78.339
düzenleme
("Musafir pesimis yang meniti jalan sebelah kiri itu setiap waktu berpotensi masuk ke dalam mulut ular. Karenanya, ia senantiasa mera- sa takut dan cemas. Sementara, musafir yang optimis tersebut diajak ke kebun indah yang memiliki beragam buah. Lalu, kalbu orang pesimis itu tercabik-cabik dalam rasa takut yang luar biasa, sementara orang yang optimis tersebut melihat segala sesuatu yang aneh sebagai sebuah pelajaran yang indah, rasa takut yang nikmat, dan..." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("Jika engkau membandingkan seluruh perbedaan di atas dan se- jenisnya, tentu engkau mengetahui bahwa nafsu ammârah milik orang pertama telah menghasilkan neraka maknawi dalam dirinya. Semen- tara yang kedua, lewat niat, prasangka, perangai dan pikiran baiknya mendapatkan limpahan karunia, kebahagiaan dan kebaikan." içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
40. satır: | 40. satır: | ||
Lalu, orang yang malang itu telah berbuat zalim kepada dirinya sendiri dengan cara menempatkan diri pada kegelapan dan ilusi yang pekat sehingga seolah-olah ia sedang berada di neraka lantaran tidak melihat berbagai hakikat yang demikian terang laksana siang dan berbagai kondisi indah. Karenanya, ia tidak layak mendapat rasa kasi- han dan tidak berhak mengeluh. | Lalu, orang yang malang itu telah berbuat zalim kepada dirinya sendiri dengan cara menempatkan diri pada kegelapan dan ilusi yang pekat sehingga seolah-olah ia sedang berada di neraka lantaran tidak melihat berbagai hakikat yang demikian terang laksana siang dan berbagai kondisi indah. Karenanya, ia tidak layak mendapat rasa kasi- han dan tidak berhak mengeluh. | ||
Kondisinya sama seperti orang yang berada di tengah-tengah orang yang dicintai pada musim panas di se- buah taman indah dalam satu pesta kebahagiaan. Namun karena tidak merasa puas dengannya, ia mereguk minuman keras hingga mabuk. Akhirnya ia berteriak dan merintih serta mulai menangis. Ia mengira dirinya sedang berada di puncak musim dingin. Ia juga mengira dirinya sedang lapar, telanjang, dan berada di tengah-tengah binatang buas. Nah, sebagaimana orang ini tidak layak dikasihani karena telah berbuat zalim kepada dirinya sendiri dengan menganggap temannya sebagai binatang buas, demikian pula dengan musafir malang di atas. | |||
Sebaliknya, orang beruntung tersebut melihat hakikat. Hakikat tersebut demikian indah. Dengan mengetahui keindahan hakikat yang ada, ia juga menghormati kesempurnaan pemilik hakikat sehingga layak mendapat kasih sayangnya. Dengan demikian, engkau dapat mengetahui salah satu rahasia ayat yang berbunyi: | |||
“Kebaikan yang kau terima berasal dari Allah. sementara, keburu- kan yang kau terima berasal dari dirimu sendiri.” (QS. an-Nisâ [4]: 79). | |||
Jika engkau membandingkan seluruh perbedaan di atas dan se- jenisnya, tentu engkau mengetahui bahwa nafsu ammârah milik orang pertama telah menghasilkan neraka maknawi dalam dirinya. Semen- tara yang kedua, lewat niat, prasangka, perangai dan pikiran baiknya mendapatkan limpahan karunia, kebahagiaan dan kebaikan. | |||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> |
düzenleme