orang-orang yang mengabdikan dirinya untuk kebangkitan Islam pada masa ketika lewat mimbar DPR dinyatakan bahwa agama adalah racun?!

    Di antara orang-orang yang menggiring Ustadz Said Nursi dan muridnya ke pengadilan pada masa lalu terdapat orang-orang yang bergerak di belakang layar hukum sesuai dengan ideologi destruktif mereka, didorong oleh kebencian dan kepentingan pribadi mereka. Seharusnya yang mereka lakukan adalah menjalankan tugasnya sebagaimana yang diamanatkan kepada mereka, bukannya menyerang Badiuzzaman dan muridnya dengan berbagai penghinaan dan fitnah seolah-olah mereka adalah para pengkhianat bangsa dan negara. Ketika pengadilan mengeluarkan keputusan yang membebaskan Ustadz Said Nursi dan muridnya dari segala tuduhan, sebagian orang yang berwenang untuk menerapkan undang-undang tidak segansegan menyebarkan kabar angin bahwa Badiuzzaman tidak lama lagi akan dieksekusi mati.

    Dari pembicaraan ini kami tidak bermaksud menyerang mereka, tetapi kami ingin menjelaskan fakta yang sebenarnya. Sebagian besar dari mereka dapat dimaafkan karena apa yang telah mereka lakukan itu dalam kondisi terpaksa. Apapun yang telah terjadi, perlakuan ini membuktikan bahwa ketika Badiuzzaman dimejahijaukan beberapa kali dan keputusan pengadilan dikeluarkan dengan benar, kaum ateis yang berada di balik semuanya itu dan organisasi-organisasi destruktif yang mendukungnya, ketika mereka tidak mampu membuktikan Ustadz Said Nursi ini melanggar hukum, ketika mereka tidak mampu menghentikan dakwahnya, mereka lalu menyebarkan fitnah keji dan propaganda tendensius yang dusta. Orang yang berpikiran adil, ketika menyaksikan realita yang menyakitkan itu tidak akan ragu mengatakan bahwa Ustadz Said Nursi adalah seorang ulama yang teguh dalam memperjuangan kebenaran.

    Dari sini, apa yang baru saja kami kemukakan adalah sepatutnya menjadi faktor penting yang mendorong tersebar luasnya penghargaan dan pujian terhadap Badiuzzaman dan Risalah Nurnya, dan upaya ini diharapkan berkelanjutan tanpa henti dan tidak dikritik. Yang bisa dilakukan oleh orang-orang yang mencermati sejarah hidup ustadz dan karya-karyanya hanyalah memberikan pujian dan penghargaan dengan penuh penghormatan.

    Secara khusus hal seperti ini terjadi pada sejumlah pakar dan lembaga peradilan yang menyeret Ustadz Said Nursi ke pengadilan guna membuktikan bahwa beliau telah melanggar hukum. Setelah mereka mempelajari sejarah hidupnya, mencermati buah karangannya, mereka membenarkan adanya kebaikan dan kesempurnaan dalam diri beliau. Dalam hal ini, pendapat dan ungkapan kalangan yang paling cerdas dan cermat dari bangsa ini serta mereka yang memiliki akal pikiran dan kalbu yang sehat tentang Ustadz Said Nursi dan Risalah Nurnya harus diterima sebagai sebuah hakikat besar yang dimulai sejak setengah abad yang lalu dan popularitasnya semakin hari semakin bertambah.

    Pertanyaan:selama Allah I Maha Mengetahui, sementara ilmu dan pujian-Nya sudah memadai; selama orang-orang yang telah mencapai kesempurnaan itu identitasnya lebih suka dirahasiakan; dan selama hakikat-hakikat itu kelak akan tersebar luas dengan terang benderang di alam baqa, mengapa kita berpanjang lebar dalam menyebutkan kebaikan dan kelebihan Risalah Nur serta pertolongan dan karunia Ilahi terhadapnya? Untuk apa pembicaraan tentang kesempurnaan dan taufik-taufik-Nya yang mengagumkan yang diperoleh Ustadz Said Nursi selama pengabdiannya terhadap al-Quran? Kemudian untuk apa pula disebarluaskan sehingga deskripsi kebaikan dan kelebihannya dimasukkan dalam banyak karangan ilmiah seperti ini?

    Jawaban:terdapat jawaban-jawaban yang memuaskan terkait pertanyaan seperti ini pada sebagian Risalah. Ringkasan salah satunya adalah bahwa pengabdian yang dilakukan Badiuzzaman melalui Risalah Nur adalah atas nama al-Qur’an al-Karim semata, sementara kelebihan, penghargaan dan yang sejenisnya disebutkan dengan tujuan untuk menyebar luaskan hakikat-hakikat iman, memperkuat kaum muslimin, memperteguh iman mereka dan selanjutnya guna meninggikan agama Islam, mencegah serangan-serangan desktruktif yang dilancarkan oleh musuh, menanam rasa puas hati yang mantap pada diri setiap orang, memproklamirkan kepada dunia bahwa agama Islam adalah intisari kesempurnaan material dan spiritual yang dapat dinikmati umat manusia.

    Ustadz Said Nursi terpaksa membela serangan-serangan zalim dan fitnah-fitnah keji yang dilancarkan para musuh yang baru saja kita bicarakan. Maka, beliau berbicara dan menjelaskan tentang karunia Ilahi yang diperoleh Risalah Nur dan pertolongan Rabbani yang terkait dengan pengabulan atas pengabdiannya. Itu semua dimaksudkan agar para muridnya yang lemah, fakir dan minoritas mendapatkan kekuatan spiritual, pertolongan yang bersifat gaib, motivasi, ketabahan dan ketegaran dalam menghadapi para penentang dan musuh yang kuat dan banyak itu.

    Simaklah apa yang diucapkan Badiuzzaman dalam salah satu suratnya yang dimasukkan dalam biografinya:

    “Saya akui bahwa bagaimana pun saya tidak pantas menjadi pengarang atas karya yang mendapat sambutan seperti ini, hanya saja jika kita sadari kekuasaan Ilahi, kebiasaannya dan fungsinya sebagai petunjuk terhadap keagungan kekuasaan tersebut, dari satu biji benih yang tampak tidak penting, Dia Maha Kuasa untuk menjadikannya pohon besar sebesar gunung. Saya tegaskan sambil bersumpah bahwa pujian terhadap Risalah Nur ini tidak lain dari penguatan, penetapan dan penyebaran hakikat al-Qur’an dan rukun iman”.Maka, rasa syukur yang tiada habisnya saya panjatkan kepada Allah Penciptaku Yang Maha Pengasih karena telah memelihara diriku dari rasa ujub, malah telah membuatku melihat segala cacat dan kekuranganku, sehingga saya pun tidak lagi memiliki keinginan untuk membuat orang lain mengagumi nafsu ammârah ini. Seseorang yang tengah menanti ajalnya di pintu kubur seraya membelakangi dunia yang fana, tentu ambisinya terhadap dunia yang bercampur riya hanyalah kerugian besar dan kedunguan yang meprihatinkan.Dengan kondisi rohani ini, saya memperlihatkan kebaikan Risalah Nur yang merupakan penerjemah hakikat-hakikat iman dan harta berharga milik al-Quran. Hakikat dan kesempurnaan yang ter�dapat di dalam Risalah Nur bukanlah milikku, tetapi milik al-Qur’an dan terpancar darinya. Selama diriku ini makhluk fana dan akan pergi, maka tidak boleh dan tidak layak ada sebuah buku dan sebuah karya yang bersi�fat abadi disandarkan kepadaku. Ya, khasiat anggur lezat tidak dicari pada tangkainya yang kering. Sementara aku adalah tangkai kering itu”(*[2]).

    Ya, ketika Ustadz Said Nursi memerlukan banyak bantuan, dorongan pemerintah dan bangsa, dukungan dalam pengabdiannya terhadap iman dan al-Qur’an melawan aliran-aliran ateisme, yang beliau peroleh adalah kebalikannya, yaitu berbagai fitnah, dusta dan tuduhan dengan maksud agar beliau dipenjarakan, karyanya diberangus dan orang-orang dijauhkan darinya. Maka, dalam kondisi seperti ini mau tidak mau beliau harus mempertahankan manhajnya yang benar, beliau harus mengatakan kebenaran guna membebaskan dirinya dari segala tuduhan dalam pengabdiannya. Bagaimana tidak, pengabdiannya itu berkenaan dengan kemulian al-Qur’an dan kedudukan Nabi Muhammad.Ya, beliau harus melakukan hal itu meskipun beliau mendapatkan penghinaan terhadap kepribadiannya. Beliau rela menghadapi hal-hal yang tidak nyaman untuk dirinya demi kebahagiaan orang banyak. Oleh karena itu, pujian dan penghargaan terhadap Risalah Nur yang dijelaskan dan disebarluaskan itu sepatutnya dilihat dari sisi ini. Jika tidak, maka hal itu akan merugikan pengabdian terhadap iman.

    Kita bukan berada pada zaman yang bergerak dengan pemikiran yang sempit dan terbatas. Kaum ateis berusaha sekuat tenaga menawarkan berbagai metode yang berbahaya, ideologi yang destruktif, kepribadian tokoh-tokoh palsu yang dipersembahkan kepada masyarakat yang dikelilingi lingkaran pujian dan sanjungan dengan tujuan dirinya dikagumi dan mendapat tepukan, sementara dirinya sama sekali tidak layak mendapatkan hal seperti itu. Tidak perlu jauh-jauh, jika para tokoh aliran ateisme yang hebat di seantero dunia diperkenalkan sebagai pahlawan besar, maka mengapa umat Islam tidak memuji agamanya yang benar itu? Mengapa mereka tidak mempublikasikan kesempurnaan dan keluhurannya? Mengapa karya yang merupakan refleksi al-Quran, menantang berbagai aliran ateisme pada masa sekarang, menunaikan pengabdian yang besar terhadap agama ini tidak dipuji? Mengapa pengarangnya yang terhormat, rendah hati dan rentan mendapat perlakuan sewenang wenang tanpa batas itu tidak dipuji?Sementara karangan yang dibuat dalam masalah ini bukan merupakan tema-tema teoritis yang abstrak, tetapi kebanyakannya adalah hakikat-hakikat yang dipublikasikan sebagai pembelaan dan jawaban terhadap dusta yang dilancarkan kepadanya.

    * * *
    

    Sejarah hidup Ustadz Said Nursi secara menyeluruh dan dengan memperhatikan pengabdiannya yang universal dikemukakan dalam dua periode besar:

    Periode pertama:Berisi pembahasan tentang kelahiran Ustadz Said Nursi, tumbuh kembangnya, pemerolehan ilmu, berdomisilinya di “Van”, kemudian kedatangannya di Istanbul. Setelah itu kehidupan politiknya, berbagai perjalanan yang ia lakukan, keikutsertaannya dalam Perang Dunia Pertama, penawanannya di Rusia, keanggotaannya dalam Dârul Hikmah al-Islamiyah di Istanbul, pengabdiannya dalam pasukan nasional, kedatangannya di Ankara dan aktitivitasnya dalam parlemen pertama di kota tersebut dan kembalinya ia ke Van untuk beruzlah.Periode ini dengan segala peristiwa dan episodenya yang berlangsung hingga Ustadz Said Nursi berusia lima puluh tahun dianggap sebagai mukadimah dan persiapan periode berikutnya di mana beliau menunaikan pengabdian besarnya yang kedua, yaitu “Pengab�dian terhadap iman dan al-Quran”.

    Periode kedua:Dimulai dengan diasingkannya Ustadz Said Nursi dari Van yang berada di Timur Turki di mana beliau tengah beruzlah, diasingkan ke desa terpencil Barla yang terletak di barat kota Isparta. Di desa ini beliau menjadi tawanan rumah. Dalam periode inilah Risalah Nur terbit dan tersebar.

    Dengannya Ustadz Said Nursi melakukan pengabdian iman dan jihad agama secara maknawi dengan segala ketulusan, pengorbanan dan kesetiaan serta dengan ketabahan, kewaspadaan dan kesederhanaannya yang luar biasa.Periode ini berlangsung lama dalam hidup Ustadz Said Nursi, semasa dengan runtuhnya Khilafah Usmaniyah akibat Perang Dunia Pertama, semasa dengan komunisme yang mulai memerangi agama samawi dijadikan sebagai dasar pemerintahan dan menghancurkan peradaban manusia di dunia, menguasai separuh bumi, menyebarkan ketakutan di seluruh pelosok dunia, mengancam negara kita dan menyeretnya ke ambang kehancuran spiritual. Periode ini merupakan rentang waktu yang perlu dikaji dengan seksama dan mendalam berkenaan dengan bangsa pejuang yang membawa panji al-Qur’an selama seribu tahun dan berkhidmat kepada Islam sepanjang masa.

    Ustadz Said Nursi ketika menyusun Risalah Nurtelah menyebutkan bahwa karangannya ini merupakan pantulan cahaya kemukjizatan al-Qur’an al-Karim, akan berguna dan bermanfaat untuk umat manusia secara keseluruhan, akan menjadi benteng penghalang berlandaskan al-Qur’an yang akan melindungi negara dan bangsa serta menentang gelombang ateisme dari negeri kita. Beliau juga telah menyebutkan bahwa pengabdian Risalah Nur ini akan tersebar luas dan bangsa Turki akan kembali menjadi balatentara Islam yang gagah berani dan siap mengorbankan segala-galanya.Ustadz Said Nursi juga telah mengatakan bahwa bangsa Turki akan meningkat secara material dan spiritual dan Islam akan memperoleh kekuatan yang besar di kemudian hari sebagai dampak dari penyebaran Risalah Nur serta dipublikasikan secara resmi, pengakuan dari masyarakat atasnya dan berpegang teguhnya Kementerian Pendidikan pada hakikat al-Quran.

    Risalah Nur ini adalah panji dan simbol. Ia merupakan rangkaian hakikat al-Qur’an yang terbit pada masa sekarang. Ia merupakan ungkapan tentang berpegang teguhnya bangsa kita yang asli dengan Islam yang merupakan kemanusiaan yang agung, ungkapan tentang kebangkiatannya dengan ruh baru, semangat iman yang membara dan kecintaan yang mendalam.Risalah Nur merupakan makna dari semangat keislaman yang menggelora dengan penguatan iman dan menjadikannya penentu hukum dalam menghadapi kondisi hidup yang telah berubah pada masa kini dan dalam menghadapi dunia baru dengan sistem dan kemolekannya.Risalah Nur merupakan pertanda tumbuhnya orang-orang yang cerdas yang bersedia berkorban, sementara hati mereka telah dipenuhi iman dan kecintaan terhadap Rasulullah, dan membanggakan dunia seisinya dengan kehormatan adanya keterikatan. Risalah Nur juga merupakan pertanda terhadap penampakan iman mereka yang kukuh, akhlak yang luhur dan kepahlawanan yang layak dengan masa lalu umat Islam.

    Badiuzzaman telah mendedikasikan dirinya terhadap hakikat-hakiat al-Qur’an al-Hakim yang berbicara kepada orang banyak dan mereka dapat mengambil pelajaran darinya. Badiuzzaman menafsirkan kitab suci itu dalam Risalah Nur dengan penafsiran langsung, tanpa dicampuri perasaan apapun dan kepetingan yang bersifat material atau spiritual, tanpa pengaruh kedudukan atau manhaj apa pun. Badiuzzaman menunaikan tugas penyampai pesan hakikat-hakikat kitab suci tersebut.Karyanya ini tidak dikhususkan untuk kelompok atau tingkatan tertentu, tetapi semua orang dapat mengambil manfaatnya. Buku biografi ini akan menggiring para pembacanya kepada Risalah Nur yang merupakan cahaya hikmah al-Qur’an pada masa sekarang dan mereka akan mengambil pelajaran darinya. Sementara itu, Ustadz Said Nursi sendiri tampak dalam biografinya ini sebagai seorang yang berusaha keras dengan rela berkorban dalam rangka berkhidmat kepada al-Quran, mengikuti sunnah Rasulullah , sehingga beliau merupakan contoh yang patut ditiru.

    Berdasarkan apa yang dipahami dari sebagian suratnya yang tercantum dalam buku biografinya ini bahwa pada masa dahulu

    Ustadz Said Nursi telah mencapai tingkatan yang tinggi dalam bidang filsafat, kemudian sampai kepada kebenaran dan hakikat dengan petunjuk al-Qur’an al-Hakim sehingga beliau menyusun sejumlah karangan guna menyelamatkan orang-orang yang terjerumus ke jurang keraguan dan ketidakpastian yang terdiri dari orang-orang yang menyibukkan dirinya dengan filsafat dan ilmu pengetahuan pada masa sekarang, dan guna menyelamatkan mereka dari keragu-raguan dengan dalil-dalil dan bukti-bukti rasional.

    Maka, jalan yang ditempuh Risalah Nur ini—dengan memperhatikan syarat-syarat kehidupan pada masa sekarang dan kondisi rohani manusia—adalah sebuah jalan al-Qur’an yang paling selamat, paling pendek dan paling umum. Dari pertama hingga terakhir Risalah Nur meniti jalan ilmu pengetahuan dan tafakkur. Individu-individu yang bekerja di berbagai bidang dalam kehidupan sosial mendapat manfaat besar dari Risalah Nur.

    Orang-orang yang telah memperoleh tafakkur imani dengan membaca dan mempelajari Risalah Nur, mereka akan memperoleh kebahagiaan besar dengan menjadikan pekerjaan dan tugas mereka di dunia ini sebagai sarana untuk kehidupan akhirat dan kebahagiaan abadi. Tidak diragukan bahwa para cendikiawan muda yang mengetahui hakikat agung dalam agama Islam, mereka akan bangkit mengabdikan diri pada agama yang benar dengan kebahagiaan yang tiada taranya dan mereka akan berusaha keras menyebarkan hakikat ini kepada umat manusia yang senantiasa mencari hakikat tersebut dan tidak pernah berhasil menemukannya.

    Ya, setiap orang yang berada dalam lingkaran tanggung jawab, baik itu seorang mahasiswa, profesor maupun anggota parlemen, adalah bertanggung jawab untuk memberikan pencerahan terhadap lingkungannya, dan tidak diragukan bahwa orang yang bertanggung jawab terhadap sebuah kota, wilayah atau bahkan sebuah negara dan bertanggung jawab untuk memberikan pencerahan, bimbingan, kebahagiaan dan keselamatannya, maka ia dituntut untuk bertindak lebih cerdas dan sadar.

    Ustadz Said Nursi dengan Risalah Nurnya telah memberikan kebaikan dan pengabdian yang sangat besar bagi bangsa ini dan beliau tidak pernah meminta imbalan apapun. Kendati keberadaan Risalah Nur ini mengundang pujian dan sanjungan terhadap diri pribadinya, beliau menerimanya atas nama Risalah Nur dan dianggapnya sebagai pertanda bahwa para pembacanya mengambil manfaat darinya.Yang diminta Ustadz Said Nursi dari bangsa dan dari generasi muda ini sebenarnya adalah agar mereka mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat dengan iman. Untuk itu, mereka diminta agar menjadikan Risalah Nur yang merupakan pelajaran al-Qur’an pada masa sekarang ini sebagai landasan, dipublikasikan di setiap tempat dan dipelajari hakikat-hakikat iman yang ada di dalamnya.Berulangkali Ustadz Said Nursi memberikan berita gembira dan peringatan bahwa Risalah Nur adalah satu-satunya solusi dalam menghadapi berbagai aliran yang mengancam bangsa dan negara.

    Maka, siapa saja yang ingin menafsirkan pengabdian ini yang penuh dengan ridha Ilahi dan mengarahkan kegiatan dan gerakannya untuk tujuan lain, maka berarti ia tidak memiliki basirah (pandangan dengan mata hati).

    Kebahagiaan hakiki yang dirindukan oleh esensi dan ruh manusia yang luhur tidak akan terwujud kecuali jika dicari dengan cara yang dijelaskan al-Qur’an dan hanya terdapat dalam cakrawala yang kemilau dengan keridhaan Allah Yang Maha Pengasih. Badiuzzaman memperlihatkan jalan dan cakrawala ini kepada umat manusia. Beliau menyatakan dan menetapkan bahwa umat manusia harus mengikuti kafilah nurani yang meniti jalan lurus.

    Dari karya yang kami susun ini, dengan segala kelemahan, kami ingin berkhidmat pada hakikat walaupun berupa tulisan sederhana dan kami publikasikan hari ini agar menjadi referensi bagi orang-orang bahagia yang mendapat pencerahan di kemudian hari. Kami berharap penyusunan biografi yang lebih mendalam dan lebih menyeluruh. Hanya kepada Allahlah kami mengharapkan taufik.

    وَ مِنَ اللّٰهِ التَّو۟فٖيقُ

    Hazırlayanlar


    KATA PENGANTAR ⇐ | Biografi Bediuzzaman Said Nursi | ⇒ BAGIAN PERTAMA

    1. *Maksudnya: Masa pemerintahan Partai Demokrat Turki pada dekade lima puluhan, seperempat abad setelah era yang disebut “Era Pembentukan Republik” di mana Turki dikenal sebagai negara yang memerangi agama dan segala simbolnya serta mempersempit ruang lingkup para pemeluknya—Tim Penerjemah.*Tim Penerjemah: Penerjemah dari bahasa Turki ke dalam bahasa Arab—Peny.
    2. *Al-Maktûbât, Surat Kedua Puluh Delapan, Persoalan Ketujuh—Tim Penerjemah.