77.975
düzenleme
("===Tingkat Keenam===" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
("------ <center> KALIMAT KEEMPAT BELAS ⇐ | Al-Kalimât | ⇒ KALIMAT KEENAM BELAS </center> ------" içeriğiyle yeni sayfa oluşturdu) |
||
(Aynı kullanıcının aradaki diğer 9 değişikliği gösterilmiyor) | |||
67. satır: | 67. satır: | ||
===Tingkat Keenam=== | ===Tingkat Keenam=== | ||
Ketika manusia dan jin memiliki potensi yang tak terhingga untuk berbuat buruk dan membangkang, maka keduanya mampu melakukan perbuatan yang melampaui batas secara tak terbatas. Kare- na itu, al-Qur’an mencegah jin dan manusia lewat retorika dan gaya bahasanya yang cemerlang, serta memberikan perumpamaan penting.Dengan itu, al-Qur’an memberikan ancaman keras kepada jin dan manusia untuk tidak melampaui batas sekaligus menghentak seluruh alam.Misalnya, firman Allah yang berbunyi: | |||
“Wahai golongan jin dan manusia, jika kalian sanggup menem- bus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka tembuslah! Kalian tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan. Maka nikmat Tuhan ka- lian yang manakah yang kalian dustakan? Kepada kalian dilepaskan nyala api dan cairan tembaga sehingga kalian tidak dapat menyelamat- kan diri (darinya).” (QS. ar-Rahmân [55]: 33-35).Perhatikan ancaman yang sangat keras pada ayat di atas! Bagaima- na ia menghancurkan sikap keras kepala jin dan manusia dengan re- torika yang menakjubkan. Ia mengumumkan kelemahan mereka serta menjelaskan tingkat kepapaan mereka dalam menghadapi keagungan kekuasaan-Nya dan keluasan rububiyah-Nya. Seakan-akan ayat terse- but dan ayat lain yang berbunyi (وَجَعَل۟نَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطٖينِ) ‘Kami jadikan bin- tang-bintang itu alat pelempar setan’, (QS. al-Mulk: 5) mengatakan hal sebagai berikut: | |||
“Wahai manusia dan jin, wahai yang tertipu dan membangkang, wahai yang berkubang dalam kelemahan dan kepapaan! Wahai yang keras kepala dan menantang dalam kefakiran dan kelemahannya. Bagaimana mungkin kalian berani menentang perintah Sultan Yang Mahamulia dengan pembangkangan kalian, sementara bintang, bulan, dan matahari menaati perintah-Nya laksana prajurit yang me- nunggu perintah. Sementara dengan sikap yang melampaui batas, ka- lian hendak menantang Sang Penguasa Yang Mahaagung di mana Dia memiliki prajurit yang patuh. Mereka mampu menembakkan peluru seukuran gunung. | |||
Dengan sikap kufur itu kalian sebenarnya sedang menunjukkan penentangan dalam kerajaan Penguasa Yang Mahaagung di mana ia memiliki sejumlah pasukan besar yang mampu menembak para mu- suh yang kafir meski sebesar bumi dan gunung dengan berbagai pelu- ru api dan serpihan bara sehingga menjadi hancur berkeping-keping. Lalu bagaimana dengan makhluk yang lemah seperti kalian? Kalian melanggar hukum yang tegas di mana ia terkait dengan makhluk yang dengan izin Allah mampu melemparkan peluru seperti bintang kepa- da kalian.” | |||
Ya, di dalam al-Qur’an al-Karim terdapat tekanan yang sangat penting. Ia tidak disebabkan oleh kekuatan musuh, tetapi kare- na sejumlah sebab lain. | |||
Misalnya untuk memperlihatkan keagungan uluhiyah dan menyingkap perbuatan musuh yang jahat. Lalu kadang kala ayat al-Qur’an memobilisasi sebab-sebab yang paling kuat untuk menghadapi sesuatu yang paling lemah. Ia mengaitkan antara kedua tanpa menafikan yang lemah. Hal itu guna menampakkan kesempur- naan tatanan yang ada, puncak keadilan, pengetahuan, dan kekuatan hikmah padanya. Misalnya Allah وَاِن۟ تَظَاهَرَا عَلَي۟هِ فَاِنَّ اللّٰهَ هُوَ مَو۟لٰيهُ وَجِب۟رٖيلُ وَصَالِحُ ال۟مُؤ۟مِنٖينَ وَال۟مَلٰٓئِكَةُ بَع۟دَ ذٰلِكَ ظَهٖيرٌ berfirman:“Jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, sesung- guhnya Allah adalah Pelindungnya dan (begitu pula) Jibril dan orang- orang mukmin yang baik. Selain dari itu, malaikat-malaikat adalah pe- nolongnya pula.” (QS. at-Tahrîm [66]: 4). | |||
Ayat di atas menjelaskan tingkat penghormatan yang pantas didapat Nabi x, sekaligus tingkat kasih sayang yang luas yang meli- puti seluruh hak istri. Penekanan di atas dengan kasih sayang menun- jukkan keagungan Nabi x di sisi Allah , serta urgensi pengaduan dua wanita yang lemah, serta sejauh mana perhatiannya terhadap hak mereka. | |||
< | <span id="Yedinci_Basamak:"></span> | ||
=== | ===Tingkat Ketujuh=== | ||
Sebagaimana kondisi malaikat dan ikan, terdapat perbedaan yang sangat jauh di antara bintang. Di antara bintang ada yang sangat kecil dan ada pula yang sangat besar. Semua yang bersinar terang di langit disebut dengan bintang. Demikianlah, salah satu jenis bintang | |||
berfungsi untuk menghias permukaan langit yang halus. Seakan-akan Tuhan Sang Pencipta Yang Mahaindah telah menciptakannya laksa- na buah yang bersinar terang dari pohon tersebut, laksana ikan yang bertasbih kepada Allah dari lautan yang luas, serta laksana ribuan kedudukan dari para malaikat-Nya. Selain itu, Dia menciptakan jenis bintang yang kecil sebagai alat untuk melempari setan. Meteor yang dikirim untuk melempar setan memiliki tiga makna: | |||
Pertama, ia merupakan lambang atau tanda adanya peperangan dalam wilayah wujud yang paling luas. | |||
Kedua, di langit terdapat para penjaga yang siap siaga dan taat. Meteor merupakan petunjuk dan pertanda ketidaksenangan prajurit Allah terhadap kedatangan makhluk bumi yang jahat dan upaya me- reka mencuri-curi informasi. | |||
Ketiga, meteor tersebut ibarat meriam dan panah api yang di- tujukan untuk mengancam mata-mata setan yang ingin mencuri in- formasi di mana ia merupakan manifestasi puncak kejahatan bumi. Ia juga ditujukan untuk mengusir mereka dari pintu-pintu langit agar langit yang bersih, di mana ia merupakan tempat makhluk yang suci, tidak menjadi kotor. Dengan demikian, setan tak bisa memata-matai untuk kepentingan pihak yang jahat. | |||
Wahai astronom yang bersandar pada akal yang terbatas di mana cahayanya tidak lebih dari cahaya kunang-kunang! Wahai yang menu- tup mata dari cahaya mentari al-Qur’an! Perhatikan berbagai hakikat yang dijelaskan oleh ketujuh tingkat di atas. Perhatikan dan cermati- lah secara sekaligus. Tinggalkan cahaya akalmu dan perhatikan makna ayat al-Qur’an dalam bingkai cahaya mukjizatnya yang sangat terang seterang matahari. Raihlah bintang sebuah hakikat dari langit ayat di atas. Lalu lempari setan yang berada di otakmu dengannya. Kami juga melakukan hal yang sama. Marilah kita sama-sama mengucap:“Tuhan, aku berlindung dari bisikan setan.”Argumen yang kuat dan hikmah yang meyakinkan adalah milik Allah. | |||
“Mahasuci Engkau. Tidak ada yang kami ketahui, kecuali apa yang telah engkau ajarkan pada kami. Engkau Maha Mengetahui dan Mahabijaksana”. | |||
< | <span id="On_Beşinci_Söz’ün_Zeyli"></span> | ||
== | ==LAMPIRAN KALIMAT KELIMA BELAS== | ||
<div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | <div lang="tr" dir="ltr" class="mw-content-ltr"> | ||
127. satır: | 103. satır: | ||
</div> | </div> | ||
< | Argumen al-Qur’an yang Membungkam Setan dan Sekutunya(*<ref>*Catatan: Lampiran “Kalimat Kelima Belas” tentang “Argumen al-Qur’an yang membungkam setan dan sekutunya” bisa dirujuk pada Pembahasan Pertama dari “Surat Kedua Puluh Enam” dalam buku al-Maktûbât.</ref>) | ||
</ | |||
------ | ------ | ||
<center> [[On Dördüncü Söz]] ⇐ | [[Sözler]] | ⇒ [[On Altıncı Söz]] </center> | <center> [[On Dördüncü Söz/id|KALIMAT KEEMPAT BELAS]] ⇐ | [[Sözler/id|Al-Kalimât]] | ⇒ [[On Altıncı Söz/id|KALIMAT KEENAM BELAS]] </center> | ||
------ | ------ | ||
düzenleme